KOMPAS.com - Sebentar lagi, umat Islam akan menjalankan ibadah puasa. Biasanya, lama puasa Ramadhan di Indonesia rata-rata berkisar 13-14 jam.
Kali ini, Ramadhan 2021 merupakan tahun kedua puasa di masa pandemi Covid-19. Pada tahun kedua pandemi ini kasus Covid juga sudah mulai menurun jumlahnya di Indonesia.
Tentu seiring dengan meningkatnya kepatuhan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan 5M, yakni:
Serta mulai dijalankannya vaksinasi di Indonesia. Hal ini akan membawa suasana yang berbeda dengan tahun sebelumnya.
Meski demikian, pandemi belum usai, sehingga kewaspadaan tetap harus dilakukan terutama di bulan Ramadhan yang ditandai dengan peningkatan aktivitas ibadah tarawih dan shalat berjamaah di masjid.
Puasa Ramadhan saat pandemi
Tapi, bagaimana puasa 2021 di masa pandemi ini? Melansir laman Universitas Diponegoro (Undip), Minggu (11/4/2021), ini penjelasan dari salah satu akademisi Undip dr. Annta Kern Nugrohowati, MSi., Sp.GK.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli mendapatkan bahwa puasa Ramadhan memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan diantaranya:
1. dapat memperbaiki kadar gula darah melalui mekanisme peningkatan sensitivitas insulin
2. memperbaiki tekanan darah dan frekuensi nadi
3. menurunkan Berat Badan pada individu-individu yang overweight / obesitas
4. memperbaiki kadar lemak dalam darah
Terkait dengan kekebalan tubuh, puasa juga dapat menurunkan kadar sitokin proinflamasi (IL-1B, IL-6 dan TNF alfa), penanda oksidative stress dan CRP.
"Sehingga puasa Ramadhan di masa pandemi Covid-19 aman dan tidak akan menurunkan imunitas, tentunya ini berlaku bagi individu yang tidak memiliki penyakit kronis sebelumnya," terangnya.
Namun jika seseorang memiliki penyakit kronis seperti Hipertensi, Diabetes Melitus, Gangguan pada Jantung ataupun Gangguan pada Ginjal disarankan untuk terlebih dulu konsultasi kepada dokter apakah diperbolehkan untuk menjalankan puasa Ramadhan atau tidak.
Hal yang perlu diperhatikan
Dijelaskan, puasa Ramadhan di masa pandemi Covid-19 dapat dijalankan dengan aman dan akan memberikan manfaat untuk kesehatan selama terdapat keseimbangan antara asupan makan dan aktivitas fisik.
Selama puasa Ramadhan disarankan untuk konsumsi makanan dengan gizi lengkap yaitu terdapat sumber:
Sumber karbohidrat yang dikonsumsi sebaiknya berasal dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah/putih, kentang, jagung, ubi atau singkong.
"Makanan yang terbuat dari karbohidrat sederhana seperti mie, roti dan gula sebaiknya diminimalkan konsumsinya," ujarnya.
Hal itu dikarenakan konsumsi karbohidrat sederhana justru akan menurunkan kerja dari sistem kekebalan tubuh, kondisi ini tidak diharapkan terjadi pada masa pandemi Covid-19.
Sedangkan konsumsi sayuran dan buah juga harus cukup untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral yang sangat penting dalam menjamin kerja sistem kekebalan tubuh.
Adapun konsumsi sayuran berwarna hijau tua dan buah yang berwarna akan membantu mencukupi kebutuhan Vitamin C, Vitamin E yang sangat berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Selain asupan makanan, kecukupan minum juga menjadi suatu hal yang sangat penting supaya tidak terjadi dehidrasi yang akan memperberat kondisi kesehatan seseorang.
"Bagi orang dewasa kecukupan minum untuk sehari kurang lebih 8 gelas, pada saat puasa konsumsi minum ini dibagi pada saat berbuka hingga waktu sahur," urai dr. Annta yang juga Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Nasional Diponegoro.
Selain asupan makanan yang dijaga, aktivitas fisik atau olah raga juga tetap harus dilakukan selama menjalankan puasa Ramadhan.
Tak kalah penting ialah cukup istirahat. Pastikan tidur malam tetap cukup minimal 5 jam dan bisa ditambahkan istirahat pada siang hari sekitar 30 menit sampai 1 jam.
Kecukupan istirahat ini akan membantu untuk menjaga tubuh tetap bugar sehingga sistem kekebalan tubuh juga dapat bekerja dengan optimal untuk mencegah dari infeksi.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/04/12/133903471/bagaimana-berpuasa-ramadhan-saat-pandemi-ini-penjelasan-dosen-undip