KOMPAS.com - Gempa bumi kerap kali terjadi di Indonesia. Belum lama ini terjadi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
Menurut Kelompok Keahlian Geologi Terapan ITB Astyke Pamumpuni, gempa bumi memiliki jalur gempa.
Adapun jalur gempa itu memiliki pola yang dapat terlihat.
Namun, kata dia, sayangnya untuk Indonesia sendiri pola itu tertutup. Karena di Indonesia sangat sering terjadi gempa.
Artinya bahwa distribusi gempa di Indonesia sangat banyak.
"Hal itu didukung oleh lokasi geografis Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng besar dunia dan berada pada daerah tektonik yang aktif," ucap dia melansir laman ITB, Senin (8/2/2021).
Pria yang akrab disapa Tiko ini menjelaskan, secara umum generator dari gempa bumi adalah adanya sesar dan subduksi.
Dia mengaku, sesar adalah bidang diskontinuitas pada batuan yang menyebabkan terjadinya pergeseran batuan.
Semakin besar bidang pergeseran batuan maka semakin besar pula magnitudo gempa.
Sedangkan subduksi adalah terjadinya perbenturan zona bumi.
"Pada subduksi, semakin menunjam maka semakin besar besar pula magnitudo gempanya," ungkap dia.
Dia menyebutkan, untuk mengukur potensi gempa bumi, biasanya digunakan beberapa parameter seperti surface rupture, epicenter, dan hypocenter/focus.
Focus/hypocenter adalah titik di dalam bumi yang menjadi pusat dari gempa bumi.
Sumber gempa bumi
Secara umum, bilang dia, gempa bumi terjadi pada sesar yang memiliki kedalaman 10-15 km.
Jadi, jika sesar memiliki kedalaman sekitar 100 m, sesar tersebut tidak memiliki potensi gempa bumi
"Sebaliknya, jika suatu sesar berada pada kedalaman 10-15 km, sesar tersebut memiliki potensi gempa bumi," ujar dia.
Bahaya gempa bumi
Dia menuturkan, gempa bumi menimbulkan dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung, lanjut dia, gempa bumi dapat menyebabkan guncangan, sobekan permukaan, likuifaksi, rock fall, longsoran, dan rusaknya bangunan.
Adapun dampak tidak langsung dari gempa bumi dapat mengakibatkan tsunami, mass wasting, banjir, kebakaran, dan kontaminasi zat beracun.
"Seperti pada gempa di Aceh 2004, sumbernya adalah terjadi subduksi yang menyebabkan tsunami," jelas dia.
Dia menegaskan, gempa merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari, serta belum ada teknologi yang bisa menghindar dari bahaya gempa.
Indonesia yang berada di lokasi tektonik aktif, memiliki zona subduksi dan sesar yang bisa menimbulkan gempa bumi.
Dia menekankan, sebelum gempa bumi terjadi sebaiknya dilakukan mitigasi atau upaya-upaya tertentu untuk mengurangi dampak dari gempa tersebut.
"Seperti kita mau perang, kita harus tahu apa senjata yang dimiliki musuh jika terjadi gempa bumi," pungkas dia.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/02/08/171745471/mengenal-gempa-bumi-sumber-dan-bahayanya-dari-pakar-itb