KOMPAS.com – Berani bermimpi dan mencoba banyak hal baru merupakan modal utama dalam meraih kesuksesan.
Ungkapan itu terbukti berlaku bagi salah satu mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) program studi (prodi) Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Naufal Abdullah.
Naufal berhasil meraih penghargaan sebagai “1st The Best Position Paper (PostPap) of SOCHUM in International Model United Nations (IMUN) Online Conference 52.0”.
Penghargaan itu ia dapatkan lewat kompetisi Model United Nations (MUN) tingkat internasional yang diikuti 1116 delegasi lebih dari 60 negara secara daring pada Sabtu (10/4/2021) hingga Minggu (11/4/2021) lalu.
Kompetisi MUN merupakan simulasi sidang konferensi United Nations atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bagi para pelajar, mahasiswa, dan pemuda secara umum.
Selama mengikuti kompetisi, para peserta berperan sebagai diplomat yang mewakili suatu negara dalam menyelesaikan permasalahan global.
“Semua peserta menjadi representasi sebuah negara untuk membahas mengenai isu-isu internasional. Pembahasan itu harus sesuai dengan prosedur dan aturan-aturan sidang PBB,” ujar Naufal dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (29/7/2021).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan melalui metode diskusi, diplomasi, dan negosiasi.
Tujuannya, kata Naufal, untuk mendapatkan sebuah resolusi atas permasalahan-permasalahan sesuai dengan topik atau isu pembahasan yang ada.
Untuk diketahui, IMUN merupakan sebuah organisasi internasional yang telah diakui oleh beberapa badan khusus PBB.
Badan khusus yang dimaksud, seperti United Nations Development Programme (UNDP), United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), International Organization for Migration (IOM), dan juga Kedutaan Besar Australia di Vietnam dan Thailand.
Adapun visi dan misi IMUN untuk menyatukan pemuda dari seluruh elemen masyarakat dari berbagai belahan dunia untuk dapat belajar sekaligus berbagai ide dan informasi.
Pembelajaran maupun ide tersebut akan dituangkan melalui sebuah konferensi simulasi sidang PBB baik secara offline maupun online.
Menyuarakan hak kemanusiaan
Dalam kegiatan IMUN 52.0, Naufal mengatakan, ia berperan sebagai delegasi untuk mewakili negara Burkina Faso dan menjadi komite dewan Social, Humanitarian, and Cultural Committee (SOCHUM).
“Pada kompetisi MUN, saya ingin menyuarakan hak kemanusiaan dan mengutuk tindakan rasisme terhadap warga Asia. Protes ini juga berlaku bagi semua atau budaya di seluruh dunia agar tindakan rasisme bisa segera diselesaikan dan tidak muncul kembali,” katanya.
Maka dari itu, Naufal mengungkapkan, judul paper untuk konferensi IMUN yang ia bawakan adalah "Tracing the impact of trauma and mental healing on Asians in America due to acts of racism and xenophobia".
Menurutnya, saat ini telah banyak tindakan rasisme terhadap warga atau masyarakat dari Asia, terlebih ketika mereka sedang berada di Amerika. Aksi rasisme ini membuat dirinya merasa bersimpati dan prihatin.
Tak hanya aksi protes, Nafual mengaku bahwa dalam paper buatannya, ia turut mencantumkan solusi mengatasi korban rasisme, utamanya untuk kesembuhan mental mereka.
Jadi Official Campus Ambassador IMUN
Selain menjadi delegasi dan representatif untuk sebuah negara, Naufal juga diberikan amanat sebagai IMUN Official Campus Ambassador.
“Saya berperan menjadi brand ambassador IMUN. Tugas saya mempromosikan program IMUN di sosial media (sosmed) melalui konten-konten kreatif dan mengajak setiap orang untuk berpartisipasi dalam program ini. Saya membimbing mulai dari tahap registrasi hingga pembayaran,” jelasnya.
Untuk diketahui, IMUN Campus Ambassador merupakan sebuah program internship dengan metode mentoring.
Dalam program ini, peserta konferensi bisa mempelajari tata cara bernegosiasi, berdiplomasi, dan memberikan pengalaman menarik serta bermanfaat mengenai simulasi sidang PBB atau MUN.
Menurut Naufal, program IMUN Campus Ambassador sangat efektif untuk membangun pemimpin pemuda masa depan.
Pasalnya, program tersebut dapat memberikan pengalaman berharga, seperti pengembangan bisnis, kepemimpinan, dan pemasaran.
Bahkan, peserta bisa mewakili berbagai event MUN internasional sebagai IMUN Campus Ambassador.
“Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, IMUN telah berhasil menyelenggarakan MUN offline di lima negara berbeda, yaitu Thailand, Vietnam, Mesir, China, dan Malaysia,” kata Naufal.
Konferensi IMUN offline, lanjut dia, rencananya akan diadakan pada 2021 di Korea Selatan (Korsel), Filipina, dan Indonesia, serta beberapa negara-negara Asia Tenggara.
Pesan Naufal untuk generasi muda
Pada kesempatan tersebut, Naufal turut memberikan pesan kepada seluruh generasi muda agar tidak takut untuk bermimpi dan mencoba hal-hal baru.
“Ayo kawan, teruslah berprestasi dan jangan pernah lupa untuk selalu berdoa dan berusaha,” ucapnya.
Sebab, imbuh Naufal, penghalang untuk maju dan bergerak sebelum berani mencoba adalah pikiran diri sendiri.
Untuk itu, ia meminta generasi muda untuk tetap menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
Dalam kesempatan itu, Naufal juga mengaku bangga, bahagia, dan bersyukur terhadap pencapaiannya sebagai predikat terbaik pertama di IMUN Online Conference 52.0.
“Alhamdulillah, saya bersyukur sekaligus bangga telah mengikuti MUN karena kompetisi ini merupakan keinginan saya sejak dulu. Program itu juga merupakan konferensi pertama yang saya ikuti secara daring selama karena terkendala pandemi Covid-19,” imbuhnya.
Selain bersaing, ia mengungkapkan keseruan yang dialami selama mengikuti Konferensi IMUN.
Tak hanya bertemu dengan banyak relasi, Naufal juga mendapatkan teman baru untuk saling memotivasi satu sama lain.
“Banyak teman-teman baru yang saya temui. Kami saling memberi motivasi dan dukungan untuk bisa berkontribusi secara baik serta mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional. Saya juga senang bisa membawa nama Universitas Nusa Mandiri (UNM),” ujar Naufal.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/29/175821771/mendunia-mahasiswa-unm-raih-gelar-postpap-terbaik-di-kompetisi-imun