Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketika Nadiem Makarim Curhat di Hadapan Siswa SD di Yogyakarta

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim memantau langsung pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sejumlah daerah.

Nadiem ingin memastikan langsung pelaksanaan PTM terbatas di daerah dengan status PPKM level 1-3 berjalan aman dan sesuai prosedur.

Dalam kunjungannya ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Nadiem sempat berkunjung ke SD Muhammadiyah Jogokariyan.

Dalam kesempatan itu, Nadiem sempat berdialog dan sempat menyampaikan curahan hatinya dihadapan para siswa.

Nadiem Makarim curhat ke siswa SD

Saat memantau pelaksanaan PTM terbatas di SD Muhammadiyah Jogokariyan, Nadiem sempat masuk ke kelas 4A dan kelas 4B dan berdialog dengan guru dan siswa.

"Silahkan adik-adik mau tanya apa ke mas menteri," kata Mendikbud Ristek saat mempersilahkan siswa bertanya seperti dikutip dari laman Direktorat SD Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Rabu (15/9/2021).

Para siswa pun tak menyia-nyiakan kesempatan bertanya langsung kepada Menteri Pendidikan.

Siswa kelas 4B SD Muhammadiyah Jogokariyan Nada Atika Murni bertanya kesan Nadiem Makarim selama menjadi Menteri Pendidikan.

Mas Menteri, begitu Nadiem biasa disapa, menyambut baik pertanyaan itu dengan bercerita sulitnya situasi yang dihadapi seorang menteri di tengah pandemi Covid-19.

Dia mengungkapkan, menjadi menteri itu sulit, apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

"Saya sudah lama berusaha mengembalikan siswa ke sekolah supaya bisa belajar tatap muka, akhirnya berhasil sekarang," ungkap Nadiem.

Bahagia melihat siswa ikuti PTM terbatas

Nadiem mengaku, menjadi menteri itu walaupun sulit dan banyak stres-nya. Namun saat melihat wajah siswa-siswi ceria setelah kembali ke sekolah, hal itu menjadi kebahagiaan yang luar biasa.

Keceriaan dan semangat siswa menjadi suntikan semangat yang luar biasa bagi Nadiem. Hal itu juga yang ia sampaikan kepada para guru dan orangtua siswa setelah melihat langsung PTM terbatas di kelas.

"Saya bahagia melihat senyum anak-anak SD Muhammadiyah Jogokariyan kembali belajar tatap muka di sekolah. Alhamdulillah mata mereka bersinar-sinar lagi, itu suatu hal yang sangat menggembirakan," tutur Mendikbud Ristek.

Menurut Nadiem, bukan hanya murid-murid yang semangat, tapi para guru juga tidak kalah semangat.

"Mereka sudah rindu pada murid-muridnya, sudah lama ingin kembali belajar bersama di dalam kelas," imbuh Nadiem.

PTM terbatas dengan prokes ketat

Nadiem menekankan, protokol kesehatan yang diterapkan di SD Muhammadiyah Jogokariyan sudah sangat bagus dan ketat.

Satu kelas dibagi menjadi tiga kelompok sehingga hanya 10 sampai 12 murid yang belajar tatap muka di dalam kelas. Dalam SKB Empat Menteri sebenarnya membolehkan satu ruang kelas diisi 18 murid.

Nadiem Makarim menegaskan, pemerintah pusat melalui SKB Empat Menteri tidak mengatur waktu jam belajar, tidak mengatur berapa hari boleh belajar tatap muka dalam seminggu.

Namun pada SKB 4 Menteri tersebut menekankan bahwa di dalam kelas tidak lebih dari 18 murid, selalu pakai masker dan daftar periksanya terpenuhi.

Daftar periksa di dalam SKB Empat Menteri harus dipenuhi sebelum sekolah menggelar pembelajaran tatap muka.

Nadiem berharap pemerintah daerah, Satgas Covid-19 daerah dan komite sekolah mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas ini dengan protokol kesehatan yang kuat.

Jika terjadi cluster baru penyebaran Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan, maka sekolah akan tutup lagi.

Semua pihak, lanjut Nadiem, terutama komite sekolah dan orangtua, harus menjadi satgas di dalam setiap sekolah agar tetap disiplin.

Pelaksanaan PTM terbatas harus aman

Sementara itu Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Jumeri turut memberi dukungan dan semangat kepada SD Muhammadiyah Jogokariyan yang baru memulai PTM terbatas.

Dia berharap perpustakaan di sekolah ini semakin dikembangkan lagi, terutama peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbud Ristek Sri Wahyuningsih menambahkan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka harus aman. Oleh karena itu protokol kesehatan harus ditegakkan.

Ia mengapresiasi SD Muhammadiyah Jogokariyan yang sudah sejak lama menerapkan cara hidup sehat bagi warga sekolah.

"Sejak sebelum pandemi, di setiap kelas sudah disediakan tempat cuci tangan pakai sabun," tandas Sri Wahyuningsih.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/09/15/124716871/ketika-nadiem-makarim-curhat-di-hadapan-siswa-sd-di-yogyakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke