KOMPAS.com - Keuangan kerap kali menjadi hal yang kompleks bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi para mahasiswa.
Banyaknya keluhan terkait keuangan seperti pengeluaran yang lebih besar dari pada uang saku bulanan hingga kebutuhan-kebutuhan yang mendadak harus segera dipenuhi terkadang membuat para mahasiswa kebingungan mengelola keuangan mereka.
Apalagi, jika mahasiswa tersebut merantau, maka harus cermat pula mengurus masalah keuangan. Jika tidak, bisa berakibat fatal di kemudian hari. Misalnya, tidak ada biaya untuk makan sebelum tanggal pengiriman uang oleh orangtua.
Belum lagi, masih banyak mahasiswa yang terjebak menuruti gaya hidup selama bersosialisasi. Akhirnya, kadang mereka lupa jika saldo dalam rekening bisa ikut menipis akibat keputusan sesaat yang diambil.
Problem keuangan di atas sebenarnya dapat diatasi dengan melakukan perencanaan keuangan. Hal inilah yang disampaikan oleh Zain Ambi, alumnus Universitas Airlangga (Unair).
Pria yang kerap disapa Ambi ini menjelaskan kiat-kiat untuk mengatur keuangan agar para mahasiswa dapat terhindar dari permasalahan terkait dengan keuangan.
“Setiap ada keinginan atau impian-impian Anda yang membutuhkan uang, disitulah ada yang namanya tujuan keuangan. Karena ada tujuan keuangan, maka kita ada yang namanya perencanaan keuangan,” jelas Ambi dilansir dari laman unair.ac.id
Lebih lanjut, Ambi menjelaskan bahwa untuk merencanakan keuangan dapat melihat dari sudut pandang piramida perencanaan keuangan.
"Ketika kita merencanakan keuangan seseorang, itu dimulai dari yang paling bawah," ungkap financial planner bersertifikasi ini.
Ambi menjelaskan bahwa bagi para mahasiswa, hal-hal utama terkait dengan keuangan antara lain kebutuhan jangka pendek, dana darurat, dan investasi.
Alumni S1 Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) ini juga menerangkan pentingnya memastikan keuangan kita berada dalam kondisi yang sehat.
“Percuma ngomong investasi kalau makan aja susah. Percuma ngomong investasi kalau tidak ada dana darurat,” lanjutnya.
Menurut Ambi, cara pertama dan paling sederhana untuk memastikan kondisi keuangan yang sehat adalah dengan mengecek penghasilan dari orang tua atau darimana pun itu lebih besar daripada pengeluaran dan sebaliknya. “Kedua, kalau bisa punya dana darurat,” tegas Ambi.
Ambi menegaskan pentingnya dana darurat bagi mahasiswa. Sebab, dengan adanya dana darurat mahasiswa tidak perlu khawatir saat ada kondisi mendesak datang tiba-tiba.
Misalnya, saat kendaraan yang digunakan rusak, saat mengalami sakit, atau saat ada iuran mendadak yang harus dibayarkan saat itu juga.
“Setiap bulan, sisakan pelan-pelan di rekening yang berbeda atau di amplop atau di manapun, yang digunakan sebagai dana darurat. Kalau sudah terbiasa sejak awal, maka tidak akan terlalu sulit,” tukas Ambi.
Ambi memberikan tips yang dapat diterapkan oleh para mahasiswa untuk mengatur keuangan mereka.
“Yang penting harus di-budget-in di awal. ‘Oke, yang penting aku akan nabung tapi nabungnya kalau ada sisa’ itu nggak boleh. Harus di awal dulu tabungannya karena kalau di akhir saya sangatlah yakin itu pasti akan kepakai,” tuturnya.
“Budgeting ini bisa dengan pola 40-30-20-10. Maksimal 40 persen untuk kebutuhan hidup, maksimal 30 persen kalau ada hutang, minimal 20 persen untuk investasi dan tabungan, serta minimal 10 persen untuk dana darurat,” tambah Ambi.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/05/29/111317471/mahasiswa-gunakan-pola-40-30-20-10-agar-uangmu-tidak-cepat-habis