KOMPAS.com - Beberapa hari ini, ada wilayah yang dilanda bencana banjir. Terlebih di daerah padat permukiman, banjir menjadi masalah yang biasa terjadi.
Namun saat banjir melanda, anak-anak merasa senang bermain air banjir. Padahal, hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan mereka.
Seperti tersengat listrik, luka akibat serpihan kayu, kaca, jarum, serta benda tajam lainnya.
Bahkan ada risiko terpeleset, hanyut dan tenggelam terseret arus banjir yang berakibat fatal hingga kehilangan nyawa.
Untuk itu, orang tua atau orang yang lebih dewasa wajib mencegah anak agar tidak bermain air banjir.
Tak hanya itu saja, bermain air banjir juga ada 4 risikonya. Apa saja risiko bermain air banjir? Melansir akun Instagram Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Sabtu (27/2/2021).
1. Leptospirosis
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospiro interragans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini, umumnya tikus.
Dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira.
2. Masalah kulit
Bermain di air yang kotor seperti air banjir juga dapat memicu terjadinya masalah pada kulit. Seperti gatal-gatal dan infeksi kulit.
Infeksi kulit bisa terjadi akibat paparan air banjir yang kotor karena bercampur dengan kotoran manusia, kotoran hewan, sampah serta lumpur.
3. Hipotermia
Hipotermia merupakan gejala akibat kehilangan suhu tubuh dengan cepat. Bisa terjadi karena tubuh terpapar dingin dalam waktu lama.
Seperti terlalu lama menggunakan baju yang basah karena air banjir di tengah lingkungan bersuhu dingin.
4. Ancam keselamatan
Air banjir juga dapat membawa hewan liar hingga benda-benda tajam yang dapat mengancam keselamatan.
Selain itu dengan ketinggian dan arus kencangnya air banjir juga berisiko dapat menyebabkan anak terbawa arus bajir atau tenggelam.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/03/02/153657571/info-disdik-dki-ini-4-risiko-anak-bermain-air-banjir