KOMPAS.com - Pandemi global Covid-19 membawa dampak dalam seluruh bidang, termasuk dunia fashion. Menularkan semangat pantang menyerah, Fakultas Seni Rupa (FSR) Institut Kesenian Jakarta (IKJ) kembali menggelar Cikini Fashion Festival atau CiFFest 2020.
Kegiatan berlangsung secara daring melalui aplikasi zoom dan digelar pada 11-12 Desember 2020 dengan berbagai kegiatan mulai dari seminar daring hingga pameran fesyen virtual.
Rektor IKJ Indah Tjahjawulan mengungkapkan FSR IKJ telah menggelar CiFFest sejak 2017 yang diawali sebagai bentuk kolaborasi antara IKJ dan Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) dan tahun ini digelar secara mandiri oleh FSR IKJ.
Indah menyampaikan, "institusi pendidikan fashion belum terlalu banyak di Indonesia untuk tingkat sarjana sehingga perlu banyak berkolaborasi membangun jejaring kerja sama dan produktivitas meningkatkan pendidikan fashion."
"Meski pandemi membatasi kegiatan kita semua, kegiatan CiFFest tetap dilaksanakan. Namun itu tidak menjadi hambatan bagi kita semua untuk memajukan dunia fesyen Indonesia sesuai motto CiFFest tahun ini Meski Berjarak Tetap Bergerak," ujar Indah memberisemangat.
Membangun optimisme
Gelaran CiFFest 2020 merupakan gelaran ketiga yang sudah berlangsung sejak tahun 2017. CiFFest telah menjadi forum temu para pelaku ekosistem fashion Indonesia dengan tujuan menghasilkan peta jalan fashion.
Melalui forum ini diharapkan mampu meningkatkan jejaring kerja sama dan produktivitas ekonomi kreatif fashion melalui kolaborasi praktisi dan akademisi di bidang fashion.
"CiFFest bertujuan untuk mensosialisasikan Grand Strategy Fashion dan merumuskan Roadmap Pengembangan Ekonomi Kreatif Fashion Indonesia," jelas Kepala Prodi (Kaprodi) Desain Produk Mode Busana IKJ, Mangesti Rahayu.
Upaya kolaborasi ini, tambahnya, berupaya membangun rangkaian ekosistem industri fashion antar pelaku ekonomi kreatif di Indonesia, baik dari akademisi, industri, pemerintah, dan komunitas.
“Selain itu, CiFFest juga meningkatkan kompetensi pelaku ekonomi kreatif fashion dengan kegiatan pameran, seminar dan kompetisi dalam merumuskan dan merekomendasikan program prioritas pengembangan ekonomi kreatif fesyen Indonesia," jelas Mangesti.
Lebih jauh Mangesti mengungkapkan meski tahun ini tidak mengadakan kompetisi, CiFFest tetap digelar secara daring guna menyosialisasikan Grand Strategy Fashion dan merumuskan Roadmap Pengembangan Ekonomi Kreatif Fashion Indonesia.
"Meskipun pandemi saat ini sedang melanda jangan sampai menghalangi kreatifitas dalam berkarya karena Fashion Indonesia, Meski Berjarak harus Tetap Bergerak”, ujar Mangesti.
Rangkaian Kegiatan CiFFest 2020 meliputi seminar daring dari 11-12 Desember 2020 dan mengangkat beberapa tema besar di antaranya; "The Application of Trend Forecasting in Sashion Education", "Theatrical Costume & Make Up" dan "Fashion in Art".
Pembicara seminar daring CiFFest 2020 yang merupakan praktisi dan akademisi dari bidang fashion, di antaranya; Indonesia Trend Forecasting Researcher, Dina Mediani ; Dosen Desain Produk Mode Busana IKJ, Taruna Kusmayudi, Subarkah Hadisardjana, dan Sonny Muchlison.
Selain itu, turut memberikan sumbangan pemikiran; Direktur Kajian Strategis, Deputi Bidang Kebijakan Strategis, Kemenparekraf-RI, Wawan Rusiawan; Dosen Busana dan Mode Universitas Kristen Maranatha, Yosepin Sri Ningsih; Dosen Desain Mode LaSalle, Darwyn Tse; Penata Costume Teater dan Panggung, Rima Ananda Omar dan Fashion Creator, Intan Anggita Pratiwie.
Selain itu CiFFest 2020 juga diisi dengan Pameran Fasyen Virtual yang telah dibuka pada 11 Desember 2020. Peserta pameran terdiri dari beberapa institusi yang memiliki bidang studi fashion.
Nantinya, pameran berlangsung selama 1 (satu) bulan hingga 11 Januari 2021 dan dapat diakses melalui website resmi CiFFest www.ciffest.id.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/13/112138671/tularkan-semangat-pantang-menyerah-fsr-ikj-gelar-ciffest-2020