KOMPAS.com - Bangsa Indonesia kaya akan alamnya. Salah satunya rempah-rempah. Dilansir dari berbagai literatur, di Indonesia terdapat sekitar 707.000 tanaman, termasuk rempah-rempah.
Menurut Akhmad Saikhu, M.Sc, PH., selaku Ketua B2P2TOOT Kementerian Kesehatan RI, banyaknya kekayaan hayati di Indonesia menjadi faktor pendorong terjadinya penjajahan di Indonesia.
Dari keterangan Saikhu, di zaman eksplorasi tersebut banyak bangsa-bangsa Eropa yang mendatangi wilayah Indonesia. Tujuannya untuk mendapatkan rempah-rempah yang sangat dibutuhkan di negara-negara tersebut.
"Selain bangsa Eropa juga berdatangan juga Cina, India dan Timur Tengah ke Indonesia. Kedatangannya melalui jalur perdagangan lintas Danau Sutera untuk memburu kekayaan rempah nusantara," terang Akhmad Saikhu dikutip dari laman Direktorat SD Kemendikbud Ristek, Minggu (5/9/2021).
Punya banyak manfaat
Dijelaskan, rempah Indonesia itu terdiri dari berbagai macam manfaat. Selain bisa dipakai sebagai bumbu masak atau kuliner juga bisa dipakai untuk obat tradisional.
Manfaat lainnya juga bisa menjadi bahan pengawet. Bahkan konsumsi rempah-rempah juga meningkat di tengah pandemi Covid-19, karena rempah memiliki khasiat menangkal virus dan meningkatkan imun tubuh.
"Di dalam rempah itu terdapat mikrobioma yang sebagian besar bisa menjaga keseimbangan daya tahan tubuh manusia. Manfaat rempah-rempah inilah yang menjadi daya tarik Eropa, khususnya lada, pala, cengkeh, kayu manis, adas, kapulaga dan kunyit," jelasnya.
Menurutnya, di Indonesia ada sekitar 25 jenis rempah-rempah yang dikenal masyarakat. Di antaranya ada kunyit, pala, kayu manis, cengkeh, jahe, saffron, kapulaga, kemukus, secang dan kemiri.
Ada juga serai, kencur, daun ketumbar, biji ketumbar, kluwek, lengkuas, bunga lawing, lada, vanili, andaliman, adas, daun salam, asam jawa dan jinten.
Sejarah pemanfaatan tumbuhan obat untuk kesehatan, menurutnya, bisa diketahui dari aspek arkeologi melalui relief Candi Borobudur.
Di situ ada banyak penggunaan ramuan tumbuhan sebagai obat paru-paru. Selain itu bisa digunakan sebagai obat tradisional pijat dan profesi peracik jamu yang disebut acaraki jamu menjadi minuman kebesaran zaman Majapahit.
"Dari aspek antropologinya secara budaya bahwa di Indonesia ini sudah mengenal pemanfaatan obat sudah cukup lama sekali," imbuhnya.
Secara filologi banyak tulisan-tulisan dalam kitab salah satunya adalah serat kawruh bab jampi-jampi. Di situ ditemukan 33 jenis empon-empon yang digunakan dalam pengobatan.
Antara lain ada dringo, jahe, kunyit, kencur, kapulaga lengkuas dan temulawak. Sementara temuan jumlah resep yang menggunakan empon-empon sebanyak 333 resep. Obat rempah tradisional Indonesia itu sudah menjadi salah satu ciri jati diri Indonesia.
"Oleh karena itu bagi kita semua terutama siswa SD harus mengetahui bagaimana sejarah pemanfaatannya dan penggunaannya. Agar kita kelak bisa mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang ada di tanah air," jelasnya.
Jadi warisan budaya bangsa
Sementara Awal Prichatin Kusumadewi, M.Sc, Apt Peneliti B2P2TOOT Kemenkes menjelaskan, rempah-rempah adalah warisan budaya bangsa yang sudah lama ada di Indonesia.
Bahkan kisah tentang minum jamu atau konsumsi rempah-rempah sudah ada sebelum abad ke-8 Masehi. Rempah-rempah sebagai jamu atau minuman kesehatan juga tertulis di serat gatotkacasraya yang dikarang Empu Panuluh abad ke-12, di serat centhini pada tahun 1814 dalam serat kawruh bab jampi-jampi Jawi.
"Dari sana kita jadi tahu bahwa rempah Indonesia ini sangat melekat dengan kita. Sangat melekat dengan budaya bangsa di mana penggunaannya sudah ada jauh sebelum kita lahir," jelas Awal Prichatin.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, di Nusantara, banyak suku-suku Indonesia yang masih menggunakan rempah-rempah ataupun jamu untuk menjaga kesehatan anggota sukunya.
Contohnya di Riau Jambi ada sekitar 426 spesies tumbuhan yang telah digunakan sebagai obat oleh masyarakat suku Melayu tradisional yaitu Suku Talang Mamak dan anak dalam. Kemudian di Tasikmalaya ada 188 jenis tumbuhan yang telah digunakan sebagai obat.
Kemudian di Surakarta karena ini kerajaan Mataram Jadi banyak sekali yang digunakan yaitu ada sekitar 1.734 ramuan dari bahan alam.
Di Kalimantan ada minimal 4.000 spesies tumbuhan dapat digunakan sebagai obat, di Sulawesi Tenggara ada 449 jenis tumbuhan obat digunakan masyarakat dalam bentuk puluhan ramuan, di Maluku Selatan sendiri ada 216 jenis tumbuhan obat dimanfaatkan masyarakat.
Sementara di NTB ada 40 jenis tumbuhan digunakan sebagai obat oleh masyarakat Taman Nasional Gunung Rinjani.
"Potensi yang dimiliki rempah-rempah kita yang kira-kira bisa dikembangkan lagi berdasarkan riset yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2010 itu dinyatakan ada sekitar 59,2 persen orang Indonesia mengonsumsi jamu untuk menyehatkan.
Kemudian dari riset tahun 2013 dinyatakan ada sekitar 30,4 persen rumah tangga menggunakan cara tradisional untuk kesehatannya, di tahun 2018 ada 44,4 persen masyarakat menggunakan kesehatan tradisional baik melalui praktisi kesehatan tradisional maupun upaya sendiri.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/09/06/090114371/siswa-yuk-belajar-rempah-indonesia-yang-kaya-manfaat