KOMPAS.com - Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya menyatakan perpustakaan merupakan hal esensial sebagai sumber ilmu, dan menyimpan sejarah bangsa yang bernilai. Namun, ia menyayangkan masih ada sejumlah kabupaten/kota yang menganggap perpustakaan tidak penting.
"Ini tantangan bagi kita semua. Jangan salahkan masyarakat kalau ada daerah yang tidak menyediakan perpustakaan," tegas Mawardi dalam gelar wicara "Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Sumatera Selatan" yang diselenggarakan Perpusnas dan Dinas Perpustakaan Sumsel di Palembang, Sumsel, (8/4/2021).
Bahkan, Mawardi mengantongi data kalau di beberapa kabupaten/kota di Sumsel tidak diketahui di mana bangunan perpustakaannya. Yang dikenal hanya kantornya saja.
“Tugas bersama mengingatkan bupati, kepala daerahnya di setiap kabupaten. Apalagi kadang-kadang mobil perpustakaan keliling, tidak ada. Bagaimana akan sukses apabila kita tidak sediakan fasilitasnya. Ini menjadi tugas bersama ke depan,” ujarnya mengingatkan.
Rasio buku belum ideal
Dalam kesempatan sama, Deni Kurniadi (Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas) menyampaikan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam penguatan minat baca.
"Ini adalah tugas bersama untuk pembudayaan kegemaran membaca antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat, " ujarnya.
Deni menyampaikan data jumlah bacaan yang beredar yang dimiliki perpustakaan umum di Indonesia hanya 22.318.083 eksemplar. Rasio antara buku dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa adalah 0,098. Angka yang masih sangat jauh dari ideal.
Demi mengejar kondisi ideal, Perpusnas terus berupaya menjalin sinergi dengan para pemangku kepentingan untuk menguatkan sisi hulu literasi. Penguatan sisi hulu literasi harus dilakukan agar sisi hilir literasi yakni budaya baca dan indeks literasi mengalami peningkatan.
Penguatan pada sisi hulu melibatkan peran negara (eksekutif, legislatif, yudikatif, TNI/Polri), pengarang/penulis buku, penerbit/perusahaan rekaman, dan penerjemah/penyadur sangat dibutuhkan untuk menjamin terbitnya regulasi yang mengatur distribusi bahan bacaan untuk memperkecil ketimpangan antarwilayah serta tersedianya anggaran belanja buku di setiap daerah.
Untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, Perpusnas menyediakan layanan daring yang bisa diakses setiap saat dan gratis, di antaranya perpustakaan digital iPusnas, laman jurnal elektronik di e-Resources, serta laman yang berisikan naskah kuno Nusantara, yakni Khastara.
Demi mendukung terciptanya masyarakat dengan indeks literasi tinggi, Perpusnas juga menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan jalinan nota kesepakatan antara Perpusnas dengan Pemerintah Provinsi Sumsel dan 17 perguruan tinggi di Sumsel, diantaranya Universitas Katolik Musi Charitas dan Universitas Baturaja.
Ibu sebagai duta literasi
Sementara itu, Duta Literasi Sumsel Percha Leanpuri menjelaskan literasi bukan sekadar membaca dan menulis.
Menurutnya, literasi adalah memahami apa yang dibaca dan didengar untuk menjadi dasar dalam memecahkan masalah sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang unggul.
“Literasi juga ditransformasikan dengan kegiatan-kegiatan yang produktif. Kita sekarang bukan hanya hadir memberikan bahan bacaan tapi juga memberikan skill kepada masyarakat,” jelasnya.
Dia menilai, ibu bisa memainkan perannya sebagai duta literasi keluarga. Sebagai ibu, Percha mengaku berusaha menanamkan kegemaran membaca kepada buah hatinya.
Maka, ia mendorong para ibu untuk meningkatkan perannya di tengah gempuran teknologi dan menariknya gawai.
"Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Tinggal bagaimana ibu memilih dan memilah. Seorang ibu harus tahu bagaimana menyeting konten-konten yang tidak seharusnya ditonton oleh anak-anak. Jadi, perhatian dari duta literasi keluarga sangat menunjang bagi generasi muda," urai perempuan yang juga legislator Komisi XI DPR RI ini.
Dia melihat, semangat untuk membaca masyarakat sangat tinggi. Percha berharap dukungan dari DPRD Sumsel dan Perpusnas untuk membangun gedung perpustakaan yang baru dan modern.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/04/10/112703171/peran-penting-ibu-dan-perpustakaan-dalam-penguatan-minat-baca