KOMPAS.com - Usai purnabakti, seseorang akan menjadi pensiunan. Tentu, masa pensiun merupakan masa yang indah untuk dijalani.
Karena, seorang pensiunan tidak lagi memikirkan pekerjaan pokok. Sehingga tinggal menikmati masa pensiun dengan hidup yang lebih baik lagi.
Hanya saja, menjadi pensiunan akan mengalami beberapa masalah atau muncul kekhawatiran. Sebab, tak ada lagi aktivitas yang biasa dilakukan seperti dulu.
Agar menjadi pensiunan yang bahagia, seorang trainer yang juga alumnus IPB University dari Fakultas Pertanian Ir. Jamil Azzaini, MM., membagikan tips yang baik.
Melansir laman IPB University, Selasa (1/12/2020), Jamil Azzaini memberikan tips bahagia pada Pelatihan Purnabakti Tahun 2020 bagi peserta (pendidik dan tenaga kependidikan IPB University) yang akan pensiun.
Pelatihan yang digelar beberapa hari lalu tersebut bertemakan "Semakin Bahagia dan Produktif di Usia Pensiun".
"Masa pensiun merupakan masa yang indah untuk dijalani, dimana pemaknaan spiritual mulai terasa," ujarnya.
Kebahagiaan adalah pilihan pribadi
Ternyata, ia sendiri telah membuktikan hal tersebut setelah lama berinteraksi dengan klien-klien dari kalangan staf biasa hingga direksi berbagai perusahaan.
Dikatakan, pada masa pensiun, sering ditemukan kekhawatiran berupa:
"Bila tidak dikelola dengan baik maka akan membuat diri semakin lemah dan rapuh," ungkapnya.
Untuk itu, diperlukan ilmu untuk bahagia karena penuaan merupakan sebuah keniscayaan. Berdasarkan pengalamannya dari tahun 1999, ia pastikan bahwa kebahagiaan adalah pilihan pribadi.
Seorang yang sedang berada di masa pensiun harus membiasakan diri untuk berkomunikasi dan berdiskusi pada hal-hal yang masih berada di bawah kendali diri.
Misalnya seperti respon, pikiran dan tindakan, sehingga tidak akan menyerahkan kebahagiaan diri pada persepsi orang lain.
Cara dapat kebahagiaan
Adapun cara mendapatkan kebahagian tersebut dapat diraih dengan mengembalikan manusia pada takdir terbaiknya yaitu sukses mulia.
Yaitu kesuksesan yang diperoleh oleh individu yang dijadikan sumber manfaat bagi orang-orang di sekitar. Atau berbagi kesuksesan kepada lingkungan sekitar.
Ternyata, ia sendiri telah mempraktikkan kebiasaan tersebut selama hidupnya. Kebiasan yang perlu ditumbuhkan atau behavior shifting di masa pensiun yakni:
1. Penguatan emosi
Penguatan emosi diperlukan karena sebagian besar pensiunan dapat mudah merasakan emosi yang tidak stabil maupun post power syndrome.
Cara menghadapi hal tersebut yakni dengan membiasakan diri mengobrol dengan diri sendiri dan menjawab kebutuhan emosi diri.
2. Memiliki growth mindset
Memiliki growth mindset sendiri dapat berupa mudah menerima tantangan sebagai pelajaran baru. Selain itu dalam menghadapi hambatan, seseorang akan tahan terhadap rintangan dan jarang mengeluh.
Di sisi lain juga berkeinginan memiliki keahlian baru hingga ahli, senang menerima feedback sebagai pembelajaran memperbaiki diri serta mempelajari rahasia kesuksesan dari orang lain.
3. Memperbanyak energi positif
Memperbanyak energi positif saat pensiun dapat berimplikasi pada hukum kekekalan energi. Dimana jumlah usaha di masa depan akan sebanding dengan hasil usaha yang diperoleh.
Bila usaha yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang diterima, maka mengimplikasikan bahwa tabungan energi yang dimiliki tidak sesuai.
Tabungan energi tersebut merupakan bentuk tak tampak yang disimpan di alam yaitu berupa tabungan kebaikan. Bila kegagalan terus terjadi, maka diperlukan introspeksi diri misalnya dalam hubungan dengan keluarga dan teman.
Tabungan energi tersebut tidak akan pernah hilang dan akan kembali dalam bentuk yang tidak terduga.
"Jika menabung energi negatif, maka kita akan mendapatkan energi negatif tersebut kembali dan sebaliknya bila menabung energi positif. Sehingga penting bila di masa pensiun untuk menabung kebaikan atau hal-hal positif," jelasnya.
Tak hanya itu saja, berbuat kebaikan di masa pensiun dapat meningkatkan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup tersebut diperoleh karena kebaikan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko terkena penyakit kronis dan menjadikan diri awet muda.
Menariknya lagi, menjadi orang yang mulia dapat meningkatkan rasa keberhargaan diri dan kepercayaan diri. Selain itu, kehadiran diri di muka bumi akan terasa lebih berarti sehingga akan meningkatkan rasa syukur.
"Di samping itu dapat membangun lingkungan yang baik, menghilangkan stres dan depresi, serta menghadirkan keberuntungan hidup," tandasnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/02/123347771/jadi-pensiunan-ingin-bahagia-ini-tips-dari-alumnus-ipb-university