Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tingkatkan Budaya Literasi di Sekolah dengan 3 Strategi Ini

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) pada tahun 2016 dimana Gerakan Literasi Sekolah menjadi salah program di dalamnya.

Gerakan Literasi Nasional ini mempunyai beberapa tujuan seperti memberantas buta aksara, meningkatkan minat baca, menumbuhkan budaya literasi masyarakat. Hingga meningkatkan daya saing bangsa melalui program penguatan pendidikan.

Gerakan Literasi Sekolah merupakan gerakan literasi yang aktivitasnya banyak dilakukan di sekolah dengan melibatkan siswa, pendidik, tenaga kependidikan, dan orangtua.

Mereka bisa menampilkan praktik baik tentang literasi dan menjadikannya sebagai kebiasaan serta budaya di rumah dan di lingkungan sekolah.

Tujuan gerakan literasi sekolah

Dilansir dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, tujuan dari Gerakan Literasi Sekolah adalah menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran berbudaya literasi, dan membentuk warga sekolah yang literat dalam hal baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya serta kewargaan.

Dalam pelaksanaannya, Gerakan Literasi Sekolah menyasar ekosistem sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Dalam konteks sekolah, subyek dalam kegiatan literasi adalah peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan (pustakawan, pengawas), dan kepala sekolah. Semua komponen warga sekolah ini berkolaborasi dalam Tim Literasi Sekolah (TLS) di bawah koordinasi kepala sekolah dan dikuatkan dengan SK kepala sekolah.

TLS bertugas untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program. TLS dapat memastikan terciptanya suasana akademis kondusif, yang mampu membuat seluruh anggota komunitas sekolah antusias untuk belajar.

Dalam membangun budaya literasi yang positif di sekolah, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan sekolah, antara lain:

1. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi

Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga sekolah. Sehingga lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk pembelajaran.

Sekolah yang mendukung pengembangan budaya literasi sebaiknya memajang karya peserta didik di seluruh area sekolah, termasuk koridor, kantor kepala sekolah dan guru.

Selain itu, karya-karya peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik. Selain itu, peserta didik dapat mengakses buku dan bahan bacaan lain di Sudut Baca di semua kelas, kantor, dan area lain di sekolah.

2. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif

Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah. Hal itu dapat dikembangkan dengan pengakuan atas capaian peserta didik sepanjang tahun.

Pemberian penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera setiap minggu untuk menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek. Prestasi yang dihargai bukan hanya akademis, tetapi juga sikap dan upaya peserta didik.

Setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah. Sekolah bisa menyelenggarakan festival buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan lain sebagainya.

3. Sekolah sebagai lingkungan akademis yang literat

Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan akademis. Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah.

Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan/atau guru membacakan buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung.

Selain itu, untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan peningkatan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan, dan keterlaksanaannya. 

https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/13/121600871/tingkatkan-budaya-literasi-di-sekolah-dengan-3-strategi-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke