Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Webinar Kemenag: Generasi Muda, Jangan Kendor Terapkan Prokes

KOMPAS.com - Salah satu penyebab belum meredanya angka kasus positif Covid-19 dikarenakan masih ada sebagian masyarakat yang abai menerapkan protokol kesehatan (prokes). Khususnya generasi muda yang sulit menerapkan kebijakan pemerintah untuk tidak berkerumun.

Agar masyarakat khususnya generasi muda selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sleman mengadakan webinar dengan tema 'Gerakan Sosialisasi Penerapan Prokes (5M) pada Generasi Muda'.

Salah satu pembicara dalam webinar, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sleman dr. Wisnu Murti Yani mengatakan, edukasi terus dilakukan Dinas Kesehatan Sleman agar masyarakat jangan menganggap remeh keberadaan Covid-19.

"Jangan menganggap sepele Covid-19, karena gejalanya tidak sama di semua orang. Karena tidak semua tubuh memiliki respon yang sama saat terpapar Covid-19. Virus ini juga selalu bermutasi saat menyerang satu dan yang lain, keganasan dan respon tubuh kita tidak sama," ungkap dr. Wisnu dalam webinar yang diadakan, Senin (8/2/2021).

Wisnu menjelaskan, salah satu bentuk pengendalian penularan Covid-19 adalah dengan sering mencuci tangan dengan sabun. Protokol kesehatan agar jangan berkerumun inilah yang paling sulit diterapkan di kalangan anak muda. 

"Tidak berkerumun mungkin yang paling sulit, karena jenuh di rumah pengen kumpul sama teman-teman. Tapi saya imbau kalau pertemuan yang tidak ada faedahnya ditahan dulu, untuk tidak berkerumun. Jika memang harus ada pertemuan saya imbau untuk jaga jarak dalam diskusi atau bisa dilakukan secara daring," urai dr. Wisnu.

Selalu jaga imun tubuh

Wisnu juga meminta agar anak-anak muda tetap mandi dua kali meski masih mengikuti pembelajaran online di rumah. Meskipun tidak ada kegiatan di luar rumah bukan berarti tidak perlu mandi.

"Mandi termasuk upaya untuk menjaga imunitas karena saat mandi itu membuka peredaran darah dan syaraf dalam tubuh kita," imbuhnya. 

Selain itu upaya lain dalam meningkatkan imun tubuh dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Baik itu nasi, sayur dan lauk pauk dan buah-buahan.

"Jangan merokok, minum suplemen dan vitamin, melakukan aktivitas fisik, istirahat cukup dan mengendalikan penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi dan kanker," tutur dr. Wisnu.

Sejauh ini Dinas Kesehatan Sleman juga terus melakukan penguatan untuk melacak kasus yang terkait kontak erat. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan yang lebih luas lagi. 

Selain itu, edukasi kesehatan juga terus dilakukan. Khususnya untuk mencegah terjadinya klaster keluarga. "Di dalam satu keluarga tidak mungkin menjaga jarak dan memakai masker. Klaster keluarga ini yang paling sulit dicegah. Jangan sampai pulang membawa virus," tegasnya.

Sebagai generasi muda, lanjut Wisnu, jika menemukan informasi hoaks terkait Covid-19 bisa langsung konfirmasi ke Kominfo. Selain itu bagi anak muda yang punya followers di media sosial yang banyak bisa membantu pemerintah dengan memberikan informasi terkait pencegahan penularan Covid-19. "Bekerja dan beraktivitas tetap dilakukan tapi juga harus efektif dan selamat dari Covid-19," tandas dr. Wisnu.

Bangun optimisme di kalangan anak muda

Pembicara lain, Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sleman Ariyanto Nugroho menambahkan, adanya pandemi Covid-19 ini membuat sektor kehidupan berubah.

Misalnya Idul Fitri tahun lalu saja semua umat Muslim tidak bisa merasakan Shalat Id bersama-sama dan melakukan silahturahmi ke keluarga yang sudah menjadi budaya dari tahun ke tahun. 

"Tidak boleh berputus asa karena ini menunjukkan kurang imannya kepada Allah. Kembangkan semangat positif dan optimisme khususnya di kalangan anak muda agar pandemi segera teratasi. Jangan berputus asa ini juga tertulis dalam Alquran Qs Yusuf ayat 87 Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah," beber Ariyanto.

Ariyanto menegaskan, jika vaksin yang digunakan di Indonesia merupakan vaksin yang suci dan halal. Saat ini masih ada pihak-pihak yang mempertanyakan kehalalan vaksin Sinovac yang digunakan pemerintah Indonesia. 

"Vaksin Sinovac ini suci dan halal, sudah ada lampiran dari BPOM dan MUI. Bagaimana mengedukasi masyarakat membutuhkan peran kita semua," jelas Ariyanto.

Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Sleman Petrus Eko Nugroho menambahkan, saat ini pihaknya sudah memiliki Satgas Covid-19 Pemuda Katolik.

Satgas ini selain memberikan bantuan bagi warga terdampak Covid-19 juga menyampaikan edukasi ke masyarakat. "Edukasi yang diberikan terkait protokol kesehatan agar kita semua bersama-sama mencegah penularan Covid-19," tambah Petrus.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/02/08/193059371/webinar-kemenag-generasi-muda-jangan-kendor-terapkan-prokes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke