KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang mengkampanyekan Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI). Langkah itu dilakukan, agar masyarakat berbangga hati menggunakan produk Indonesia.
"Dengan bangga menggunakan produk buatan Indonesia, maka bisa mendorong kebangkitan ekonomi nasional," kata Mendikbud Nadiem Makarim, melansir laman Vokasi Kemendikbud, Selasa (15/12/2020).
Selain itu, dengan adanya Gernas BBI bisa menjadi sebuah wadah berkelanjutan untuk terus mendorong penciptaan produk-produk karya terbaik anak bangsa. Sekaligus bisa menjadi penguatan pemasaran di kanal digital, hingga pasarnya menjadi jauh lebih besar diterima masyarakat Indonesia, bahkan dunia.
Dia mengaku, bila melihat di lingkungan Kemendikbud, banyak potensi produk lokal dan unik dengan nilai jual tinggi, seperti produk dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), perguruan tinggi vokasi, dan satuan pendidikan lainnya.
Nadiem mencontohkan, seperti Estima, yaitu merek produk elektronik dengan basis produksi di Solo yang produk unggulannya adalah LCD panel interaktif dan laptop buatan anak bangsa.
Secara khusus, lanjut Nadiem, Estima akan bekerjasama dengan SMK untuk perakitan kedua produk tersebut yang diharapkan dapat mendukung pembelajaran di satuan pendidikan secara lebih luas.
"Saat ini sudah ada 15 SMK yang menyatakan komitmennya untuk bekerja sama," sebut Nadiem.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto menjelaskan, kampanye Gernas BBI Kemendikbud merupakan bagian dari rangkaian panjang Gernas BBI yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada 14 Mei 2020.
"Gernas BBI sudah mulai sejak bulan Juni sampai dengan Desember 2020 oleh berbagai kementerian dan lembaga. Kemendikbud pun turut menyelenggarakan mulai 1 hingga 15 Desember 2020," jelas Wikan.
Cintai produk bangsa sejak dini
Wikan menegaskan, mencintai budaya dan produk bangsa seharusnya sudah menjadi mindset yang ditanamkan oleh anak-anak bangsa sejak lahir, dari pendidikan keluarga sampai pendidikan formal.
Kemudian, bilang dia, juga menjadi habit atau perilaku untuk menggunakan, membeli, mempromosikan, bahkan mungkin memberi masukan sehingga menjadi continuous improvement.
"Next/KR step adalah menjadi kreator. Hal ini juga harus masuk ke dalam kurikulum dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, baik akademi ataupun vokasi, dengan menghasilkan produk nyata," terang Wikan.
Influencer Baim Wong mengapresiasi produk-produk yang dipamerkan pada acara Kampanye Gernas BBI Kemendikbudt.
Hadirnya influencer ternama ini pada rangkaian kampanye Gernas BBI sendiri tentunya diharapkan akan ditonton oleh jutaan viewers di Indonesia, sehingga mendorong masyarakat untuk mencintai produk-produk karya bangsa Indonesia dengan cara membeli produk tersebut.
"Saya tidak menyangka ternyata banyak produk buatan siswa dan mahasiswa keren-keren. Dengan adanya market place, diharapkan para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga sangat terbantu untuk penjualan produknya di masa pandemik ini," pungkas Baim.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/15/200934971/mendikbud-ajak-masyarakat-bangga-gunakan-produk-indonesia