Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Rempah Kluwek Mengandung Sianida? Ini Kata Pakar IPB

KOMPAS.com - Kluwek merupakan salah satu rempah pelengkap masakan Indonesia, sebut saja rawon maupun soto konro. Penyebutannya bisa berbeda setiap daerah, ada yang menyebut kluwek, ada pula yang menyebut pangi, kepayang dan sebutan lainnya.

Kluwek merupakan biji dari buah picung yang diproses menjadi bahan rempah untuk masakan. Dalam bahasa latin, tanaman picung disebut sebagai Pangium edule. Tanaman ini mirip sekali dengan pohon randu, pohonnya berukuran besar dan buah bergelantungan dengan siklus panen sekitar 8-9 bulan sekali.

Telah lama dijadikan salah satu rempah dapur, ada informasi yang beredar bahwa kluwek mengandung sianida yang berbahaya.

Peneliti di Southeast Asian Food and Agriculture Science and Technology (Seafast) Center Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Prof Nuri Andarwulan mengatakan biji dan buah picung segar memang memiliki senyawa yang mengandung sianida yang sangat tinggi yang disebut sianogenik glikosida.

Senyawa tersebut mudah melepaskan asam sianida saat daging buah dan biji terluka. Akan sangat berbahaya jika mengonsumsi daging buah dan biji ini dalam keadaan segar.

Karenanya, masyarakat biasanya menyimpan buah ini hingga busuk lalu mengambil bijinya untuk diolah menjadi kluwek.

“Buah ini memang beracun, mematikan orang kalau dikonsumsi segar karena mengandung sianida. Makanya setelah panen, biasanya buah disimpan. Setelah itu bijinya diambil dan dikumpulkan untuk dicuci bersih lalu direbus,” kata Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University ini, dilansir dari laman IPB.

Cara tahu kluwek layak dikonsumsi

Agar dapat menjadi kluwek, Prof Nuri menjelaskan biji buah picung terlebih dahulu direbus lalu ditiriskan. Lalu dipendam selama 40 hari menggunakan abu.

Tujuan proses tersebut selain menghilangkan kandungan sianida yang ada dalam daging biji buah picung, juga untuk mendapatkan cita rasa kluwek yang lezat sebagai bumbu masakan.

Hanya saja, dari proses tersebut, tidak selamanya berhasil. Prof Nuri mengatakan, mengolah biji buah picung hingga menjadi kluwek bisa saja gagal.

Hal itu bisa jadi disebabkan suhu saat pemendaman kluwek terlalu rendah atau dingin. Kluwek yang gagal proses biasanya berasa pahit saat dicicip.

“Kluwek yang tidak layak konsumsi, jika dipaksa untuk menjadi bumbu, maka bisa merusak cita rasa makanan. Cita rasa kluwek yang menggurihkan dan khas itu tidak akan kita dapatkan,” terangnya.

Lantas, bagaimana mengetahui kluwek yang sudah layak dikonsumsi menjadi bumbu dapur?

Prof Nuri memberikan tips memilih kluwek yang baik dengan cara yang relatif mudah. Pertama, kluwek bisa dikocok-kocok, mirip seperti saat memilih buah alpukat. Jika saat dikocok biji kluwek terpisah dengan kulitnya, bisa dipastikan kluwek baik untuk digunakan.

“Kedua, bisa juga dicicip, pahit atau tidak. Jika sudah hilang rasa pahitnya, maka kluwek aman dan siap dipadukan dengan masakan. Sementara jika pahit masih terasa, maka bisa jadi sianida masih ada,” terangnya.

Selain itu, kluwek yang sudah aman untuk dimasak bisa juga dilihat dari warna saat cangkang dibuka. Kluwek yang baik memiliki warna hitam legam mengkilap, atau merah tua kehitaman-hitaman.

Ia menyarankan agar tidak memilih kluwek yang sudah terbuka cangkangnya. Sebab jika demikian, bisa membuat kluwek menjadi berbau tengik sebab teroksidasi oleh udara yang masuk karena biji kluwek mengandung minyak sangat tinggi.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/04/23/103514671/benarkah-rempah-kluwek-mengandung-sianida-ini-kata-pakar-ipb

Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke