Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Guru dan Orangtua Berkolaborasi Jaga Kesehatan Mental Anak Usia Dini

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 tak hanya dihadapi oleh orang dewasa saja. Tetapi, anak usia dini juga terdampak. Bahkan anak lebih rentan untuk stres akibat pandemi.

Sebab, usia dini adalah usia dimana anak senang bermain dengan teman-temannya. Namun karena pandemi, mereka dibatasi dalam bermain dengan teman-temannya dan hanya bermain di rumah bersama orang tuanya.

Karena itu, jangan heran dan kaget, berbagai survei menunjukkan banyak anak bosan dengan situasi pandemi ini.

Agar kesehatan mental anak usia dini tetap terjaga selama pandemi, maka pendidik atau guru dan orang tua harus berkolaborasi.

Pada webinar bertajuk "Mengelola Kesehatan mental AUD di masa pandemic Covid-19" yang digelar Paudpedia, pada Sabtu (14/11/2020), dikupas hal tersebut.

Guru dan orangtua kolaborasi

Menurut Santi Ambarrukmi, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) PAUD Kemendikbud, pendidik dan orang tua harus berkolaborasi untuk menjaga kesehatan mental anak usia dini.

"Proses pembelajaran berorientasi pada kualitas, tidak perlu menghabiskan kurikulum, tapi lebih pada kecakapan hidup sehari-hari. Orang tua sebaiknya fokus pada keunikan masing-masing anak dalam belajar," ujarnya seperti dikutip dari laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud, Senin (16/11/2020).

Jika anak merasa senang dan bahagia, maka kesehatan mentalnya terjaga. Tentu karena:

  • berada dalam lingkungan yang aman
  • merasa diperhatikan
  • disayang
  • dihargai
  • dipercaya oleh orang-orang dewasa di sekitarnya

Dampaknya, anak dapat belajar dengan baik, memecahkan masalah, dan bangkit dari situasi yang sulit, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan cara yang positif, serta memiliki hubungan yang baik dengan orang lain.

Tak hanya itu saja, menjaga kesehatan mental anak juga bisa dengan menghindarkan anak dari kejadian yang traumatis dan sedih.

Atau menghindari kejadian anak mudah marah yang berlebihan secara terus menerus, merasa sangat cemas, ketakutan, atau mimpi buruk.

"Tidak mudah menjaga Kesehatan mental anak usia dini, karena pendidik tidak melihat langsung tapi lewat orang tua," kata Santi.

"Sehingga komunikasi dan kolaborasi pendidik dan orang tua memegang peranan penting selama anak belajar di rumah," imbuhnya.

PAUD harus perankan fungsinya

Agar semua berjalan dengan baik, maka menurut Santi Lembaga PAUD diharapkan mengkombinasikan antara pengetahuan, teknologi, praktek, hingga matematika dalam proses pembelajaran.

Hal itu dilakukan guru dengan cara-cara yang bisa mengambil hati anak, sehingga si anak dapat menyerap apapun yang diberikan pendidik.

Jika Lembaga PAUD, pendidik dan orang tua memerankan fungsinya dengan semestinya, maka akan semakin besar kemungkinan anak menjadi orang yang berhasil di masa mendatang.

Namun terpenting, menurut Santi, biarkan anak usia dini melakukan apa yang disebutnya "Merdeka bermain". Yakni bermain dengan cara-cara yang membahagiakan, menyenangkan, ceria, dan menggembirakan.

Santi menambahkan, ketika situasi sudah normal, maka ketika di Lembaga PAUD anak usia dini bisa ditanamkan:

Ketika pandemi ini, orang tua bisa menanamkan karakter yang lain misalnya ditanamkan bagaimana:

  • menghargai lingkungan sekitar
  • menghargai binatang peliharaan, tumbuhan
  • menjaga kebersihan dan sejenisnya

https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/17/085601571/guru-dan-orangtua-berkolaborasi-jaga-kesehatan-mental-anak-usia-dini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke