Oleh: Redaksi M&C!
KOMPAS.com - Saat masih sekolah, voli adalah olahraga yang paling penulis benci. Bolanya keras, saat dipukul pun hanya membuat tangan sakit sementara bola tersebut bahkan tidak melambung ke area lawan.
Permainan voli di jam pelajaran Pendidikan Jasmani biasanya berupa dua tim yang saling melempar servis, tanpa ada satu pun yang mampu menerima bola dan meneruskan permainan dengan mulus. Sangat membosankan.
Bertahun-tahun kemudian sejak penulis lulus sekolah, munculah sebuah komik olahraga yang menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar komik Jepang. Ternyata komik tersebut tentang olahraga voli, berjudul “Haikyu!!”.
Penulis langsung merasa penasaran, karena sudah keburu punya kesan bahwa voli itu olahraga yang sulit dan membosankan, bagaimana bisa sebuah komik tentang voli mendulang kepopuleran yang luar biasa di antara penggemar?
Komik dunia voli
Haiky? dalam bahasa Jepang berarti voli. Komik “Haikyu!!” menceritakan perjalanan Shoyo Hinata, seorang remaja laki-laki yang sangat ingin bermain voli sejak kecil karena tak sengaja melihat sebuah pertandingan tingkat SMA di televisi.
Ia terpukau oleh seorang pemain yang dijuluki Raksasa Kecil, karena mampu melompat sangat tinggi meski berbadan kecil seperti Hinata. Sayangnya, ketika masuk SMP, sekolah Hinata tidak punya ekskul voli.
Meski begitu, Hinata tetap berusaha latihan dengan sumber daya seadanya, hingga ia mampu membentuk sebuah tim kecil saat naik ke kelas 3 SMP.
Akan tetapi, di pertandingan pertama saat turnamen tingkat SMP, tim Hinata kalah telak oleh tim sekolah yang dijagokan akan menjuarai turnamen. Di tim sekolah tersebut ada Tobio Kageyama, seorang setter jenius.
Kageyama frustasi saat melihat Hinata yang refleksnya luar biasa cepat, bisa melompat tinggi, tapi tekniknya sangat payah. Ia bertanya dengan marah, apa saja yang Hinata lakukan selama tiga tahun di SMP sampai bisa sepayah itu.
Tentu saja ini menyulut kemarahan Hinata. Di hari itu, Hinata mendeklarasikan bahwa suatu saat ia akan mengalahkan Kageyama.
Setelah itu, Hinata masuk ke SMA Karasuno, sekolah asal Raksasa Kecil yang dulu ia lihat di televisi. Meski tim voli Karasuno pernah ditakuti di turnamen, saat ini mereka dijuluki “Gagak yang Tidak Bisa Terbang” (karasu dalam bahasa Jepang berarti gagak) karena timnya lemah.
Akan tetapi, di hari pertama latihan, Hinata menemukan fakta bahwa Kageyama juga masuk Karasuno!
Secara garis besar, “Haikyu!!” banyak membahas voli dari sudut pandang Hinata, seorang pemula berbadan pendek yang punya refleks cepat, tapi masih harus banyak belajar teknik dasar voli agar bisa menjadi pemain kuat.
Supaya tim Karasuno bisa menembus turnamen nasional, Hinata harus bekerja sama dengan Kageyama untuk melakukan serangan super cepat yang akan menjadi salah satu senjata utama Karasuno.
Akan tetapi, “Haikyu!!” menyuguhkan segala teknik voli secara realistis, tapi di saat yang sama juga mampu menggambarkannya dengan sangat luar biasa.
Serangan super cepat Hinata dan Kageyama, contohnya. Pemain voli profesional Jepang pernah mencobanya dalam sebuah video promosi, dan menyatakan bahwa serangan tersebut mungkin untuk dilakukan, meski eksekusinya sangat sulit.
Para penggemar pun banyak mengunggah teknik yang dilakukan oleh para pemain profesional, sebagai bukti bahwa berbagai teknik di dalam “Haikyu!!” dibuat berdasarkan teknik yang benar-benar ada.
Komikus “Haikyu!!”, Haruichi Furudate, ternyata adalah seorang pemain voli saat masih sekolah. Furudate pernah menulis bahwa tujuannya membuat “Haikyu!!” adalah untuk menunjukkan bahwa sesungguhnya bermain voli itu sangat asyik.
Tujuan Furudate tampaknya berhasil, karena kepopuleran “Haikyu!!” di Jepang juga turut meningkatkan minat orang-orang terhadap olahraga voli.
Tidak hanya tentang voli, Furudate juga sukses memadukan keseruan latihan dan pertandingan voli dengan konflik para tokoh.
Sepanjang cerita, kita akan melihat kesulitan personal dari Hinata dan anggota tim Karasuno, bahkan anggota tim lawan yang sebagian besar bersahabat juga dengan Hinata di luar pertandingan.
Teknik dan problem realistis
Masalah yang mereka alami sangat dekat dengan yang mungkin kita rasakan saat bermain voli, misalnya benci menerima bola karena tangan jadi sakit, perasaan kompleks saat ingin menjadi kuat tapi di saat yang sama stres karena porsi latihan yang sangat berat, hingga keinginan sederhana untuk bisa bermain di lapangan di kesempatan apa pun.
Lalu ada satu karakter yang bertanya ke satu kelompok, kenapa mereka rela latihan mati-matian demi voli.
Padahal latihannya berat, kalau menang pun hadiahnya hanya kebanggaan, karena ketika mereka lulus, semua latihan voli ini tak akan ada gunanya kecuali mereka mau jadi atlet.
Jawaban yang dimunculkan oleh Furudate, lewat mulut karakter lain, sangat sederhana: “Mungkin kamu belum sesuka itu pada voli karena kamu masih belum jago.”
Tentu kalimat tersebut mengingatkan penulis pada pengalaman volinya saat masih sekolah. Penulis tidak bisa menerima bola, servis pun payah, jadi permainannya tidak berlanjut lama.
Jika permainan bisa berjalan lebih lancar, mungkin ceritanya akan berbeda. Sampai saat ini pun, penulis sesungguhnya masih tidak jago bermain voli, tapi bisa merasakan keseruan voli lewat sudut pandang Hinata yang pelan-pelan belajar menjadi pemain andalan di timnya.
Di Jepang sendiri, “Haikyu!!” sudah tamat di jilid 45. Saat ini versi terjemahan Bahasa Indonesia sudah diterbitkan oleh penerbit m&c! sampai jilid 23. Selain komik, cerita “Haikyu!!” sudah diadaptasi ke berbagai media lain seperti animasi, novel, sampai drama panggung.
Seri terbaru “Haikyu!!” bisa dibeli di https://www.gramedia.com/products/haikyu-fly-high-volleyball-23
https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/15/132443071/haikyu-pengalaman-seru-bermain-voli-di-tingkat-sma