Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Cara agar Anak Terhindar Dampak Buruk Teknologi

KOMPAS.com - Tidak bisa dipungkiri lagi, teknologi membawa banyak perubahan. Meski demikian, ada dampak negatif jika tidak bisa mengendalikan.

Salah satunya ialah teknologi sudah dekat dengan anak. Mereka sudah terbiasa dengan teknologi yang berasal dari gawai atau ponsel pintar.

Padahal, perkembangan otak anak tergantung dari nutrisi dan stimulasi lingkungan. Termasuk pendampingan dari orangtua juga sangat penting.

Apalagi pola asuh orangtua, jika kekurangan stimulasi atau kelebihan stimulasi ini tentu akan mengganggu tumbuh kembang anak.

Gangguannya bisa berupa gangguan sensorik, motorik maupun gangguan dari proses kecerdasan dan perilaku. Pada saat anak menggunakan gawai ataupun televisi itu akan menimbulkan stimulus di otaknya.

Dalam webinar Siberkreasi gelaran Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud Ristek beberapa waktu lalu, salah satu narasumber Dr. dr. Yetty Ramli, SpS(k), Spesialis Syaraf Anak Departemen Neurologi RSCM memberikan penjelasan terkait dampak teknologi bagi anak.

"Nanti ada persepsi di otak yang akan disimpan melalui informasi, kalau informasi itu bagus yang diterima anak pun akan berdampak positif," ujarnya seperti dikutip dari laman Direktorat SD.

Namun, jika anak mengonsumsi informasi yang negatif maka akan ada perubahan di otak anak tersebut yang mengarah kepada hal negatif pula.

Oleh karena itu lingkungan terutama orang tua sangat berperan penting agar anak terhindar dari paparan informasi yang tidak sesuai dan menimbulkan efek negatif.

Terlebih di era perkembangan teknologi dan digital yang semakin pesat dan semakin dekat dengan kehidupan manusia saat ini.

Untuk itu orang tua harus bijak dalam memanfaatkan teknologi terkini yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, termasuk juga dekat dengan anak-anak.

Orangtua harus lakukan ini

Berikut ini 7 cara agar anak terhindar dampak buruk teknologi:

1. Orangtua harus mendorong pemilihan program yang cermat untuk dilihat bersama-sama dan mendiskusikan konten dengan anak-anak dan remaja.

2. Orangtua harus mengajarkan keterampilan menonton secara kritis.

3. Orangtua harus membatasi dan memfokuskan waktu jangan dihabiskan dengan media.

4. Harus selektif serta membatasi pilihan media bagi anak-anak.

5. Orangtua juga harus menekankan kegiatan alternatif dan menciptakan lingkungan bebas media elektronik di kamar anak-anak.

6. Hindari penggunaan media sebagai babysitter elektronik.

7. Orangtua diimbau untuk menghindari tayangan televisi untuk anak di bawah usia 2 tahun meskipun program televisi tertentu dapat meningkatkan kemampuan kecerdasan anak.

Ada penelitian tentang perkembangan otak dini menunjukkan bahwa bayi dan balita memiliki kebutuhan penting untuk interaksi langsung dengan orangtua.

Tentunya dalam pengasuhan anak, untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang sehat dalam meningkatkan keterampilan sosial, emosional dan kognitif yang sesuai. "Oleh karena itu mengekspos anak-anak kecil pada program televisi harus dicegah," katanya.

Maka setidaknya berikan waktu selama 60 menit perhari untuk aktivitas fisik. Selama 2 jam atau kurang setiap harinya waktu untuk rekreasi di layar.

Tak hanya itu saja, anak juga harus tidur 9 sampai 11 jam per malam bagi anak berusia 8 sampai 11 tahun.

Masa anak-anak di bawah 3 tahun adalah masa periode sensitif dan penting terhadap perkembangan otak anak.

Pengalaman awal dan lingkungan mereka dapat mengubah ekspresi dan memengaruhi perkembangan saraf jangka panjang.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/08/21/192412471/7-cara-agar-anak-terhindar-dampak-buruk-teknologi

Terkini Lainnya

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

Edu
Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Edu
3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

Edu
Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Edu
IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

Edu
Tak Bisa 'Download' Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Tak Bisa "Download" Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Edu
Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Edu
Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Edu
Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Edu
Apa Itu PKWT dan PKWTT? 'Fresh Graduate' Cek Penjelasannya

Apa Itu PKWT dan PKWTT? "Fresh Graduate" Cek Penjelasannya

Edu
HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

Edu
Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Edu
Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Edu
Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Edu
Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke