KOMPAS.com – Menyiapkan SDM menyambut bonus demografi, kualitas generasi muda perlu ditingkatkan secara optimal guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Organisasi We The Youth bersama PT Dyandra Promosindo mengatakan hal tersebut karena bonus demografi merupakan suatu kondisi saat jumlah penduduk berusia produktif (kurang kebih 15 hingga 64 tahun) lebih besar daripada penduduk berusia tidak produktif.
Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, bonus demografi terjadi sejak 2020 hingga 2035 karena pada masa tersebut jumlah penduduk usia produktif mencapai hampir 70 persen dari total penduduk.
BPS menambahkan, bonus demografi bagaikan pisau bermata dua bagi suatu bangsa.
“Keberadaan mereka (penduduk usia produktif) dapat menjadi bonus dari pergeseran demografi penduduk. Namun juga sebaliknya, dapat menjadi bencana apabila keberadaannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik,” tulis BPS dalam situs resminya.
Senada dengan BPS, Organisasi We The Youth bersama PT Dyandra Promosindo juga melihat bahwa bonus demografi memberikan banyak peluang dan juga tantangan.
“Meski memberikan banyak peluang, bonus demografi bisa menjadi tantangan mengingat pandemi yang ada dihadapan kita sekarang dapat menjadi ancaman kesehatan dan ekonomi bagi generasi muda Indonesia,” jelas mereka dalam keterangan resminya.
Maka dari itu, Organisasi We The Youth bersama PT Dyandra Promosindo membuat konferensi bertajuk “No Sleep For Weekend 2.0” sebagai sarana meningkatkan kualitas generasi muda dengan memberikan optimisme, inspirasi, dan sudut pandang baru.
Sarana diskusi saat pandemi
“No Sleep for Weeked 2.0” berjanji untuk menghadirkan dan menyediakan sarana dalam memberikan informasi mengenai isu-isu terbaru kepada masyarakat Indonesia, terutama generasi muda.
Head of Convention Dyandra Promosindo Abynprima Rizki menjelaskan, konferensi yang dilakukan secara daring ini bisa menjadi sarana berdiskusi dan medium belajar bagi generasi muda di tengah pandemi Covid-19.
“Ajang ini hadir sebagai medium belajar dan sarana bertemunya generasi muda, pelaku industri, akademisi hingga pemerintah untuk saling bertukar pendapat, pengalaman dan memicu optimisme generasi muda dalam menghadapi segala kemungkinan di masa depan,” ucap Abynprima pada Sabtu (31/10/2020)
Dalam pre-event “A Webinar Road to No Sleep For Weekend (NSFW) Online Conference 2.0”, Strategic Director We The Youth Reyhan Noor juga mengatakan bahwa peran generasi muda utnuk tetap optimis akan masa depan Indonesia sangat diperlukan.
“Melalui gerakan ini kami berkomitmen untuk terus menginspirasi generasi muda untuk memperluas pengetahuan dan jaringan mereka. Dengan jumlah generasi muda yang sangat banyak, kami harap dapat memberikan kontribusi yang lebih dalam memerangi pandemi ini,” tuturnya.
Adib Hidayat selaku jurnalis sekaligus pengamat musik turut hadir dan memberikan pandangannya dalam “A Webinar Road to NSFW Online Conference 2.0”.
Ia mengatakan, generasi muda harus bisa menemukan jati diri agar bisa menjadi ciri khas setiap karya yang akan dihasilkan untuk menjadi rekam jejak.
“Yang terpenting itu dalam setiap perjalanan generasi adalah karya. Karya akan menjadi warisan, rekam jejak dan pengingat di tiap industri dan tentu saja sampai ke ahli waris dan generasi berikutnya,” ungkap Adib.
Terlebih Lead Editor HAI Alvin Bahar menggarisbawahi bahwa dalam setiap tantangan, pasti ada peluang.
“Tantangan setiap generasi berbeda, terutama generasi muda Indonesia yang dihadapi banyak perbedaan dan kekayaan. Namun selalu ada peluang, seperti saat ini melalui berbagai channel seperti social media, anak mudah dapat dengan mudah menangkap dan menanggapi berbagai hal baru yang sedang viral,” jelasnya.
Nantinya, "No Sleep For Weekend (NSFW) Online Conference 2.0" akan diadakan pada 28 hingga 29 November 2020 dengan mengusung tema Where The Present and Future Collide.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/02/191154471/no-sleep-for-weeked-20-ajang-anak-muda-berbagi-siapkan-masa-depan