Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Webinar Unair: Manfaat Polifenol Turunkan Risiko Kanker dan Diabetes

KOMPAS.com - Hingga saat ini belum ada obat tertentu yang bisa menyembuhkan penyakit kanker. Namun demikian, semua orang bisa melakukan berbagai upaya pencegahan untuk menghindari penyakit berbahaya ini.

Salah satunya dengan memanfaatkan senyawa alami pada tumbuhan yakni Polifenol yang mengandung banyak manfaat bagus untuk tubuh.

Selain bisa mencegah kanker, mengonsumsi Polifenol juga mampu mencegah berbagai penyakit serius lainnya seperti diabetes, infeksi, hingga hipertensi.

Guru Besar Universiti Putra Malaysia Profesor Loh Su Peng mengatakan, meningkatkan jumlah antioksidan tubuh dapat menurunkan risiko beberapa penyakit kronis.

Bahan makanan yang mengandung polifenol

Menurut dia, asupan antioksidan yang lebih tinggi dalam makanan berpotensi memberikan pertahanan dan perlindungan yang lebih baik terhadap stres oksidatif.

Yaitu kondisi dimana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya.

"Inilah mengapa kita harus meningkatkan kadar antioksidan dalam tubuh. Baik yang berasal dari makanan maupun suplemen," terang Profesor Loh Su Peng dalam acara Public Health Airlangga University Summer School 2021 seperti dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga, Jumat (30/7/2021).

Prof. Su Peng menjelaskan, sejumlah besar sayur dan buah umumnya mengandung senyawa Polifenol. Senyawa Polifenol dengan kadar tinggi bisa ditemukan dalam beberapa jenis makanan seperti cokelat, buah beri, apel, biji-bijian, kacang-kacangan, kedelai, teh hitam, dan teh hijau.

Manfaat polifenol

Senyawa Polifenol memiliki manfaat beragam bagi tubuh, antara lain:

1. Mengurangi risiko penyakit jantung koroner

Prof. Su Peng menerangkan, Polifenol mampu menghambat oksidasi kolesterol jahat (LDL) secara maksimal. Jenis oksidasi tersebut dianggap sebagai kunci penumpukan lemak di dalam dinding arteri.

"Termasuk memberikan efek anti-inflamasi, antioksidan, anti-platelet, meningkatkan kolesterol baik, serta meningkatkan fungsi Endotel," tuturnya.

2. Sebagai antikanker

Sejumlah efek kemoprevensi pada Polifenol telah berhasil diidentifikasi. Termasuk aktivitas estrogenik/antiestrogenik, antiproliferasi, induksi penghentian siklus sel atau apoptosis, dan pencegahan oksidasi. Serta induksi enzim detoksifikasi, regulasi sistem imun, dan aktivitas antiinflamasi.

"Pada beberapa penelitian, sebagian besar ditampilkan dalam model kultur sel, antioksidan ini mampu membunuh sel kanker," imbuh Prof. Su Peng.

3. Menghambat penuaan

Menurut Prof. Su Peng, mengonsumsi makanan tinggi antioksidan dengan cara yang benar, efektif dalam mengurangi efek penuaan hingga memperpanjang rentang hidup. Antioksidan juga bermanfaat dalam memperbaiki efek buruk dari penuaan pada sistem saraf otak.

Sayangnya, penelitian tersebut baru terbukti pada hewan percobaan. Penelitian pada tikus tua, antioksidan efektif membalikkan defisit terkait usia di otak dan fungsi perilaku.

"Ini baru dibuktikan pada hewan percobaan. Saya belum menemukan penelitian yang menunjukkan dampaknya pada manusia," beber Prof. Su Peng.

4. Sebagai anti-inflamasi dan meningkatkan kekebalan tubuh

Ia menjelaskan, efek antioksidan bisa menetralkan radikal bebas dan meningkatkan produksi enzim antioksidan. Terutama ditemukan pada Zinc, Vitamin C, Curcuma, dan Selenium.

"Dampaknya bisa memberikan efek antivirus langsung, meningkatkan kekebalan, menekan peradangan, hingga anti-SARS-CoV-2," pungkasnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/30/150000471/webinar-unair--manfaat-polifenol-turunkan-risiko-kanker-dan-diabetes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke