Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Jenis Olahraga bagi Lansia Selama Pandemi Covid-19 dari Dosen Unair

KOMPAS.com - Melakukan aktivitas olahraga sangatlah penting bagi kesehatan tubuh. Apalagi, di tengah pandemi Covid-19 seperti ini.

Pembatasan aktivitas di tengah masa pandemi membuat sebagian masyarakat enggan untuk beraktivitas dan lebih memilih untuk bersantai. Tentu kebiasaan baru tersebut menjadi hal yang tidak sehat bagi tubuh, terutama tubuh lansia.

Oleh karena itu, khususnya lansia perlu memerhatikan aktivitas olahraga selama masa pandemi.

Dosen fisioterapi Universitas Airlangga (Unair), Arni Kusuma Dewi mengatakan bahwa olahraga membantu untuk meningkatkan sel pertahanan yang ada pada darah.

Ia juga menjelaskan jika olahraga mampu meningkatkan kadar endorphin (hormon senang) dan secara otomatis menurunkan stres. Selain itu juga, olahraga dapat menghambat produksi sitokin sebagai induktor alergi.

“Ini merupakan hasil penelitian yang baru, dengan olahraga ternyata kadar sitokin (zat kimia alergi) dalam tubuh menjadi turun. Sehingga baik untuk melakukan olahraga bagi pengidap alergi tetapi dengan arahan dokter,” tuturnya.

Penelitian lainnya mengungkap jika berolahraga sebelum melakukan vaksinasi, maka antibodi orang tersebut akan lebih cepat terbentuk. Maka dari itu Arni menganjurkan untuk berolahraga terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi. Olahraga dianggap sebagai booster untuk tubuh dapat memproduksi lebih banyak sel-sel imun.

“Nah ini (olahraga) sebelum vaksin loh ya, bukan setelahnya. Jikalau setelah vaksin ya jangan melakukan olahraga,” pesannya.

Namun Arni menjelaskan jika tidak semua jenis olahraga memberikan efek yang sama terhadap imunitas. Terdapat beberapa jenis aktivitas olahraga sesuai dengan intensitas dan efek masing-masing. Beberapa jenis aktivitas tersebut di antaranya yakni intensitas rendah, sedang, dan tinggi diantaranya sebagai berikut:

3 Jenis olahraga bagi lansia

Low Intensity

Beberapa aktivitas olahraga ringan misalnya berjalan termasuk intensitas rendah dan berefek meningkatkan imunitas secara tidak signifikan. Aktivitas tersebut dapat meningkatkan imunitas jika rutin melakukannya dalam kurun waktu setengah jam selama kurang dari empat minggu.

Terdapat juga jenis aktivitas dengan intensitas rendah yang dapat meningkatkan efek imunitas secara signifikan. Akan tetapi, melakukannya harus secara rutin selama setengah jam dan rutin lebih dari empat minggu seperti bersepeda, belanja, serta housework.

Tanda tubuh setelah melakukan olahraga intensitas rendah salah satunya adalah peningkatan denyut jantung sebesar 40 hingga 54 persen. Tubuh tidak menjadi terlalu lelah dan masih dapat berkomunikasi normal.

Moderate Intensity

Salah satu aktivitas dengan intensitas sedang adalah jalan cepat selama 30 hingga 60 menit dengan jeda istirahat yang dapat meningkatkan imun secara signifikan.

Selain itu beberapa jenis olahraga lain seperti bersepeda dan sepak bola juga termasuk aktivitas dengan intensitas yang sedang. Jenis-jenis olahraga ini sangat dianjurkan karena terdapat jeda waktu untuk beristirahat.

Berolahraga dengan intensitas sedang dapat meningkatkan denyut jantung sebesar 55 hingga 67 persen. Hal tersebut dapat menyebabkan seseorang berkeringat dan sulit untuk bicara karena napas yang cepat.

High Intensity

Arni juga menyebutkan aktivitas seperti maraton, hiking, dan tenis tunggal tanpa disertai istirahat atau jeda merupakan aktivitas olahraga dengan intensitas yang tinggi.

Jenis aktivitas tersebut tidak dianjurkan bagi pemula dan lansia, karena hal tersebut justru menyebabkan peningkatan hormon stres dan penurunan imunitas.

Pada saat setelah melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, denyut jantung akan meningkat lebih dari 70 persen. Hal tersebut akan mengakibatkan seseorang sulit untuk berkomunikasi karena napas yang sangat cepat. Sehingga sangat berbahaya bagi pemula dan lansia yang tidak terbiasa melakukannya.

“Lebih disarankan untuk melakukan aktivitas moderate intensity, karena ada jeda istirahatnya dan panjang durasinya daripada olahraga dengan intensitas yang rendah,” ucapnya.

Arni menyimpulkan untuk seorang pemula dan yang memiliki penyakit kronis sebaiknya melakukan aktivitas dengan intensitas yang rendah saja.

Melakukannya secara kronis atau lebih dari empat minggu secara teratur. Kemudian jika memiliki keluhan tertentu, seperti kaku bahu, nyeri tulang belakang, pasca stroke, dll, melakukannya dengan beberapa olahraga khusus.

“Jangan lupa olahraga, ternyata olahraga itu (walaupun membersihkan rumah) termasuk dalam aktivitas juga. Kalau kita melakukannya rutin setiap hari, ternyata juga bisa meningkatkan imunitas kita,” pungkasnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/09/18/081100471/3-jenis-olahraga-bagi-lansia-selama-pandemi-covid-19-dari-dosen-unair

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke