KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyatakan Indonesia membutuhkan setidaknya 9 juta talenta digital pada tahun 2030 untuk bisa meraih manfaat maksimal dari ekosistem digital.
Riset dari AlphaBeta juga menyebut, industri dalam negeri membutuhkan 110 juta pekerja digital pada tahun 2025 dan keahlian di bidang TI akan sangat dicari, termasuk oleh perusahaan non-teknologi.
Bahkan, menurut Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum), kemahiran teknologi merupakan skill terpenting yang harus dimiliki tenaga kerja saat ini.
Sejalan dengan itu, riset LinkedIn juga menemukan bahwa 6 dari 10 skill yang paling dibutuhkan oleh perusahaan berada pada sektor TI, seperti blockchain, cloud computing, analisa data, pengembangan kecerdasan buatan, desain UX/UI, dan scientific computing.
Karena itu, kemampuan teknologi menjadi sesuatu yang wajib dimiliki bagi semua mahasiswa agar mendapatkan prospek kerja yang lebih baik di masa mendatang.
Namun, saat ini jumlah talenta digital yang tersedia di Indonesia baru mencapai 1,1 juta orang. Itulah mengapa, profesi di bidang digital akan semakin banyak dibutuhkan dunia kerja.
Tak harus mahasiswa dari jurusan TI
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut, Skilvul menghadirkan Program Magang Bersertifikat, Skilvul Virtual Internship UI/UX Challenge, dan Program Studi Independen Bersertifikat, Skilvul #Tech4Impact.
Skilvul Virtual Internship dan #Tech4Impact dirancang khusus untuk membekali mahasiswa dari berbagai latar belakang pendidikan dengan keterampilan digital dan pengalaman konkret di industri.
Kedua program ini juga merupakan wujud dukungan Skilvul bagi Kampus Merdeka, inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI.
Program Skilvul Virtual Internship memfasilitasi 1.000 mahasiswa dari 172 kampus di Indonesia untuk mempelajari keterampilan dengan studi kasus nyata.
Skilvul bekerja sama dengan perusahaan dan organisasi sosial ternama, seperti Amartha, Bank Jago, Crowde, Pasar Polis, Campaign.com, Kitabisa.com, Waste4Change, dan Krealogi, untuk memberikan praktik dan pelatihan terbaik tentang desain UX/UI.
Tak hanya didominasi mahasiswa jurusan TI, nyatanya hampir 1 dari 5 mahasiswa dari berbagai jurusan lain tertarik mengikuti program untuk menambah kemampuan mereka dalam desain UX/UI.
Sementara itu, dalam program #Tech4Impact, para peserta berkesempatan mengikuti program inkubasi inovasi digital berdurasi lima bulan dan membantu perusahaan serta organisasi internasional seperti Asean Youth Organization, Asean Youth Forum, Danone Indonesia, National University of Singapore, Green Peace Indonesia, dan MS Wellbeing Center, dalam menyelesaikan isu-isu sosial terkait Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.
Dari lebih 1.400 mahasiswa yang mendaftar, sebanyak 100 Mahasiswa dari 50 kampus di Indonesia telah terpilih untuk mengikuti program.
Co-Founder dan Chief of Product Skilvul, Amanda Simandjuntak mengatakan program Skilvul Virtual Internship dan Skilvul #Tech4impact memberikan kesempatan bagi mahasiswa Teknologi Informasi (TI) maupun non-TI dari seluruh Indonesia untuk terjun secara langsung menyelesaikan tantangan dari mitra Skilvul dengan merancang solusi digital.
"Dalam menyelesaikan tantangan dari perusahaan teknologi dan organisasi sosial di skala nasional hingga regional, para mahasiswa akan memperoleh ragam kompetensi digital yang sesuai dengan kebutuhan industri, seperti desain UX/UI, pengembangan aplikasi web, soft skill, portofolio produk digital, hingga dikoneksikan dengan mitra industri Skilvul untuk kesempatan kerja," jelas Amanda dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (13/9/2021).
Mahasiswa dapat 20 SKS
Program implementasi Skilvul Virtual Internship dan #Tech4Impact resmi dimulai sejak Agustus 2021. Skilvul Virtual Internship mencakup pemilihan tantangan dan mitra industri sesuai minat peserta, sesi pembelajaran pribadi dan webinar, serta pengerjaan proyek tantangan.
Untuk program #Tech4Impact, para peserta mendapatkan serangkaian pelatihan intensif pengembangan produk digital, full-stack web dan coding, serta pengerjaan proyek tantangan dari mitra industri yang dipilih peserta.
Sebagai puncak program, seluruh peserta akan mempresentasikan solusi dan inovasi digital mereka di hadapan para mitra industri Skilvul pada saat Demo Day.
Nantinya, setiap peserta yang telah menyelesaikan program berkesempatan mendapatkan sertifikat industri dan mengonversikan program ini menjadi 20 Sistem Kredit Semester (SKS) di perguruan tinggi asal.
“Saya merasa tidak menyangka bisa terpilih dari ribuan pendaftar lainnya, apalagi belum ada basic di bidang TI. Buat saya yang ingin menekuni entrepreneurship, pelatihan digital yang diberikan Skilvul akan sangat mendukung saya untuk berwirausaha nanti. Semoga program dengan impact sosial yang nyata seperti ini bisa terus berlanjut hingga tahun-tahun yang akan datang,” ucap Rahmanita, Mahasiswi Akuntasi Universitas Pakuan Angkatan 2017 yang mengikuti program Skilvul #Tech4Impact.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/09/14/163616771/1100-mahasiswa-asah-skill-digital-lewat-magang-bersertifikat-skilvul