KOMPAS.com – Tahun ini, Bank Dunia menerbitkan laporan yang berjudul “The Promise of Education in Indonesia" untuk memberikan 12 rekomendasi demi meningkatkan pendidikan di Indonesia.
Melalui konferensi virtual lewat aplikasi Zoom, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan bahwa Indonesia telah mencapai kemajuan yang pesat dalam bidang pendidikan selama 20 tahun terakhir.
Namun, Satu melihat bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum mencapai seluruh potensinya.
“Sumber daya manusia, akumulasi pengetahuan, keterampilan, kesehatan seseorang sepanjang hidupnya, sangat penting untuk kesuksesan Indonesia di masa depan,” lanjut Satu dalam laporan Bank Dunia yang diluncurkan pada Rabu (18/11/2020).
Selain itu, Indonesia juga masih mengalami tantangan dari segi waktu belajar anak-anak, ekonomi, kondisi fisik, hingga pandemi virus Covid-19.
12 rekomendasi Bank Dunia
Dalam laporan resmi Bank Dunia 2020, pemahaman mengenai seberapa banyak watu belajar yang dihabiskan anak-anak dan pemberian dukungan berdasarkan kebutuhan pelajar merupakan fokus dari rekomendasi utamanya.
“Rekomendasi tersebut dapat menjadi cara yang lebih permanen untuk meningkatkan pengajaran,” tulis Satu.
Bukan hanya itu, laporan Bank Dunia 2020 memberikan 12 pilihan untuk pemerintah Indonesia memerkuat reformasi pendidikan dan meningkatkan hasil pembelajaran semua siswa Indonesia.
Perumusan dan pemberian rekomendasi dari Bank Dunia 2020 merupakan panduan yang berbasis pada bukti sebagai informasi dalam proses pertimbangan oleh seluruh pemangku kepentingan di masa depan Indonesia, termasuk pembuat kebijakan, pelaksana, guru, siswa, dan orang tua.
Berikut ini merupakan 12 rekomendasi yang Bank Dunia berikan kepada pemerintah Indonesia melalui laporan resminya.
Pentingnya tingkatkan pendidikan Indonesia
Mengingat mulai tahun ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa akan terjadi bonus demografi, maka pemerintah harus memberikan kebijakan yang tepat untuk memastikan Indonesia dapat memeroleh manfaat dari fenomena ini.
Bonus demografi merupakan kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15 hingga 64 tahun) lebih banyak dibanding anak-anak dan lansia.
Dengan kondisi demografi tersebut, negara mendapatkan ‘bonus’ atau keuntungan dalam sektor ekonomi karena adanya peningkatkan pendapatan per kapita (rata-rata pendapatan penduduk suatu negara).
Potensi ini dapat hilang apabila jumlah populasi kaum muda yang bersekolah mengalami penurunan maupun pelajar tidak mendapatkan sistem pendidikan dengan kualitas terbaik.
Maka dari itu, pemerintah harus menyiapkan sumber daya manusia yang baik lewat pemberian pendidikan berkualitas untuk menciptakan angkatan kerja yang produktif demi keuntungan ekonomi negara.
Terlebih puncak dari bonus demografi ini diperkirakan terjadi pada 2020 hingga 2030.
Satu pun berharap agar rekomendasi dari Bank Dunia dapat menciptakan masa depan Indonesia lebih baik.
“Semoga rekomendasi ini bermanfaat bagi pembuat kebijakan, praktisi, guru, siswa, dan orangtua. semua pemangku kepentingan, demi masa depan Indonesia yang lebih baik lagi,” tutup Satu.
Dalam pertemuan virtual yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengucapkan terima kasih atas segala rekomendasi dari Bank Dunia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/19/105030671/12-rekomendasi-bank-dunia-untuk-pendidikan-indonesia