KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama lebih dari satu tahun. Tak hanya masalah kesehatan dan ekonomi, pandemi juga menimbulkan berbagai masalah psikososial di masyarakat. Stres menjadi salah satu kondisi yang banyak dialami, termasuk di kalangan para tenaga kesehatan.
Hal tersebut disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Suryani. Ia mengatakan selain menjaga kesehatan, merawat hati di masa pandemi penting untuk dilakukan.
Bila hati tidak dirawat, lanjut dia, imunitas individu juga akan menurun sehingga berisiko tinggi terinfeksi penyakit.
“Maka saya usulkan protokol kesehatan itu harusnya 6 M. Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan, dan merawat hati,” ujar Suryani dalam Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) “Merawat Hati di Saat Pandemi: Mengulas Masalah Psikososial Covid-19” seperti dirangkum dari laman Unpad, Senin (25/4/2021).
Guru Besar yang menekuni bidang keahlian "mental health nursing" ini menjelaskan, hati harus tetap dijaga untuk tetap dalam kondisi optimal dan berada di koridor positif.
Ia pun memberikan sejumlah tips bagaimana merawat hati di masa pandemi:
1. Mulai dari fisik
Cara merawat hati, kata dia, meliputi beberapa hal. Pertama, menjaga fisik supaya tetap rileks.
Fisik yang rileks ini di antaranya bisa didapatkan dengan berlatih pernapasan dalam setiap hari.
Suryani juga menyarankan untuk rutin berolah raga minimal setengah jam sehari .
Tak kalah penting, menerima tatanan kehidupan baru dengan mengikuti protokol kesehatan.
“Kita tidak boleh denial, karena kalau begitu kita tidak akan sehat. Psikososial kita akan kena,” ujar Ketua Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) Jabar ini.
2. Jaga pikiran positif
Menjaga pikiran tetap positif menjadi salah satu faktor penentu hati yang tenang.
Dapat diupayakan dengan cara menghindari berita hoaks dengan langsung mencari informasi atau berita dari sumber yang kredibel.
Termasuk melihat orang di sekeliling dengan perasaan cinta. Hindari perasaan kesal dalam menghadapi orang-orang sekitar.
“Kita harus sehari-hari itu merasa bahagia, merasa senang,” ujar Kepala Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan Unpad ini.
Selanjutnya adalah dengan tidak terlalu banyak memikirkan masa depan. Menurutnya, memikirkan sesuatu yang tidak pasti hanya akan meningkatkan kecemasan.
Menjaga kesehatan harus dilakukan secara optimal. Selain rutin latihan napas dan olah raga, afirmasi positif pada diri sendiri juga penting dilakukan setiap hari.
3. Menjaga relasi
Suryani menekankan pentingnya menjaga relasi untuk tetap positif. Menjaga komunikasi dengan teman perlu dilakukan, terutama untuk menghindari diri dari perasaan terisolasi.
4. Tingkatkan spiritual
Hal penting selanjutnya yang perlu dilakukan dalam merawat hati adalah dengan menjaga spiritual agar tetap baik. Dengan demikian, ada perasaan tenang dan selalu merasa berada di bawah perlindungan Tuhan.
“Semuanya ini harus kita jaga, sehingga kita mempunya hati yang tetap tenang , damai,” kata Suryani.
5. Sikap waspada
Merasa percaya diri adalah baik, terutama saat telah memproteksi diri dengan baik. Namun, percaya diri harus diiringi dengan sikap waspada.
Jangan sampai, sarannya, percaya diri berlebihan malah membuat kita abai bahwa bahaya pandemi masih mengintai.
“Kemudian mulailah dari diri kita sendiri. Jadi sebelum kita mengajak orang, ya kita dulu yang harus mempraktikkan,” pesannya.
Untuk pemerintah, Suryani pun menyarankan untuk merumuskan kebijakan, bukan hanya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan fisik tapi juga psikologis, terutama bagi para tenaga kesehatan yang ada di garda depan.
“Mungkin perlu pendampingan, bimbingan dan konseling bagi mereka,” sarannya.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/04/26/130000471/pakar-unpad--merawat-hati-kunci-bertahan-hadapi-pandemi