KOMPAS.com - Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Bahkan untuk komoditas kelapa, Indonesia menjadi produsen kelapa terbesar dunia di atas Filipina, India, dan Brazil.
Industri turunan kelapa yang masih dikembangkan salah satunya adalah virgin coconut oil (VCO). Namun ada produsen yang mengeluhkan produksi VCO menimbulkan permasalahan baru, yakni produk sampingan pengolahan minyak kelapa yang tidak dimanfaatkan.
Produk sampingan ini tidak dapat dikonsumsi dan apabila tidak diolah akan menyebabkan pencemaran terutama di lingkungan produksi.
Baik air ataupun udara yang disebabkan zat kimia serta aroma yang menyengat yang dihasilkan. Hingga saat ini produk sampingan hanya terkumpul menjadi limbah.
Dari permasalahan ini, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merekayasa limbah tersebut untuk dijadikan sabun antibakteri.
Manfaatkan limbah pengolahan minyak kelapa
Gagasan ini datang tujuh mahasiswa di sejumlah program pendidikan yang berbeda. Mereka adalah Khoir Nur Arifah, Larasati Nindya Ismana, Muhammad Naufal Majid, Nur Mahsun Asqallany Ramadhan, Lolita Paramesti Nariswari, Afif Oktavia Putri Sakti dan Bagas Isdiyantara Putra.
Menurut Khoir Nur Arifah, di Kabupaten Bantul, DIY juga terdapat produsen minyak kelapa rumahan yang telah memiliki konsumen pasar cukup besar. Produsen tersebut mengolah kelapa menjadi VCO tiap hari.
Nur menerangkan, limbah pemurnian minyak kelapa mengandung beberapa zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia dan setelah dilakukan serangkaian proses dapat dihasilkan minyak kelapa kembali.
“Hasil pemurnian tersebut dapat digunakan sebagai campuran bahan makanan, produk kesehatan, kosmetik dan bahkan bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan sabun” kata Nur dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/3/2021).
Menurut Nur, industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa.
Sehingga muncul ide, dari minyak yang dihasilkan dari limbah pemurnian minyak kelapa diolah menjadi bahan dasar sabun.
Bahan dan alat yang digunakan
Larasati Nindya Ismana mengungkapkan, dalam membuat sabun herbal, selain memanfaatkan pemurnian minyak kelapa, mereka juga menambahkan ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia Hirta). Daun patikan kebo ini mengandung senyawa kimia seperti tanin, saponin, dan flavonoid dan terdapat pula senyawa aktif seperti alkaloida dan polifenol.
“Senyawa–senyawa tersebut memiliki sifat anti-inflamasi, antiseptik, antibakteri, dan antifungal” tutur Larasati.
Sabun herbal kreasi para mahasiswa UNY ini kemudian diberi nama Nuthea. Muhammad Naufal Majid menjelaskan Nuthea merupakan sabun mandi berbahan dasar hasil sampingan pemurnian minyak kelapa dan mengandung ekstrak daun patikan kebo sebagai bahan aktif alami yang bersifat antibakteri.
Bahan yang digunakan untuk membuat Nuthea antara lain:
Sedangkan alat yang dipakai adalah ember besar, baskom, spatula karet, pengaduk, gelas ukur 1000 ml, gelas ukur 250 ml, gelas ukur 100 ml, gelas ukur kaca 10 ml, pipet tetes, cetakan sabun, gunting, cutter, botol, toples, timbangan digital serta hand blender stainless steel.
Proses pembuatan sabun herbal
Proses pembuatannya terdiri dua tahap yaitu tahap produksi ekstrak daun patikan kebo dan tahap pembuatan sabun herbal. Proses pembuatan ekstrak Euphorbia Hirta terdiri dari dua kilogram serbuk daun patikan kebo dimaserasi menggunakan 500 ml etanol 96 persen selama dua hari. "Bahan ini harus ditutup dan dibiarkan terlindung dari cahaya sambil diaduk berulang kali," ungkap Naufal.
Setelah dua hari, sari dan ampas diperas. Ampas dan pelarut dipisahkan dengan cara filtrasi dan dikumpulkan dalam satu wadah. Ekstrak Saponin kemudian dipekatkan menggunakan menggunakan rotary evaporator. Ulangi maserasi dengan pelarut Aseton 95 persen.
Tahap kedua yaitu pembuatan sabun antibakteri dimulai dengan membuat larutan NaOH dengan aquades secara perlahan dan biarkan bereaksi Mencampur hasil pemurnian minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, ekstrak Euphorbia Hirta, dan essential oil.
Berhasil raih dana Dikti
Masukkan larutan NaOH ke dalam campuran minyak secara perlahan sembari diaduk hingga mengental. Tuangkan adonan sabun pada cetakan yang telah disiapkan, lalu tutup dengan kain.
"Tahap terakhir, tinggal didiamkan selama dua hingga tiga minggu sembari dilakukan pengecekan terhadap produk. Produk yang sudah jadi siap dikemas dan dipasarkan. Karya kami ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan tahun 2020," pungkas Naufal.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/03/04/073000371/kreasi-limbah-minyak-kelapa-jadi-sabun-herbal-ala-mahasiswa-uny