KOMPAS.com - Perkembangan dan semakin pentingnya teknologi membuat keterampilan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) semakin dibutuhkan.
Keterampilan dan pengetahuan ini sangat penting untuk mendukung Industri 4.0 di Indonesia, seperti yang diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Johnny G. Plate, diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dan perlu terus memberikan peluang untuk mengembangkan inovasi teknologi, mengatasi cybersecurity, dan berbagai peluang kerja lainnya di era digital.
Walaupun bidang-bidang tersebut semakin penting untuk pertumbuhan ekonomi maju, namun jumlah perempuan yang bekerja di bidang riset kurang dari sepertiga secara global.
Di Asia Timur dan Pasifik misalnya, persentase peneliti wanita turun menjadi hanya 23,9 persen, bahkan lebih rendah lagi di Asia Selatan dan Barat, yaitu sebesar 18,5 persen.
Ada ketimpangan gender yang besar dalam industri STEM, di mana hanya 30 persen angkatan kerja di sektor STEM adalah perempuan (BPS, 2017).
Tingkatkan peran perempuan di industri STEM
Sebuah studi yang dilakukan oleh UNESCO dan Korean Women's Development Institute bahkan mengungkapkan bagaimana mahasiswa perempuan di perguruan tinggi memiliki permintaan yang besar untuk mempelajari STEM.
Hal itu terlihat dari banyaknya jurusan seperti biologi, kimia, farmasi, kedokteran dan kedokteran yang didominasi oleh mahasiswi.
Sayangnya, minat yang tinggi terhadap STEM di dunia akademis ini tidak berdampak pada dunia kerja, karena perempuan yang aktif bekerja di bidang STEM masih sangat jarang.
Karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan investasi dalam pendidikan dan keterampilan anak perempuan di bidang STEM.
Investasi pada peningkatan keterampilan wanita untuk berkarier di bidang STEM diyakini akan menjadi langkah awal penting dalam memastikan Indonesia memiliki tenaga kerja kelas dunia yang akan mendorong sebuah ekonomi digital yang inklusif.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Mastercard, YCAB Foundation, bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperkuat komitmen untuk mendukung pendidikan STEM perempuan dan pemberdayaan perempuan di Indonesia melalui program Girls4Tech.
Tujuan dari program ini adalah untuk menginspirasi gadis-gadis Indonesia berusia 10-15 tahun untuk berkarier di bidang STEM.
Program ini memungkinkan anak perempuan belajar online dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Pelatihan online yang diawasi oleh para guru sebagai mentor ini akan berlangsung selama 3 tahun ke depan untuk menjangkau setidaknya 60.000 anak perempuan di Indonesia.
Country Manager of PT Mastercard Indonesia Navin Jain mengatakan, saat Indonesia bersiap untuk masa depan yang mengutamakan digital, sangat penting untuk mengatasi tantangan kesenjangan keterampilan pada tenaga kerja di tanah air.
"Program-program seperti Girls4Tech dan Mastercard Academy 2.0 akan menjadi sangat penting dalam menciptakan generasi pemimpin wanita selanjutnya yang akan meningkatkan kemampuan STEM di negara ini," paparnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (3/11/2020).
Kini, program pendidikan STEM Girls4Tech telah mencapai tujuan awalnya, yaitu mendidik satu juta anak perempuan.
Untuk itu, Mastercard menetapkan tujuan baru untuk program Girls4Tech, yaitu menjangkau lima juta anak perempuan di seluruh dunia pada tahun 2025.
Untuk meningkatkan program secara global, Mastercard telah membuat kurikulum Girls4Tech dengan mitra seperti Be Better China, Network for Teaching Entrepreneurship (NFTE), American India Foundation (AIF), R&A dan YCAB di Indonesia, Arus di Malaysia, Scholastic, dan lainnya.
Belajar STEM online gratis
Pada akhir Maret 2020, UNESCO memperkirakan bahwa lebih dari 89 persen populasi siswa di dunia tidak dapat masuk sekolah atau universitas karena pandemi COVID-19 dan penutupan sekolah-sekolah terkait, termasuk hampir 743 juta anak perempuan.
Untuk mendukung orang tua, pengasuh, guru, dan anak-anak yang harus menyesuaikan diri untuk belajar dari rumah, Mastercard memperluas akses gratis ke kurikulum Girls4Tech, melalui rangkaian sumber daya pendidikan kreatif online yang dirancang untuk melibatkan dan menginspirasi anak-anak berusia 8-12 tahun.
Melalui situs Girls4Tech Connect, guru dan orang tua dapat mengunduh pelajaran untuk membantu siswa mempelajari topik STEM termasuk enkripsi, deteksi penipuan, analisis data, dan konvergensi digital, dari rumah mereka atau di mana pun di seluruh dunia.
Pelajaran saat ini tersedia dalam bahasa Inggris, Cina, Hindi, Melayu, Arab, Spanyol, Portugis, Prancis, dan Polandia.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/04/184216471/girls4tech-dukung-perempuan-muda-indonesia-berkarier-di-bidang-stem