Hanya Ada 1 di Indonesia, Yuk Kenali Prodi Kedokteran Penerbangan UI

KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak sekali perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) dengan ribuan program studi (prodi).

Calon mahasiswa, bisa memilih prodi sesuai bakat dan minatnya. Pilihan prodi saat mengenyam bangku kuliah ini juga akan mendukungmu dalam meniti jenjang karier di kemudian hari.

Dari berbagai prodi yang dimiliki sebuah perguruan tinggi, ada prodi-prodi langka yang hanya ada satu di Indonesia.

Salah satunya prodi Kedokteran Penerbangan yang ada di Universitas Indonesia (UI).

Merangkum akun Instagram resmi @univ_indonesia, Rabu (21/7/2021), prodi Kedokteran Penerbangan merupakan satu-satunya di Asia dan hanya terdapat 5 di dunia.

Didirikan sejak tahun 2010, Program Studi Kedokteran Penerbangan FKUI telah mencetak kurang lebih 64 dokter spesialis kedokteran penerbangan (2020) yang alumninya tersebar di berbagai lembaga seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti).

Kementerian Perhubungan (Kemenhub), TNI-AU, rumah sakit dan perusahaan evakuasi medik, serta berbagai maskapai penerbangan.

Mata kuliah yang ada di Kedokteran Penerbangan

Dalam prodi Kedokteran Penerbangan, ada beberapa mata kuliah menarik yang bisa kamu pelajari, yaitu:

Aerofisisiologi

Pada mata kuliah Aerofisisiologi, peserta didik akan memiliki kompetensi untuk mendeskripsikan pengaruh faktor penerbangan terhadap fisiologi tubuh manusia dan mengikuti Hypobaric Chamber Training.

Higiene Penerbangan dan Antariksa

Pada mata kuliah Hygiene Penerbangan dan Antariksa, peserta didik diharapkan memiliki kompetensi menerapkan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi penerbangan. Serta hygiene dan gizi di ruang angkasa.

Transportasi dan Evakuasi Medik Penerbangan

Tugas prodi Kedokteran Penerbangan

Ketua Program Studi Kedokteran Penerbangan Prof. Budi Sampurna menerangkan, Prodi Kedokteran Penerbangan memiliki tiga tugas utama, yaitu:

1. Membina kesehatan fisik dan mental pada awak udara dan penumpang pesawat udara. Baik di tingkat perorangan maupun komunitas.

2. Menguji kesehatan awak udara dan penumpang pesawat udara untuk dinyatakan fit to fly.

3. Melakukan pengelolaan evakuasi medik pada pasien atau penumpang yang sakit.

"Selain itu, salah satu kompetensi utama yang dikuasai yaitu Evakuasi Medik Udara pada pasien yang membutuhkan pindah ke fasilitas pelayanan kesehatan di daerah lain menggunakan transportasi udara baik menggunakan pesawat maupun helikopter," kata Prof. Budi Sampurna.