KOMPAS.com - Ada yang menarik dari forum diskusi (Raboan) gelaran Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Forum diskusi yang digelar beberapa waktu lalu secara daring itu mengangkat judul "Persepsi Hidup dan Mati Orang Jawa".
Adapun narsumbernya ialah Drs. Anton Suparnjo atau lebih akrab dipanggil Mbah Manyo selaku Pemerhati dan Praktisi Budaya Jawa.
Dijelaskan, orang jawa mengenal istilah jagat cilik (micro cosmos) dan jagat gedhe (macro cosmos).
1. Jagat cilik berarti manusia perorangan.
2. Jagat gedhe berarti alam semesta.
Konsep orang jawa menganggap bahwa alam semesta dan manusia memiliki kerumitan yang sama. Namun semakin berkembangnya zaman, manusia dianggap lebih rumit dan komplek dari alam semesta karena keunikan tiap manusia.
"Proses perkembangan manusia dari lahir sampai meninggal digambarkan dalam sebelas tembang macapat atau disebut juga sekar alit/tembang alit," jelas Mbah Manyo seperti dikutip dari laman fk.ugm.ac.id, Sabtu (30/4/2021).
Makna 11 tembang macapat
Berikut ini makna 11 tembang macapat yang disampaikan oleh Mbah Manyo, yakni:
1. Maskumambang, berarti “masku mambang” janin yang mengambang di air ketuban, buah cinta yang diharapkan sepasang pria dan wanita.
2. Mijil, berarti lahir atau keluar.
3. Dhandhanggula, berarti harapan yang manis. Adanya pengharapan besar dari kelahiran bayi.
4. Kinanthi, berarti digandeng. Untuk menjadi anak yang baik harus digandeng atau diajari dan dibimbing.
5. Sinom, berarti masa remaja, proses mencari identitas diri.
6. Asmaradana, berarti berarti masa puber, mulai tertarik dengan lawan jenis.
7. Gambuh, berarti gambaran setelah menikah akan ada proses sinkronisasi dalam berkeluarga yang tak akan pernah selesai.
8. Durma, berarti darma orang tua yang dikaruniai anak, durma menjadi titik balik orang Jawa.
9. Pangkur, berarti fase seseorang mulai mungkur/menjauhi kesenangan duniawi dan mulai mempersiapkan kehidupan di akhirat.
10. Megatruh, berarti “megat ruh” atau berpisahnya jiwa dan raga.
11. Pocung, berarti pucuk, telah sampai di akhir kehidupan dunia, kembali nglegena atau polos.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/04/30/105436771/forum-diskusi-ugm-seperti-ini-persepsi-hidup-dan-mati-orang-jawa