KOMPAS.com – Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi mengatakan, perguruan tinggi yang menaunginya tersebut mengukuhkan delapan guru besar sekaligus.
Ia mengatakan, melalui pengukuhan tersebut UPI memberikan sumbangsih pemikiran dan karya terbaik pada bidang ilmu masing-masing dalam rangka pembangunan pendidikan bagi bangsa Indonesia.
“Pemikiran dan karya terbaik yang disampaikan dalam pengukuhan guru besar UPI merupakan tugas dosen dalam jabatannya sebagai guru besar atau profesor,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (18/9/2020).
Sebab, merujuk Undang-Undang (UU) Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.
Pengukuhan ini untuk mewujudkan pula amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Hal ini juga dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Termasuk, mengembangkan peserta didik menjadi manusia berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Adapun, penyelenggaraan pengukuhan guru besar digelar selama dua hari, yaitu pada Rabu-Kamis, 5-6 Agustus 2020.
Pada hari pertama, pengukuhan guru besar UPI mengangkat empat pemikiran, yaitu “Material Maju untuk Energi Baru dan Terbarukan” yang disampaikan Ida Hamidah dan “Fisika dan Lahirnya Revolusi Industri” disampaikan Andi Suhandi dan Agus Setiabudhi.
Lalu, ada pula “Fisika Sebagai Katalisator Perkembangan Teknologi dan Industri, serta "Upaya Agar Fisika dipahami Secara Mendalam oleh Siswa” yang disampaikan Parlindungan Sinaga.
Pada hari kedua, pengukuhan guru besar UPI mengangkat empat pemikiran, yaitu “Budaya Literasi Sekolah di Tengah Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi” disampaikan Riswanda Setiadi, “Biocommunicatio dalam Praktik Teknologi Pendidikan” disampaikan Deni Darmawan.
Kemudian, dilanjutkan dengan “Pendidikan Wacana di Era Hiperteks” yang disampaikan Dadang, “Diplomasi Indonesia-Perancis melalui Pengajaran Bahasa Perancis” yang disampaikan Indri Hardini.
Menyambut pengukuhan tersebut, Rektor UPI Solehuddin menyampaikan, UPI bekerja keras mewujudkan fungsi pendidikan tinggi.
Adapun fungsi tersebut yakni, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lalu menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia.
Sebagai informasi, pengukuhan guru besar UPI sendiri diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom untuk para peserta dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, keluarga, kolega serta masyarakat di Indonesia.
Sementara itu, para peserta pengukuhan kegiatan diselenggarakan di Gedung Achmad Sanusi yang mengikuti peraturan, ketentuan, dan standar protokol kesehatan pemerintah.
Aturan tersebut pun sesuai yang ditegaskan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan prinsip melindungi, menjaga kesehatan, dan keselamatan para pihak serta mencegah penyebaran Covid-19.
Tak hanya itu, pengkuhuan ini juga disiarkan secara langsung melalui media informasi dan media sosial UPI.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/09/18/144336571/sumbang-pemikiran-untuk-pembangunan-pendidikan-indonesia-upi-kukuhkan-8-guru