Oleh: Gumanti | Guru SMPN 5 Bantan, Bengkalis, Riau
KOMPAS.com - Di tengah pandemi yang membuat siswa masih harus belajar dari rumah (BDR), sekolah harus terus berupaya memberikan pembelajaran berkualitas yang bisa diakses siswa di tengah keberagaman fasilitas yang mereka miliki.
Untuk menjaga kualitas dan menjaga keamanan serta kesehatan siswa selama belajar dari rumag (BDR), sekolah dapat membentuk Tim Pengembang Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS).
Tim ini terdiri dari guru terpilih, komite sekolah, dan kepala sekolah yang berbagi peran mulai menjadi penanggung jawab sampai koordinator yang berfokus menentukan standar kualitas pembelajaran.
Berikut enam peran TPMPS untuk memastikan kegiatan belajar dari rumah dapat terjaga kualitasnya:
1. Membantu perencanaan BDR
TPMPS harus memastikan setiap guru mengembangkan dokumen BDR seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja peserta didik (LKPD).
Seringkali kegiatan BDR kurang maksimal karena RPP dan LKPD dari para guru belum disiapkan dan tidak diarsipkan. TPMPS juga membantu mendampingi guru membuat RPP yang mendorong pembelajaran aktif.
Biasanya siswa mudah bosan kalau belajar hanya mendengar penjelasan guru. TPMPS membantu guru memastikan dalam RPP dirancang kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa lebih banyak berpraktik.
2. Dokumentasi kegiatan belajar
Sekolah kami masih melakukan BDR dengan pola blended. Pembelajaran daring menggunakan WhatsApp Group (WAG) dan Zoom. Sedangkan pembelajaran luring dilakukan tatap muka seminggu sekali untuk pengambilan dan pengumpulan tugas ke sekolah.
Selama melakukan kegiatan BDR secara daring, TPMPS meminta guru untuk membuat dokumentasi seperti screenshoot percakapan di WAG dari mulai pendahuluan, inti, sampai menutup kegiatan pembelajaran.
Dokumentasi ini penting sebagai bahan evaluasi mingguan yang dilakukan TPMPS bersama para guru. Para guru juga diwajibkan memberi umpan balik atas hasil pekerjaan siswa selama belajar dari rumah.
3. Edukasi protokol kesehatan
TPMPS bersama Tim Gugus Covid Sekolah juga melibatkan orangtua siswa untuk mendapat materi kesadaran menjalankan protokol kesehatan.
Hal ini perlu dilakukan karena anaknya juga harus didampingi mematuhi protokol kesehatan saat mengumpulkan hasil belajar ke sekolah sesuai jadwal.
Di sekolah kami, siswa punya jadwal masing-masing untuk pengambilan dan pengumpulan tugas ke sekolah setiap minggu agar tetap menjaga jarak. Sekolah juga sudah menyediakan masker dan selalu menghimbau siswa cuci tangan di tempat yang sudah disediakan.
4. Sharing dengan orangtua dan wali kelas
Dengan adanya kegiatan sharing ini, masalah dan kendala yang dihadapi orangtua maupun siswa, maka TPMPS dapat segera membantu mencari solusi masalah tersebut.
Misalnya ada siswa yang tidak mengikuti pelajaran selama beberapa kali pertemuan, atau ada siswa yang berbahasa kasar di WAG, maka TPMPS akan berkoordinasi dengan wali kelas dan guru BK serta orangtua untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Untuk beberapa masalah, TPMPS dan guru BK berbagi peran dalam mengunjungi siswa yang memerlukan bantuan untuk bisa mengikuti pembelajaran.
5. Bekerja sama dengan instansi lain
TPMPS atas nama sekolah juga diberi tugas menjalin kerja sama dengan beberapa instansi terkait.
Beberapa kerja sama yang dijalin, misalnya dengan kantor desa untuk bisa memanfaatkan wifi kantor desa, atau memantau proses pembelajaran anak selama belajar dari rumah dan di sekitar sekolah.
TPMPS juga menjalin kerja sama dengan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Kegiatannya untuk memberi penyuluhan kepada tim gugus covid sekolah dan orangtua tentang protokol kesehatan.
Dengan program TPMPS tersebut, sekolah diharapkan mampu menjaga kualitas BDR dan juga menjaga keamanan siswa belajar di masa pandemi.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/01/27/205202571/bentuk-tim-pengembang-mutu-untuk-menjaga-kualitas-belajar-dari-rumah