KOMPAS.com - Sejumlah inovasi telah dilakukan para sivitas akademika di sejumlah perguruan tinggi Indonesia.
Termasuk beragam inovasi di bidang teknologi yang diciptakan pihak perguruan tinggi.
Memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26 pada tanggal 10 Agustus, menjadi momentum untuk meningkatkan hilirisasi hasil riset dari perguruan tinggi serta memperkuat kebanggaan terhadap produk dalam negeri.
Sejauh ini, beragam hasil riset dari perguruan tinggi telah banyak dikembangkan menjadi produk inovasi yang memiliki manfaat dan nilai guna.
Dilansir dari akun Instagram Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Ditejen Dikti), Kamis (12/8/2021) ada beberapa produk inovasi dari perguruan tinggi Indonesia yang membanggakan.
Yuk simak bersama ulasan berikut ini.
1. Robot RAISA
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair) menciptakan Robot Medical Assistant ITS - Unair (RAISA) yang didesain mampu mengirimkam berbagai keperluan pasien, mulai dari obat, alat pelindung diri berupa face shield, makanan dan lain sebagainya.
Robot RAISA ini dikendalikan menggunakan remote control dari jarak jauh dengan joystick.
2. Robot KECE
Inovasi berupa robot KECE ini karya Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memiliki tujuh fitur unggulan yang digunakan untuk membantu tenaga medis dalam penanganan pasien Covid-19.
Diantaranya dapat menarik trolley, rak pembawa logistik, komunikasi dua arah, UV sterilisasi, pengukuran suhu jarak maksimal 5 meter, oxymeter wireless dan terapi musik.
3. I-Car
I-Car adalah prototipe mobil listrik otonom yang bisa berjalan sendiri tanpa perlu pengemudi dengan bantuan kombinasi teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT).
Sehingga dapat membantu pengemudi mengidentifikasi potensi bahaya, mencegah tabrakan dan mengurangi risiko kecelakaan.
Serta dapat mengoptimalkan daya dari penggerak motor listrik.
Dalam proses pembuatan I-Car melibatkan lebih dari 30 pakar baik profesor, doktor dan master di bidang masing-masing kompetensi serta mahasiswa ITS.
4. Ventilator Portable Vent-I
Vent-I merupakan hasil kerja sama antara Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad) dan YPM Salman.
Vent-I menjadi alat bantu pernafasan bagi pasien yang masih dapat bernafas sendiri (jika pasien Covid-19 pada gejala klinis tahap 2), bukan diperuntukkan bagi pasien ICU. Vent-I diklaim dapat digunakan dengan mudah oleh tenaga medis.
Alat tersebut memiliki fungsi utama yaitu CPAP (Continuous Positive Airway Pressure).
5. GeNose C19
GeNose merupakan inovasi dalam negeri yang secara luas telah digunakan sebagian masyarakat sebagai salah satu alternatif alat screening Covid-19.
Alat ini merupakan buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat ini bisa mendeteksi virus berdasarkan pada hembusan nafas.
GeNose C19 tergolong alat elektromedis non invasif dengan basis kecerdasan buatan Artificial Intelegent (AI) yang mengandalkan banyak data dan kepatuhan pada standar prosedur penggunaan (standar operationg procedure/SOP) untuk menghasilkan performa yang baik.
6. Radar pasif pendeteksi pesawat
Teknologi radar pasif ini merupakan karya dari Kelompok Keahlian (KK) Teknik Telekomunikasi di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB) yang bekerjasama dengan PT LAPI ITB dan Balitbang Kementerian Pertahanan RI.
Radar merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu radar aktif dan radar pasif.
Alat ini berguna untuk mendeteksi adanya pesawat asing yang melewati batas negara secara ilegal.
7. Atraktor Cumi-Cumi
Sebuah produk yang dikembangkan Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan tujuan memperkaya sumber daya cumi-cumi di suatu kawasan perairan.
Penggunaannya sebagai tempat cumi-cumi melepaskan telurnya lalu telur-telur tersebut menempel pada atraktor sampai pada akhirnya menetas.
Desain dan kontruksi atraktor cumi-cumi menggunakan pipa pralon dan kawat harmonika serta bahan lain yang mudah diperoleh nelayan.
8.COVENT-20
Merupakan ventilator Transport Lokal yang dikembangkan oleh Tim Ventilator Universitas Indonesia (UI).
Telah dinyatakan lulus uji klinis manusia dari Kementerian Kesehatan RI pada 15 Juni 2020.
COVENT-20 dapat digunakan sebagai alternatif untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan bernafas dan perlu dikontrol oleh mesin (time-triggered).
Alat ini juga dilengkapi mode CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) untuk membantu pemberian oksigen kepada pasien yang masih sadar dan bernafas spontan.
9. Swab Chamber
Merupakan salah satu alat teknologi yang dikembangkan Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) dalam membantu tenaga medis Covid-19.
Alat ini berbentuk dua bilik yang terdiri atas bilik yang digunakan petugas media serta untuk pasien.
Kedua bilik tersebut dibatasi dengan dinding akrilik yang dilubangi dan dilengkapi dengan sarung tangan karet yang berfungsi untuk melindungi tangan tenaga medis saat bersentuhan dengan mulut pasien ketika melakukan pemeriksaan swab.
Sehingga tidak terjadi kontak langsung antara pasien dengan tim medis.
Swab Chamber ini adalah salah satu bantuan teknologi rancangan ITTS yang telah diberikan kepada pemerintah Kota Surabaya.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/08/12/150600471/mahasiswa-kenali-9-inovasi-bidang-teknologi-dari-perguruan-tinggi-