KOMPAS.com - Siswa Provinsi D.I. Aceh unjuk prestasi di ajang Kompetisi Sains Nasional atau KSN 2020. Hal ini sekaligus menjadi pembuktian, meski berada di ujung timur Indonesia, provinsi ini memiliki kualitas pendidikan tak kalah dengan provinsi lain.
Dalam KSN 2020 yang berlangsung secara daring 2-3 November 2020, sebanyak 898 pelajar SD dan SMP dari seluruh pelosok tanah air mengikuti ajang ini.
Salah satu siswa Fatih Bilingual School, M. Arif Khalfani Ismail, berhasil mempersembahkan medali emas dalam kategori IPA.
Medali ini merupakan medali emas pertama yang pernah diterima Kota Banda Aceh maupun Provinsi Aceh dalam ajang KSN IPA tingkat SMP.
Semangat di tengah pandemi
"Kita sebagai sekolah sangat bersyukur karena di tengah kondisi pandemi seperti ini para siswa, pendidik dan orangtua tidak kehilangan semangatnya untuk terus belajar," ujar Direktur Fatih Bilingual School, Nurhadi Hafman.
Nurhadi menegaskan, prestasi seperti ini sedikit banyak menjadi indikator kalau dunia pendidikan Aceh tidak turun semangat dan usaha untuk berkontribusi dalam bidang pendidikan, apapun kondisinya.
Alfa, sapaa akrab M. Arif Khalfani berhasil mematahkan segala rintangan meski dalam kondisi pandemi ini.
Dengan penuh semangat Alfa berhasil mempelajari berbagai materi-materi rumit KSN SMP dengan cara mengikuti berbagai pembinaan di sekolah maupun di luar sekolah secara daring.
Perjalanan Alfa sebagai salah satu siswa olimpiade di SMP Fatih Bilingual School sudah dimulai ketika dia kelas 7.
Tekad dan keseriusannya ditambah dengan bimbingan dan dukungan dari orang tua dan sekolah berhasil mengantarkannya kepada prestasi yang luar biasa di kelas 9 saat ini.
Fatih Bilingual School (FBS) sendiri yang berada di kota Banda Aceh sudah berdiri sejak 2005, pascatsunami yang melanda Serambi Mekah, sangat memperhatikan pembinaan bagi para siswanya terutama dalam bidang olimpiade.
Membangun karakter ilmiah
Siswa dipersiapkan sejak mulai bersekolah di FBS dengan cara diberikan kebebasan memilih klub yang mereka minati, dimana salah satunya adalah klub olimpiade.
Klub ini tidak hanya dilihat sebagai kegiatan ekstrakurikuler biasa, tetapi digarap dengan serius termasuk kurikulum dan sistem pembinaannya dipersiapkan dengan matang.
Bahkan di masa pandemi ini, Fatih Bilingual School dengan cepat beradaptasi semenjak program belajar dari rumah diberlakukan dengan melakukan pendidikan dan berbagai pembinaannya secara online.
"Menumbuhkan karakter ilmiah di tingkat pendidikan dasar (SD, SMP) memang menjadi tantangan tersendiri. Salah satu cara kami untuk menjawab itu dengan sistem yang bernama Diploma Track," terang Nurhadi.
Ia menjelaskan, setiap siswa yang lulus dari Fatih Bilingual School akan menerima salah satu dari 3 diploma sesuai capaian mereka selama bersekolah di sini. Salah satu indikatornya adalah berapa banyak kompetisi yang diikuti oleh siswa.
"Jadi, kami percaya mengikuti kompetisi adalah salah satu cara untuk menumbuhkan karakter tersebut. Kompetisi itu memberikan banyak pembelajaran dalam waktu dan materi yang lebih terfokus. Jadi memang tujuan utama mengikuti kompetisi bukanlah medali, tapi seberapa banyak pelajaran yang bisa mereka dapatkan," ungkapnya.
Hadi berharap, ke depan, ketika siswa sudah terbiasa menguji terori yang mereka pelajari di berbagai kompetisi, mereka secara otomatis akan lebih mudah dalam mengaplikasikannya juga dalam kehidupan sehari-hari.
"Sehingga karakter ilmiah akan terbentuk dengan sendirinya dan lebih tahan lama," tegasnya.
Hikmah di tengah pandemi
Fatih Bilingual School berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi para siswa di manapun terutama di wilayah Aceh.
"Pandemi pasti memiliki sisi hikmah di samping segala efek negatif yang kita rasakan sekarang," kata Nurhadi.
Nurhadi mengajak, dari pada fokus pada hal-hal apa yang sekarang tidak ada atau dibatasi karena pandemi, lebih baik fokus pada peluang apa dalam dunia pendidikan yang belum atau baru sedikit tersentuh.
Ia mengatakan, "banyak sekali peluang-peluang kolaborasi secara virtual di dunia pendidikan karena hikmah pandemi. Manfaatkan itu untuk belajar lebih baik lagi."
Selain itu, pandemi juga memunculkan banyak sekali kompetisi atau kegiatan yang bisa kita ikuti secara virtual.
Misal, jika dulu siswa Fatih Bilingual School ikut kompetisi di ITB maka biaya dan lainnya kadang menjadi kendala. Sekarang karena semua online kesempatan siapapun dari dari daerah manapun untuk ikut bergabung sangat terbuka lebar.
"Tiga hal tadi; kesempatan berkolaborasi, waktu, dan banyaknya plaform lomba adalah keberkahan. Manfaatkan itu, maka kita menjadi orang yang belajar di masa pendemi," pesan Nurhadi menutup pembicaraa.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/08/124413971/prestasi-emas-pertama-serambi-mekah-fatih-school-dorong-siswa-bangun