Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seminar RSUI: Begini Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Prostat

KOMPAS.com - Berdasarkan sumber Prostate Cancer UK (lembaga penelitian kanker), satu dari delapan pria didiagnosis kanker prostat selama masa hidupnya.

Demikian diungkapkan dr. Agus Rizal A.H. Hamid, SpU(K), Ph.D., pada seminar gelaran Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) secara daring, Jumat (10/9/2021).

Menurutnya, kasus baru kanker prostat diproyeksikan bertambah sebanyak 24 kali per tahun di Inggris. Kanker prostat merupakan kasus kedua terbanyak di dunia untuk kanker padat (solid cancer).

Oleh karena itu, salah satu yang meng-endorse diadakannya bulan kesadaran kanker prostat sedunia adalah Urology Care Foundation.

"Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran terhadap risiko terjadinya kanker prostat dan dampak jika menderita kanker prostat," ujarnya seperti dikutip dari laman Universitas Indonesia (UI).

Dengan tagline kampanye #kenaliprostatmu yang diinisiasi oleh PT Astellas Pharma Indonesia pada 2021, bertujuan mendukung gerakan edukasi awam, agar semakin paham dan mau memeriksakan kesehatan prostat.

Pada pria, prostat berfungsi memproduksi cairan semen, ukurannya sebesar kastanye (chestnut).

Faktor pemicu kanker prostat

Dijelaskan, ada beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya kanker prostat, yaitu:

1. Usia (sebagian besar kanker prostat mungkin lebih dari 99 persen ditemukan pada mereka yang berusia di atas 50 tahun).

2. Ras dan etnis (etnis berwarna kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker prostat, sedangkan etnis Asia memiliki risiko lebih rendah menderita kanker prostat).

3. Riwayat keluarga yang sudah pernah terkena kanker prostat.

4. Perubahan gen.

5. Tak hanya itu, diet seperti diet rendah serat dan tinggi lemak dianggap memicu peningkatan risiko kanker prostat.

6. Kebiasaan merokok memicu hampir semua kanker karena bahan kimia dalam asap rokok memasuki aliran darah.

Gejala kanker prostat

Selain itu, gejala dan tanda-tanda kanker prostat perlu diketahui juga, antara lain:

  1. sering buang air kecil
  2. pancarannya makin lemah
  3. darah dalam urin
  4. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
  5. keinganan untuk sering buang air kecil di malam hari

Karenanya, jika dengan adanya simptom dan tanda-tanda tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai penyakit itu.

Dimulai dari tahap wawancara riwayat penyakit yang dirasakan, meraba lubang pelepasan, pemeriksaan antigen spesifik prostat, tahap skrining, tahap konfirmasi dengan biopsi prostat dan pemeriksaan pencitraan.

Tahap screening kanker prostat pada pria berusia di atas 50 tahun terutama dengan keluhan gangguan berkemih dan pria berusia di atas 45 tahun dengan riwayat kanker prostat dalam keluarga.

Penanganan kanker prostat

Narasumber lain, Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, Sp.U(K), Ph.D., menyampaikan tentang penanganan kanker prostat, terapi, dan operasi yang harus dilakukan.

Untuk penanganan kanker prostat dengan:

1. pengawasan aktif melakukan pemeriksaan Prostate-Specific Antigen (PSA) selama 6 bulan

2. colok lubang pelepasan (12 bulan)

3. pemeriksaan radiologi atau pemeriksaan lain sesuai kebutuhan.

Dijelaskan, pilihan penanganan kanker prostat, yaitu:

1. Untuk stadium awal dengan melakukan pengawasan aktif.

2. Stadium pertengahan lanjut dengan melakukan terapi radiasi, operasi, terapi hormonal lini pertama

3. Stadium lanjut dengan terapi hormonal lini kedua, kemoterapi, terapi dalam tahap penelitian, radiofarmaka, dan PARP Inhibitor Imunoterapi.

Karena itu, dia berpesan kepada masyarakat yang memiliki gejala atau tanda-tanda tersebut untuk segera melakukan pemeriksaan agar bisa mengetahui penyakit dan penanganannya.

"Sebaiknya, bila terdiagnosis dengan kanker prostat, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis Urologi atau Konsultas Urologi terdekat untuk menentukan pilihan penanganan kanker prostat yang paling sesuai," harap Prof. Chaidir.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/09/12/070400171/seminar-rsui--begini-deteksi-dini-dan-penanganan-kanker-prostat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke