KOMPAS.com - Khitan atau sunat merupakan sebuah tradisi yang biasa dilakukan pada anak laki-laki.
Selain tradisi keagamaan yang sudah dilakukan sejak zaman dulu, melakukan khitan atau sunat ini juga dilatarbelakangi faktor kesehatan.
Lantas pada usia berapa anak laki-laki sebaiknya menjalani prosesi ini? Dokter Spesialis Bedah Anak Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Barmadisatrio menerangkan, tidak ada patokan usia yang baik untuk dilaksanakan khitan.
Sunat kurangi risiko infeksi saluran kencing
Namun, khitan pada bayi, anak-anak, sampai orang dewasa memiliki teknis yang berbeda.
"Seperti yang kita tahu bahwa sunat merupakan bedah minor yang paling tua menurut sejarah karena sunat diperkenalkan sejak zaman Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sunat pun saat usia sudah tua," terang Barmadi seperti dikutip dari laman Unair, Jumat (30/7/2021).
Dokter sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Unair ini menambahkan, dari sisi medis terbukti bahwa sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kencing serta mengurangi risiko terkena HIV/AIDS.
"Dibandingkan dengan anak yang sunat, risiko terkena infeksi saluran kencing selama bayi lebih rendah daripada anak yang tidak sunat," papar Barmadisatrio.
Barmadi menerangkan, indikasi medis pada khitan karena adanya kelainan atau komplikasi infeksi pada kulup, sehingga menyebabkan pasien harus disunat.
Namun, jika tidak ada indikasi medis juga diperbolehkan sunat karena alasan ritual keagamaan.
"Sunat habis lahir pun bisa, umur sehari juga bisa, selama tidak ada kontraindikasi," imbuh Barmadisatrio.
Teknis pelaksanaan sunat
Barmadisatrio menambahkan, teknis sunat pada bayi sangat beragam, antara lain:
Namun era sekarang teknis sunat banyak menggunakan laser karena waktu perdarahan lebih singkat dan luka lebih cepat sembuh, waktu yang diperlukan jauh lebih singkat.
Selain itu dari segi penampilan lebih baik dibanding dengan sunat konvensional menggunakan pisau bedah.
"Banyak teknis yang kita kerjakan. Pokoknya prinsip sunat itu memotong kulup yang menutupi gland penis, karena kulup sering mengakibatkan masalah infeksi," ujarnya.
Menurut Barmadi, teknis sunat terbaru adalah menggunakan klamp.
Jika teknis ini dilakukan pada bayi di bawah tiga bulan, keuntungan yang didapat adalah tidak memerlukan jahitan karena pada usia tersebut penyembuhan luka terjadi sangat cepat.
"Di RSUA kita pakai teknik klamp, caranya yaitu dijepit kulitnya dan dia akan kering sendiri tanpa dijahit. Tapi itu bisa kita kerjakan pada usia di bawah 3 bulan, kalau lebih dari itu harus pakai jahitan," jelasnya.
Persiapan sebelum sunat
Proses penyembuhan luka pada bayi terhitung tiga hari hingga satu minggu. Pada hari ketiga dianjurkan untuk mandi agar luka khitan cepat bersih.
Barmadi menambahkan, ada persiapan sebelum melakukan khitan pada anaknya, seperti:
"Sunat pada bayi ini memang relatif aman selama tidak ada kontraindikasi serta harus dilakukan ditangan yang ahli, sehingga risiko komplikasi akan jauh lebih kecil," pungkas Barmadisatrio.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/30/190100771/usia-berapa-anak-laki-laki-perlu-sunat-ini-anjuran-dosen-fk-unair