Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PPKM Mempercepat Langkah Gerakan Sekolah Menyenangkan Lakukan Pembaruan Pendidikan

KOMPAS.com - Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 justru membuat Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) mempercepat langkah pembaruan pendidikan.

Komitmen ini ditegaskan Muhammad Nur Rizal, Penggagas GSM, dalam kick off Sekolah Menyenangkan berbasis GSM terhadap 500 SMK seluruh Indonesia secara daring pada Kamis, 29 Juli 2021.

“Proses pembaharuan ini diharapkan dapat mengakar kuat menjadi ekosistem dan budaya sekolah yang adaptif dan siap untuk mengantisipasi perubahan akibat disrupsi teknologi saat ini,” tegas Nur Rizal.

Di hari yang sama, GSM juga melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada ratusan kepala sekolah dari beberapa provinsi di bawah binaan BBPPMPV BBL di Medan secara daring.

Sekitar 500 kepala sekolah SMK yang telah mengikuti pelatihan pada September hingga Desember tahun lalu akan mengikuti Kelas Perubahan selama 17 minggu hingga Desember tahun ini.

Melalui program ini, GSM ingin mengajak kementerian untuk menciptakan iklim pelatihan guru yang memiliki korelasi dengan mutu pembelajaran.

Kelas Perubahan

"Kelas Perubahan ini didesain sedemikian rupa untuk membantu para kepala sekolah membangun perubahan mindset dan perilaku secara komunal melalui community development yang lebih tersistematis," ungkap Novi Candra, Co-Founder GSM dan dosen psikologi UGM.

Novi menjelaskan, peserta akan dilatih terkait strategi perubahan mindset agar dapat diterapkan di sekolah, pembelajaran yang lebih menekankan penalaran dan kesadaran diri, dan kepemimpinan dan pengelolaan.

Harapannya, kepala sekolah dapat menginisasi dan memastikan pembaharuan pendidikan terjadi di sekolah. Perubahan secara komunal ditekankan dalam kelas ini karena pendekatan ini dipercayai GSM dapat merubah keyakinan dan perilaku.

“Kelas Perubahan ini tidak hanya sekedar kelas yang diisi materi tentang perubahan, tetapi bertujuan untuk memastikan terbentuknya komunitas belajar yang mengarah ke profesionalisme guru baru yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi abad-21," tegas Novi.

Ia menambahkan, "komunitas perubahan yang secara produktif mengupayakan pembaharuan pendidikan melalui kegiatan berbagi dan berkolaborasi.”

Kelas ini tidak hanya diikuti oleh satu peserta dari perwakilah sekolah melainkan kepala sekolah harus mengajak 3 orang wakil sekolah yang dapat dijadikan koalisi di sekolahnya.

Selain itu, pendekatan pengajaran yang dipakai adalah andragogi, di mana proses belajar peserta harus terkoneksi antara pengalaman dan kebutuhan sehingga tidak akan menyita banyak waktu karena peserta akan banyak mempraktikkan konsep untuk diimplementasikan di sekolah.

"Kelas Perubahan ini juga memastikan terjadinya stimulasi aktivitas berbagi dan berkolaborasi antar sekolah sehingga komunitas-komunitas kecil yang terlihat pergerakannya akan terbentuk," jelas Rizal.

Rizal juga menjelaskan, keunikan dari Kelas Perubahan ini juga terletak pada adanya materi tentang pengembangan praktik bersama antar guru di sekolah, dan antar sekolah.

"Pengembangan praktik bersama dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru diluar pelatihan resmi dengan cara membangun kolaborasi melalui pertukaran praktik yang sudah dilakukan yang berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran," ujarnya.

Pengembangan praktik bersama, tambah Rizal, dilakukan berdasarkan praktik yang sudah dilakukan, bukan sekedar pengetahuan, lalu dilanjutkan proses refleksi untuk mengembangkan kualitas praktik berikutnya.

"Hal ini sejalan dengan framework yang digunakan dalam menjalankan pendampingan ini, yaitu teori manajemen perubahan dari John Kotter yang menyebutkan bahwa perubahan dapat dilakukan ketika ada winning team," kata Rizal menjelaskan.

Peran kepala sekolah sebagai pemimpin perubahan, ujar Rizal, akan menjadi salah satu fokus utama dalam outcome Kelas Perubahan.

Rizal menyampaikan, "harapannya, transformasi kepemimpinan kepalas sekolah dapat menciptakan iklim di mana setiap kesempatan dapat berkembang, pengelolaan yang terlalu administratif dapat berhenti dan berganti menjadi pengelolaan sekolah yang lebih meningkatkan iklim dan mutu pembelajaran."

Dengan demikian, transformasi ini akan berdampak pada hasil belajar siswa seperti literasi, penalaran, dan kemampuan memecahkan masalah.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/30/212933671/ppkm-mempercepat-langkah-gerakan-sekolah-menyenangkan-lakukan-pembaruan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke