KOMPAS.com - Dosen Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia berhasil mengembangkan termometer otomatis yang bermanfaat melakukan screening Covid-19.
"Pada era normal baru, merupakan hal yang lumrah dilakukan pemeriksaan suhu. Pada umumnya menggunakan termometer gun atau handheld, yang mana membutuhkan seorang operator untuk mengoperasikannya," ujar Tomy Abuzairi, inovator termometer ini.
Tomy mengungkapkan, menurut penelitian termometer yang membutuhkan operator tersebut biasanya kurang optimal, karena tergantung subjektifitas dari operator.
Selain itu, jarak yang dekat dengan operator termometer juga menyebabkan operator rentan tertular Covid-19 dari pengunjung.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Tomy membuat terobosan dengan menciptakan termometer otomatis tanpa memerlukan bantuan operator.
Termometer otomatis tersebut dilengkapi dengan sensor jarak, sehingga ketika jarak orang yang ingin diukur suhunya sudah dekat, maka sensor suhu akan mulai mengukurnya.
Termometer itu dilengkapi dengan LED hijau dan merah untuk memberi tahu suhu tubuh.
Jika suhu tubuh normal maka LED hijau menyala, sedangkan jika suhu tubuh tinggi maka LED merah dan alarm menyala selama lima detik.
Tomy menambahkan selain dapat mendeteksi otomatis, alat itu juga didesain supaya memiliki harga terjangkau.
"Untuk pembuatan purwarupa alat ini, dibutuhkan biaya sekitar Rp 500.000," terang dia.
Termometer tersebut saat ini baru diimplementasikan di tempat-tempat percontohan dan dipantau fungsionalitasnya.
Uniknya, termometer tersebut dapat beroperasi selama dua hari tanpa perlu isi ulang baterai.
Inovasi termometer otomatis ini mendapat dukungan program Hibah Iptek bagi Masyarakat (IbM) 2020 dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia.
"Untuk kekurangannya sendiri, masih dari sisi casing yang masih menggunakan 3D printer, dan membuat harganya menjadi lebih mahal. Jika sudah diuji fungsionalitasnya dan terbukti baik maka ke depannya casing bisa diproduksi massal, sehingga harganya lebih murah," imbuh dia.
Selain inovasi teknologi penanggulangan Covid-19, Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia melalui Program Aksi UI untuk Negeri 2020 juga turut membagikan pelindung wajah bagi masyarakat yang tidak bekerja dari rumah, seperti pedagang kaki lima, petugas keamanan hingga juru parkir.
"Selama ini banyak yang menggunakan masker, namun tak sedikit yang tidak nyaman dengan penggunaan masker. Dengan pelindung wajah ini, dapat menjadi sarana untuk melindungi wajah dengan nyaman dibandingkan masker," kata Tomy.
Ke depan, selain pencegahan dengan menggunakan pelindung wajah, Tomy mengatakan perlu dilakukan screening dan tracing dari setiap orang di tempat publik.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/05/152029071/dosen-ui-kembangkan-termometer-otomatis-screening-covid-19