KOMPAS.com - Meski di tengah pandemi Covid-19, para alumni Erasmus di seluruh dunia tetap menyelenggarakan Erasmus Days secara virtual.
Tahun ini, Erasmus Days 2020 mengangkat tema "Act Today for Our Tomorrow". Erasmus Days sendiri adalah kegiatan para alumni penerima beasiswa Erasmus untuk memberikan inspirasi bagi para pelajar lainnya tentang manfaat beasiswa ini.
Menurut Hans Farnhammer, Kepala Kerjasama Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sumbangsihnya bagi Indonesia.
Diajak pecahkan masalah global
Tak hanya itu saja, kegiatan ini juga sekaligus mempromosikan program beasiswa Erasmus meski ditengah situasi pandemi.
"Kami percaya pada potensi dan kiprah ribuan alumni Erasmus di Indonesia untuk turut memecahkan masalah-masalah global," ujar Hans pada Erasmus Days 2020 secara virtual, Sabtu (17/10/2020).
Terkait tema, Hans menjelaskan bahwa isu perubahan iklim global menjadi sorotan di negara Eropa. Bahkan baru-baru ini EU meluncurkan Perjanjian Hijau Eropa (European Green Deal)
Yaitu sebuah rencana masa depan yang berkelanjutan dan bertujuan untuk menjadikan Eropa sebagai benua dengan iklim netral pada 2050.
"Peran generasi muda dalam mengatasi masalah lingkungan dan perubahan iklim sangatlah penting. Karena itu, Erasmus Days diharapkan menjadi momentum yang tepat dalam melakukan aksi nyata," terangnya.
Respon krisis perubahan iklim
Sementara Hanif Falah, Country Representative of Erasmus Mundus Association Indonesia mengatakan, isu lingkungan adalah isu yang sifatnya lintas sektor, dan lintas generasi.
Terutama bagi generasi, permasalahan ini sudah sangatlah mendesak. "Sehingga kami sepakat untuk mengambil fokus lingkungan sebagai tema dan gugahan aksi di peringatan Erasmus Days tahun ini," katanya.
Dia juga menyatakan bahwa Erasmus Days ini menjadi kesempatan untuk menggalang komitmen para alumni atau pemuda dari berbagai latar belakang pendidikan, profesi dan generasi, untuk merespon krisis perubahan iklim di Indonesia.
Sedangkan salah satu alumni Erasmus, Sekar Sari mengatakan, bahwa dirinya usai lulus kuliah Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada (UGM) kemudian memperdalam seni dan diplomasi budaya.
"Sejak kecil saya lahir dan besar di Yogya. Karena menjadi pusat seni budaya di Indonesia, Yogya dikenal dengan praktiknya. Tetapi saya berkeinginan memperdalam ilmu diplomasi budaya," ungkapnya.
Sekar yang juga aktris dan penari kontemporer tersebut menambahkan bahwa dirinya bersyukur bisa mendapatkan beasiswa S2 dari Erasmus.
Dikatakan, proses belajar di Choreomundus mendorong dirinya untuk bisa menggali lagi seni budaya khususnya melalui praktik seni peran dan seni tari.
Tak hanya itu saja, dia juga menggali ilmu beserta aspek di sekitarnya termasuk pengkajian seni budaya yang komprehensif dan menjadikan seni budaya sebagai strategi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Alumni Erasmus lebih dari 1.900
Perlu diketahui, lebih dari 1.900 mahasiswa Indonesia telah menuntaskan studi mereka di negara-negara Eropa melalui program beasiswa Erasmus.
Selain memberikan manfaat studi ke Eropa bagi mahasiswa Indonesia, beasiswa ini juga memberikan kesempatan bagi lebih dari 500 mahasiswa dan dosen asal Eropa untuk menempuh pendidikan jangka pendek atau mengajar di berbagai universitas di Indonesia.
Sedangkan Erasmus Plus adalah program Uni Eropa di bidang pendidikan, pelatihan, pemuda dan olahraga bagi mahasiswa, kandidat doktor dan dosen yang berminat untuk studi, mengajar atau melakukan penelitian di Eropa.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/10/17/174246771/erasmus-days-2020-pemuda-diajak-pecahkan-masalah-global