KOMPAS.com – Clarine Winarta, siswi Jakarta Intercultural School (JIS) membuat proyek sosial guna membantu kondisi ekonomi beberapa pelukis lokal Jakarta yang terkena dampak Covid-19.
“Kami, Stork Project, mulai membantu beberapa pelukis lokal Jakarta yang terkena dampak Covid-19 untuk bertahan selama pandemi ini,” kata Clarine pada Senin (9/11/2020) kepada Kompas.com.
Melalui Stork Project, Clarine membantu menjual hasil lukisan seniman-seniman melalui berbagai media, seperti kaus, celemek, dan tas. Ia menjelaskan, setiap seniman menghasilkan lukisan yang unik.
Dengan membeli produk dari Stork Project, pembeli turut membuat pelukis mendapatkan penghasilan.
Selain itu, Clarine menggunakan hasil penjualan Stork Project untuk membantu komunitas pelukis serta masyarakat yang membutuhkan.
“300 paket sembako sudah berhasil disumbangkan sampai saat ini,” rincinya.
Proyek yang baru dimulai sejak Juni 2020 ini berangkat dari kegemaran atau passion Clarine pada bidang seni.
“Ide untuk menolong seniman-seniman ini berawal dari passion saya untuk seni dan muncul ketika saya melihat banyak orang kesulitan mempertahankan hidup akibat dampak pandemi. Mereka tidak bisa mengadakan atau ikut pameran dan tidak bisa berjualan,” cerita Clarine.
Maka dari itu, Clarine membuat Stork Project sebagai wadah pelukis untuk menghasilkan karya dan mendapatkan penghasilan untuk menutupi kebutuhan dasar keluarganya sehari-hari.
Kesadaran sosial saat pandemi
Melihat aksi sosial Clarine, Kepala Jakarta Intercultural School Tarek Razik merasa bangga dan menilai upaya Stork Project sebagai kesadaran sosial yang luar biasa.
Tarek mengatakan bahwa dalam masa-sama sulit, kesadaran sosial menjadi penting.
“Ini (pandemi Covid-19) adalah masa-masa sulit, saat orang-orang berjuang dan menghadapi tantangan, kesadaran sosial dan pelayanan kepada orang lain adalah yang paling penting,” jelasnya pada Selasa (10/11/2020).
Maka dari itu, JIS memperbolehkan siswanya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dan empati terhadap orang lain dalam segala hal yang pelajar lakukan.
Pembelajaran terkait pelayanan telah menjadi komitmen JIS untuk diterapkan dalam kurikulum pada setiap tingkat kelas di sekolah.
“Kami mendorong siswa kami untuk mengambil apa yang mereka pelajari di kelas dan membuat perubahan positif di komunitas mereka dengan mengutamakan kebutuhan orang,” ujar Tarek.
Bukan hanya siswa yang mendapatkan pembelajaran tersebut, melainkan juga fakultas, staf, alumni, hingga komunitas orangtua.
Clarine pun berharap agar gerakan sosial Stork Project ini dapat menginspirasi pemuda lainnya untuk tergerak demi kesejahteraan masyarakat.
“Dengan berbagi ide ini, saya berharap untuk menginspirasi teman-teman kawula muda agar tergerak untuk membantu mempopulerkan dan bisa berusaha menjadi bagian dari kesejahteraan masyarakat sekitar yang masih banyak membutuhkan bantuan,” jabarnya.
Senada dengan Clarine, Tarek menghimbau jika dapat membantu dan memiliki ide positif, maka lakukan dan bertindaklah. Bagi Tarek, tidak ada usaha yang terlalu kecil.
“Tidak ada usaha yang terlalu kecil. Anda dapat mewujudkan hal-hal luar biasa dengan mengambil tindakan,” pungkasnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/12/112357271/bantu-ekonomi-seniman-saat-pandemi-siswa-jis-buat-proyek-sosial