Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siswa, Yuk Belajar Organisme Tanah

KOMPAS.com - Siswa sekolah pasti pernah melihat atau menemukan cacing di tanah. Cacing adalah salah satu makhluk yang hidup di tanah.

Ternyata, cacing tanah punya peran penting bagi tanah itu sendiri, sebab mampu memperbaiki struktur tanah. Selain cacing juga ada banyak makhluk hidup lainnya.

Bagi siswa yang sedang belajar flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) tentu harus paham mengenai organisme tanah. Apa itu organisme tanah?

Melansir laman Sumber Belajar Kemendikbud Ristek, biota tanah atau organisme tanah adalah semua makhluk hidup baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora).

Tentu yang seluruh atau sebagian dari fase hidupnya berada dalam sistem tanah.

Berpengaruh pada kesuburan tanah

Pada umumnya, organisme tanah berada pada lapisan tanah bagian atas, kurang lebih 10 cm di bawah permukaan tanah. Aktivitas biologis yang ada di tanah 80-100 persen dilakukan oleh jamur dan bakteri.

Keberadaan organisme tanah berpengaruh terhadap produktivitas dan daya dukung tanah. Aktivitas biologis yang dilakukan oleh organisme tanah dapat memengaruhi kesuburan dan kegemburan tanah.

Namun demikian, ada juga aktivitas organisme yang merugikan bagi makhluk hidup lainnya misalnya organisme penyebab penyakit pada tanaman atau hewan peliharaan.

Organisme tanah berperan dalam penguraian (dekomposisi) bahan-bahan organik yang berasal dari sisa makhluk hidup.

Misalnya, daun-daun yang telah jatuh ke tanah, ranting-ranting, dan jasad hewan yang telah mati akan diuraikan menjadi materi organik yang lebih sederhana.

Selain menguraikan materi organik, organisme tanah juga dapat membantu pelapukan batuan menjadi bahan-bahan anorganik atau yang biasa kita sebut mineral tanah.

Materi organik dan mineral yang ada di tanah inilah yang disebut dengan zat hara atau nutrisi bagi tanaman.

Keberadaan organisme tanah sebagai dekomposer dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos, yaitu pembuatan pupuk dari bahan organik.

Beberapa bakteri dalam tanah terlibat dalam reaksi penguraian materi organik misalnya bakteri nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia.

Contoh bakteri nitrifikasi adalah Nitrosomonas mengubah amonium (NH4+) menjadi nitrit (NO2-) dan Nitrobacter mengubah nitrit (NO2-) menjadi nitrat (NO3-).

Nitrat merupakan sumber anorganik yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Secara bersama-sama proses ini dikenal dengan istilah nitrifikasi.

Selain bakteri, mikroorganisme lain yang juga dapat berperan sebagai pereaksi kimia dalam tanah adalah mikoriza.

Mikoriza adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Jamur ini dapat membantu tanaman untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyerap unsur hara berupa fosfor sehingga tanaman menjadi lebih subur.

Menguraikan polutan dalam tanah

Beberapa organisme tanah memiliki kemampuan untuk menguraikan polutan dalam tanah. Contoh polutan yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme adalah herbisida.

Penguraian herbisida dalam tanah dapat terjadi apabila herbisida telah lama berada dalam tanah sebelum terabsorbsi oleh akar tumbuhan.

Pada tanah yang memiliki kandungan organik cukup tinggi, maka populasi organisme akan meningkat sehingga proses penguraian (dekomposisi) akan meningkat.

Selain itu mikroba yang hidup di tanah juga dapat “memakan” bahan kimia berbahaya tertentu, terutama bahan organik, misalnya berbagai jenis minyak bumi. Mikroba mengubah bahan kimia ini menjadi air dan gas yang tidak berbahaya misalnya CO2.

Unsur racun dan polutan seperti arsenik, kromium, dan merkuri dapat “terkunci” di tanah karena terakumulasi di dalam tubuh bakteri. Polutan-polutan tersebut tidak menyebabkan polusi bertambah parah.

Keberadaan organisme dalam tanah dapat memengaruhi kegemburan dan struktur tanah. Organisme tanah seperti bakteri dapat memproduksi senyawa organik yang disebut polisakarida.

Polisakarida organik yang dihasilkan bakteri bersifat seperti perekat sehingga dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi gumpalan.

Gumpalan yang besar dapat menyimpan air tanah dalam pori-pori yang terdapat di antara partikel-partikel tanah. Tanah yang memiliki banyak gumpalan memiliki sifat lebih stabil dan dan lebih tahan terhadap erosi.

Sementara organisme tanah yang lebih besar seperti cacing tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah. Cacing tanah akan membuat lubang-lubang di dalam tanah, mengaduk-ngaduk dan membantu mencampur baurkan partikel-partikel tanah sehingga aliran udara tanah menjadi lebih baik.

Selain itu rongga yang terbentuk di dalam tanah akan memudahkan akar menembus tanah.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/08/31/103823371/siswa-yuk-belajar-organisme-tanah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke