KOMPAS.com - Inovasi menjadi salah satu aspek penting untuk mendorong kemajuan pertumbuhan ekonomi bangsa. Semakin banyak inovasi yang dihasilkan suatu negara, semakin tinggi pula produktivitasnya.
Indonesia sendiri berada di posisi ke-85 dari 131 negara di dunia berdasarkan Ranking Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/GII) pada tahun 2020. Ranking ditentukan berdasarkan 80 indikator, yang dikelompokkan menjadi input inovasi dan output inovasi.
Guna memberikan kontribusi nyata dalam riset dan inovasi, Universitas Pertamina (UP) menggelar Festival Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPkM), Rabu (25/8/2021).
Festival tersebut merupakan upaya Universitas Pertamina dalam meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah dan industri, atau yang dikenal sebagai triple-helix.
Rektor Universitas Pertamina, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan Universitas Pertamina tak hanya berupaya menghasilkan teknologi tepat guna, tetapi juga mendorong implementasi hasil riset sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang gencar dilakukan, kami tidak hanya berupaya menghasilkan teknologi tepat guna, tetapi juga mendorong implementasi hasil riset sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI) serta masyarakat,” ungkap dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (31/8/2021).
Vice President Corporate Social Responsibility & Small Medium Enterprise Partnership Program (CSR & SMEPP) PT Pertamina (Persero), Arya Dwi Paramita menyatakan pihaknya mengapresiasi kinerja tim riset Universitas Pertamina dalam pengembangan UMKM.
"Salah satunya UMKM Kerupuk Mlarat khas Cirebon yang dibantu naik kelas melalui optimasi proses produksi, perbaikan pengemasan dan strategi pemasaran serta pelatihan teknologi terkini,” kata Arya.
Di sesi berbeda Tenaga Ahli Kepala SKK Migas, Ngatijan juga mengapresiasi kolaborasi riset Universitas Pertamina dan Innovation and New Venture (INV) PT Pertamina (Persero), dalam pengembangan perangkat lunak pengolahan data seismik berbasis web dan cloud.
“Inovasi ini, sangat berdampak terhadap efisiensi dan optimalisasi proses bisnis energi migas. SKK Migas sendiri, sudah memulai implementasi untuk cloud based computing pada Desember 2019. Semoga Universitas Pertamina dapat menjadi pionir bagi riset-riset kekinian yang dibutuhkan industri migas,” ujar Ngatijan.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2021 tersebut, hadir para narasumber yang mewakili akademisi, pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan industri, serta organisasi non-profit.
Kegiatan dilaksanakan secara daring dengan mengangkat empat tema berbeda yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan riset dan inovasi di Indonesia.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/08/31/203000171/festival-penelitian-universitas-pertamina-upayakan-ragam-inovasi