KOMPAS.com - Saat ini mahasiswa tak hanya didorong agar bisa diserap langsung di dunia kerja tapi juga bisa membuka lapangan pekerjaan.
Berwirausaha di kalangan mahasiswa bisa dengan membangun sebuah start up atau merintis bisnis. Salah satu lini bisnis yang bisa dipakai yakni franchise atau waralaba.
Konsep bisnis yang dinilai menjanjikan di era masa kini dihadirkan Program Vokasi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) dalam Kuliah Tamu Bisnis Waralaba bertema 'Bisnis Waralaba Masa Kini.
Kuliah umum yang diinisiasi Program Studi D3 Manajemen Perusahaan Unpar ini menghadirkan Owner Kebab Turki Baba Rafi sekaligus pemilik Zuzu Beauty Care, Nilamsari.
Kenali bisnis franchise atau warabala
Para peserta diajak memahami konsep bisnis waralaba serta tantangan dan peluang menjadi Franchisor.
Bisnis waralaba memang terkenal menggiurkan karena menjanjikan keuntungan besar dengan risiko kecil. Baik dalam skala bisnis kecil maupun besar. Namun, benarkah demikian?
Nilamsari yang telah bergelut selama 17 tahun dalam bisnis waralaba berbagi tips dalam merintis usaha waralaba. Termasuk berbagai langkah dan pertimbangan plus minusnya.
Nilamsari mengungkapkan, Kebab Turki Baba Rafi merupakan sebuah jaringan usaha waralaba kebab dengan 1.500 outlet telah tersebar di 10 negara.
Menurut Nilamsari, dalam berbisnis kemitraan atau franchise harus fokus pada beberapa hal, yakni:
"Itulah memulai growing with franchise atau biasa kita sebut bisnis waralaba," kata Nilamsari seperti dikutip dari laman Unpar, Sabtu (3/7/2021).
Syarat miliki STPW
Selain itu ada 5 syarat yang harus disiapkan agar memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW), yakni.
"Berbisnis franchise itu paling penting adalah paham bahwa bisnis ini ‘selling knowledge’. Kita bukan menjual barang, tetapi (menjual) intellectual property, sistem, dan menjual inovasi-inovasi yang selalu kita jalankan di perusahaan," ujarnya.
Nilamsari menjelaskan, membangun bisnis waralaba artinya menyiapkan tim manajemen. Nilamsari menegaskan, tidak ada yang namanya super hero dalam sebuah bisnis waralaba, yang ada yaitu super tim.
Kemudian ada 6 hal yang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang Franchisor, yaitu:
"Prospektus yaitu semacam keterangan kenapa orang harus mengambil bisnis Anda. Ketika orang mau berinvestasi kepada Anda, mau mengambil bisnis Anda. Dia harus tahu bisnis Anda sudah teridentifikasi perusahaan mana saja," ungkap Nilamsari.
Berbicara analisa keuangan, lanjut Nilam, maka berbicara juga soal masa kerja franchise yaitu rerata 5 tahun. Diharapkan dalam 2,5 tahun maksimum sudah balik modal, dan separuh masa kerja sama lainnya bisa menikmati keuntungan.
"Terkait perjanjian, makin besar uang yang dilibatkan otomatis agreement makin tebal dan biasanya memakai lawyer atau notaris. Tetapi jika masih berkisar Rp 10 juta sampai kurang dari Rp 75 juta, masih bisa menggunakan perjanjian di atas materai," imbuhnya.
Tips menjual franchise
Jenis pengelolaan franchise sendiri terbagi dalam dua jenis, yaitu franchise murni dan franchise syariah. Franchise murni dan syariah, lanjut dia, memang paling banyak dilakukan di seluruh Indonesia.
Nilam pun membagikan tips menjual franchise, yaitu rajin mengikuti pameran franchise, memanfaatkan Instagram Ads, Paid Promote, acknowledgement dari lomba-lomba atau institusi dan Google Ads Landing Page.
"Semua pilihan ada di tangan Anda dengan segala plus-minus. Ketika Anda ingin berbisnis, pelajari dulu. Harus bisa memahami manajemen cash flow keuangan, karena bisnis itu nyawanya di cash flow. Uang itu harus ada perputarannya," beber Nilam.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/03/123622271/webinar-unpar-owner-kebab-turki-baba-rafi-ungkap-tips-bisnis-warabala