KOMPAS.com - Anak kecil sering merasa takut jika sendirian. Apalagi di malam hari yang gelap, perasaan takut pada anak akan muncul.
Sebenarnya, takut adalah suatu kondisi perasaan cemas berlebihan yang memberikan dampak kekhawatiran pada diri sendiri.
Perasaan takut terjadi karena hadirnya suasana, obyek, dan orang lain yang tidak diharapkan dan selalu ditiadakan oleh anak.
Sumber rasa takut ini adalah pengalaman anak yang tidak mengenakkan, cerita orang lain yang membuat asosiasi takut, serta menyaksikan kejadian yang memberikan dampak takut pada diri sendiri.
Artinya, takut adalah suatu kondisi perasaan yang akan selalu dialami oleh anak-anak.
Pertanyaannya adalah bagaimana menyikapi dan mengatasi perasaan takut yang dialami oleh anak? Yang sering terjadi adalah, saat anak-anak sedang merasakan takut, orangtua justru menyalahkan anak.
Apalagi, jika rasa takut itu muncul karena hal sepele yang dianggap orangtua agar anak tidak seharusnya takut. Sikap salah yang sering dilakukan orangtua tampak dari ekspresi kata-kata yang diucapkan.
Misalnya, "Ah, kamu penakut, sama semut saja takut", "Jangan penakut, hantu itu tidak ada", dan "Ayo minum obat. Sama obat saja takut".
Ungkapan-ungkapan demikian menunjukkan sikap orangtua yang menyalahkan anak dan rasa takutnya. Padahal, rasa takut adalah hal yang alamiah, yang bisa terjadi pada siapa pun, kapan pun, dan di mana pun.
Namun, yang harus dilakukan orangtua adalah memahami kebutuhan yang diharapkan anak saat sedang takut.
Merangkum laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud, berikut ini empat hal yang seharusnya dilakukan orangtua ketika anaknya mengalami rasa takut.
1. Segera hadir
Segera mungkin hadir di dekat anak-anak, jangan menunda nanti karena perasaan takut dan cemas itu darurat untuk segera diatasi.
Saat takut, anak-anak sangat membutuhkan seseorang yang bisa membantunya, maka segeralah untuk mendekat ke anak. Tinggalkan semua pekerjaan dan rutinitas, segeralah mendekat dan duduk bersama anak untuk membantu mengatasi rasa takut anak.
2. Ekspresikan kepedulian kita kepada anak
Tunjukkan bahwa rasa takut yang sedang dihadapi anak adalah hal yang serius, jangan remehkan dengan menganggap rasa takut anak tidak pantas dan keterlaluan, ini akan membuat anak kecewa.
Ekspresi ini akan meyakinkan anak bahwa rasa takut yang sedang dihadapi ini dipahami oleh orangtuanya, sehingga akan timbul harapan besar anak pada orangtuanya untuk melindungi dan membantu menyelesaikan rasa takutnya.
3. Katakan dengan ungkapan
Ungkapan yang menunjukkan dua hal, yakni:
Misalnya, "Kamu harus tenang, Nak. Jangan takut, ayah dan ibu akan tetap di samping kamu. Ayah dan ibu akan melindungmu dari hantu yang berkelebat itu."
Jika ungkapan yang menunjukkan perlindungan sudah diucapkan, katakan hal yang menunjukkan sikap ingin membantu mengatasi rasa takut.
4. Peluk anak
Untuk menciptakan efek keterlibatan dan perhatian yang lengkap, maka peluklah anak. Saat anak sedang takut, dia membutuhkan perlindungan dalam pelukan.
Saat memeluk inilah, kemudian kita mengatakan hal-hal yang menunjukkan kesediaan orangtua memberikan perlindungan dan keikutsertaan mengatasi ketakutan ini akan membuat anak semakin tenang.
Oleh karena itu, melalui sikap-sikap di atas, anak akan memahami bahwa ketakutan boleh datang menghampiri, tetapi dia punya orangtua yang selalu melindungi dan membantu untuk mengatasinya dengan baik.
Hal ini akan membuat anak-anak berani dalam mengatasi setiap ketakutan yang dihadapi. Kepercayaan diri anak akan tumbuh, dan pada gilirannya, anak-anak ke depannya semakin bisa mengatasi berbagai ketakutan yang dialaminya.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/07/051100071/orangtua-seperti-ini-4-cara-memahami-rasa-takut-anak