Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Begini Cara Dosen UAD Tingkatkan Nilai Ekonomi Kelapa

KOMPAS.com - Nilai ekonomi dari buah kelapa di desa tak terlalu tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan, karena minimnya pengetahuan para petani untuk mengelola kelapa agar bisa mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi.

Seperti yang dilakukan masyarakat di Padukuhan Nglotak, Kalurahan Kaliagung, Kapanewon, Sentolo, Kulon Progo. Masyarakat setempat hanya mampu menjual setiap buah kelapa dengan harga Rp 750.

Melihat permasalah ini, para dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memiliki inisiatif untuk meningkatkan nilai ekonomi buah kelapa dari desa.

Melalui program ‘Pelatihan Pengolahan Komoditas Lokal untuk Menambah Nilai Ekonomi’, tiga dosen UAD Yogyakarta, Marsudi Endang Sri Rejeki, Nunik Hariyanti dan Wahidah Mahanani Rahayu mencoba menggerakkan perekonomian di desa tersebut.

Tingkatkan nilai ekonomi kelapa

Para dosen memberikan sejumlah pelatihan yang dilakukan meliputi kegiatan:

1. Praktek perhitungan keuangan usaha.

2. Komunikasi pemasaran melalui kemasan dan pemanfaatan digital marketing.

3. Nilai gizi dari komiditas lokal dan praktek langsung membuat olahan.

"Kami optimis untuk mengangkat nilai ekonomi dari buah kelapa agar lebih tinggi dari sebelumnya. Kami berharap melalui pelatihan ini masyarakat di Nglotak bisa mendapatkan keuntungan dari pengolahan buah kelapa," terang Marsudi Endang Sri Rejeki seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).

Nunik Hariyanti mengungkapkan, pengemasan sebuah produk agar bisa dijual juga menjadi hal yang penting.

Pentingnya pemasaran dan pengemasan

Menurutnya, dengan memberikan pemahaman pentingnya pengemasan dan pemasaran produk secara digital, diharapkan bisa meningkatkan nilai jual sebuah produk.

“Jadi di sini kami memberikan pelatihan kepada masyarakat agar ketika menjual produk tidak sekadar menjual begitu saja. Namun untuk berjualan, masyarakat juga perlu mengetahui pasar yang dituju, bagaimana pengemasan produk itu sehingga produknya lebih dihargai,” tuturnya.

Dari buah kelapa, masyarakat diberi pelatihan untuk melakukan pengolahan menjadi tepung kelapa dan egg roll atau biasa disebut ‘semprong’.

Pada pelatihan tersebut, terdapat 15 orang yang berpartisipasi. Mereka cukup antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut.

Tambah pengetahuan warga setempat

Salah satu peserta, Tumiyati mengaku senang dengan adanya pelatihan tersebut.

Melalui pelatihan peningkatan nilai ekonomi buah kelapa, dia jadi mengetahui pentingnya proses pengemasan.

“Kami juga jadi tahu pentingnya membedakan keuangan pribadi dan penjualan. Di sisi lain, soal gizi juga menjadi perhatian. Karena kami juga tambah ilmu soal manfaat kelapa dari gizinya. Jadi orang bisa tahu kandungan yang ada di buah kelapa,” jelas Tumiyati.

Dia berharap agar pelatihan semacam ini tidak hanya dilakukan kali ini saja.

“Kalau harapan kami ya ada kelanjutan dari pelatihan ini. Bagi kami ini sangat penting untuk menunjang kemandirian warga yang ada di sini, terutama yang berminat untuk mengembangkan olahan buah kelapa,” imbuh Tumiyati.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/04/10/152500371/begini-cara-dosen-uad-tingkatkan-nilai-ekonomi-kelapa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke