Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Athifah dan Naila Raih Penghargaan Bergengsi Penelitian ISEF 2021

KOMPAS.com - Kabar membanggakan datang dari ajang Regeneron International Science and Engineering Fair (ISEF) 2021, kompetisi penelitian bergengsi tingkat dunia bagi siswa.

Setelah sempat absen selama 2 tahun, siswa Indonesia kembali unjuk prestasi di ajang ISEF 2021 yang digelar secara daring 3-6 Mei 2021.

Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud Ristek mengirimkan 3 tim untuk mengikuti kompetisi riset dan inovasi ini dan 2 tim berhasil lolos dan mendapatkan penghargaan.

Kedua tim yang berhasil lolos dalam ISEF 2021, yakni:

  • Bidang lomba Fisika Terapan dan Rekayasa: I Gusti Ngurah Sucahya Satria Adi Pratama dan Ni Putu Ari Budiani (SMAN Bali Mandara), judul penelitian "Vanilla Breeding Gun".
  • Bidang lomba Ilmu Sosial dan Humaniora: Athifah Qonita Millati dan Noor Naila Imtinan Himam (SMAN 28 Jakarta), judul penelitian "Optimizing Student’s Working Memory Capacity with Binaural Beats".

Kedua tim ini berhasil menyabet 3 penghargaan meliputi satu special award dan 2 grand award.

American Psychological Association sebagai salah satu organisasi psikolog terkemuka dunia memberikan 3rd Special Awad kepada Athifah Qonita Millati dan Noor Naila Imtinan Himam dari SMAN 28 Jakarta.

Sedangkan 4th Grand Award kembali diberikan kepada tim Athifah Qonita Millati dan Noor Naila Imtinan Himam dan tim I Gusti Ngurah Sucahya Satria Adi Pratama dan Ni Putu Ari Budiani.

Tantangan kompetisi di masa pandemi

Athifah Qonita Millati dan Noor Naila Imtinan Himam dari SMAN 28 Jakarta yang meraih 2 penghargaan bergengsi tersebut mengungkapkan mengikuti kompetisi penelitian tingkat dunia di tengah masa pandemi bukan perkara mudah.

Terlebih, mereka juga harus pandai mengatur waktu dalam mempersiapkan kelulusan mengingat Athifah dan Naila saat ini berada di kelas 12 SMA.

"Terdapat beberapa tantangan yang kami hadapi, baik dalam melaksanakan penelitian nya secara umum maupun tantangan baru yang timbul akibat adanya pandemi," ungkap Naila saat dihubungi Kompas.com (22/5/2021).

"Karena kami merupakan murid kelas 12, kami juga perlu mengatur waktu sebaik mungkin karena padatnya jadwal belajar mengajar dan lomba," tambah Athifah.

Adanya pandemi Covid dan kebijakan PSBB mengharuskan mereka untuk melaksanakan seluruh kegiatan di rumah masing-masing. "Sehingga kami terdorong untuk memutar otak sebaik mungkin guna meminimalisir efek dari tantangan baru yang muncul," ujar Naila.

Athifah menjelaskan, metode penelitian yang mereka gunakan adalah metode eksperimen. Akan tetapi, pengambilan data secara virtual memungkinkan munculnya variabel extraneous (variabel bebas yang tidak dapat dikendalikan) pada lingkungan subjek yang tidak mampu mereka kontrol secara langsung.

Penelitian Naila dan Athifah dalam ISEF 2021 mengangkat tema "Optimizing Student’s Working Memory Capacity with Binaural Beats".

"Kami menguji tiga jenis binaural beats, sebuah audio intervensi yang dapat menstimulasi gelombang otak, untuk mencari tahu mana yang paling berpengaruh pada working memory capacity agar memperoleh metode yang bisa meningkatkan performa belajar pelajar SMA ketika melakukan pembelajaran jarak jauh," ungkap Athifah.

"Setelah itu kami melakukan analisis data berdasarkan hasil eksperimen. Ternyata, performa ketiga kelompok eksperimen yang mendengarkan binaural beats meningkat, sedangkan performa kelompok kontrol menurun secara signifikan," tambah Naila.

"Yang berarti binaural beats, terutama pada range frekuensi beta, dapat meningkatkan working memory capacity secara signifikan," lanjutnya.

Semangat mengejar kesempatan

Dalam kesempatan sama, Athifah dan Naila mengungkapkan banyak sekali pelajaran yang mereka ambil dalam mengikuti berbagai kompetisi seperti KOPSI dan ISEF.

"Selalu mengambil kesempatan apapun yang ada, memberikan yang terbaik untuk segala sesuatu, dan selalu terbuka untuk menerima pendapat dan belajar. Walaupun dilakukan secara virtual, kami mendapat pengalaman yang sangat berharga saat mengikuti ISEF," ungkap Naila.

"Bertemu banyak orang dari berbagai penjuru dunia, bertukar cerita dan pengalaman, itu merupakan kesempatan yang tidak bisa didapat setiap hari. Selain itu, menyandang nama Indonesia di sebelah nama kami juga merupakan sebuah kebanggaan," ujar Athifah.

Naila dan juga Athifah juga menitipkan pesan kepada teman siswa lain untuk tidak pernah ragu dalam mengambil setiap kesempatan yang ada.

"Mari anggaplah setiap kesempatan seperti berlian. Kita tidak akan tahu apa yang kita dapat sebelum mengambil kesempatan itu," ujar Athifah.

Ia melanjutkan, "jangan sampai melewatkan sebuah pencapaian dan prestasi yang akan berdampak besar hanya karena ketakutan akan sebuah kegagalan kecil yang sebenarnya tidak merugikan."

"Kegagalan-kegagalan itu lah yang menjadikan kita kaya akan ilmu dan pengalaman supaya tidak mengulangi hal yang sama. Strive for what you love," tambah Naila. 

"Kalau kalian berminat dalam sesuatu, kejar terus, whatever it takes. Kalian tidak akan tahu apa yang menanti di depan kalian. Semangat terus!" pungkasnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/05/22/150612371/kisah-athifah-dan-naila-raih-penghargaan-bergengsi-penelitian-isef-2021

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke