KOMPAS.com - Satu tahun pandemi Covid-19 di Indonesia telah mendorong pendidikan Indonesia mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran bagian kebijakan belajar dari rumah (BDR) guna mencegah penyebaran virus di kluster sekolah.
Salah satu teknologi terkini yang diintegrasikan adalah VR (virtual reality) atau realitas maya yang diaplikasikan Singapore Intercultural School (SIS) Group.
Inisiasi program VR ini sebenarnya sudah dimulai sejak Mei 2019 saat Jaspal Sidhu, Pendiri dan Ketua SIS Group bertemu Gill Wang, Head of XR Business Development for NVIDIA di Taiwan dalam forum “Technology In Tomorrow's Classroom”.
Program Percontohan VR di jaringan sekolah SIS dimulai pada Desember 2020.
"Kami telah melihat VR sejak lama dan selalu berusaha untuk menemukan program yang berkualitas, lebih dari sekedar pemikat, lebih dari sekedar iseng-iseng," ungkap Jaspal Sidhu.
Jaspal Sidhu menambahkan, "pengalaman dengan orangtua seputar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena pandemi Covid-19 telah mempercepat kami untuk menjalankan program VR dan sekarang adalah waktu yang tepat."
"VR merupakan salah satu teknologi yang harus Anda coba langsung untuk mengerti betul apa manfaatnya," ujarnya.
Integrasi teknologi dalam pembelajaran
Sekolah SIS pada akhir tahun lalu telah sukses merancang sendiri program VR tentang "Pangkalan Bulan" atau "Moon Base" dengan simulasi angkasa dan kini akan membuka Klub VR bagi siswa untuk berkolaborasi dan melakukan berbagai macam pelajaran secara virtual.
Pembelajaran dengan realitas virtual ini dirasa lebih mendorong pembelajaran yang lebih interaktif di mana guru akan dapat memainkan peran sebagai pengarah saat para siswa mengeksplorasi pengalaman dan ekspedisi menarik yang mungkin tidak bisa dilakukan di masa pandemi.
Misalnya, siswa melalui VR dapat menjelajahi fasilitas nuklir tanpa khawatir terpapar bahaya nuklir karena siswa masuk ke dalam reaktor nuklir secara virtual dan dapat belajar memahami secara detail bagaimana tenaga nuklir itu dihasilkan.
"Program Percontohan VR memungkinkan para guru untuk mensosialisasikan teknologi terlebih dahulu sehingga kami semua dapat memahami potensi VR bagi seluruh siswa TK sampai SMA," ujar Alvin Hew, Dewan Direktur Akademik & Kurikulum SIS Group.
"Karena itu, kami sekarang memiliki beberapa program VR yang sangat bermanfaat dan sangat menarik yang memungkinkan pengajar kami untuk berinteraksi dengan siswanya dengan cara yang baru yakni virtual," tambahnya.
Tidak hanya dalam pembelajaran akademis, ke depan SIS berencana melakukan transformasi kegiatan rutin tahunan "Olimpiade Grup SIS" yang biasa dilakukan secara luring menjadi daring dengan melalui teknologi VR ini dalam kompetisi e-game bertajuk “e-Olympics”.
Selaian program VR, terkait teknologi SIS juga melengkapi pembelajaran siswa dengan program robotik dan coding. Penguatan teknologi dalam pembelajaran ini bertujuan memberikan siswa keterampilan abad 21 dan menumbuhkan kreativitas.
Program VR, cosing dan robotik di SIS diharapkan akan mampu memberikan siswa pengalaman langsung dengan industri yang akan mengubah teknologi di seluruh dunia.
Jaspal Sidhu menyampaikan, meski menerapkan teknologi terkini dalam pembelajaran peran orangtua tetap memegang peran penting dan menjadi perhatian penting pihaknya.
Ia mengungkapkan pihaknya terus melakukan komunikasi dan kolaborasi secara konsisten dengan pihak orangtua. Hal ini ditunjukan dengan survei indeks kepuasan orangtua terhadap peralihan tatap muka ke pembelajaran jarak jauh yang mencapai 93 persen.
Di samping penguatan teknologi, pembangunan karakter dan penanaman nilai-nilai tradisional adalah hal yang juga tetap menjadi perhatian.
SIS mempunyai Pusat Studi Religi baru yang dapat memberikan bimbingan moral bagi siswa guna menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan tidak menentu.
"Selain peralihan pembelajaran menggunakan teknologi, kami juga sangat memperhatikan kesehatan mental guru, semua stake holder guna mendukung siswa memperoleh kemajuan dalam perjalanan belajar mereka," tutup Jaspal Sidhu.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/03/18/165348171/sis-group-integrasikan-vr-dalam-pembelajaran-berbasis-teknologi