Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

“Theory of Knowledge”, Cara Mengasah Kemampuan Analisis Kritis Murid

KOMPAS.com - Salah satu tantangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang kini masih menjadi pilihan selain Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas ialah menilai sejauh mana murid menguasai pelajaran dan keterampilan yang dibutuhkan sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan.

Menciptakan proses pembelajaran bermakna di masa pandemi sejatinya bukan hanya memberikan tugas dan mengumpulkan tugas saja. Mengasah kemampuan analisis kritis murid juga menjadi aspek penting sebagai bekal keterampilan yang dibutuhkan masa depan.

Menghadirkan proyek bermakna yang bersifat kontekstual berbentuk pemecahan masalah dan analisis mendalam menjadi salah satu cara yang dilakukan Sekolah Cikal-Amri Setu untuk mengasah kemampuan analisis kritis murid.

Melalui framework International Baccalaureate (IB), Sekolah Cikal Amri Setu menghadirkan pameran Theory of Knowledge (TOK Exhibition), sebagai rangkaian asesmen program belajar Theory of Knowledge yang berfokus pada pengembangan analisis kritis dan hubungan antara kerangka konseptual dan ilmu pengetahuan bagi kelas 12 dengan tema “Questioning questions: To know the world, know thyself.”, yang berlangsung pekan lalu.

Mempertanyakan kebenaran pengetahuan

Menurut Dita Anissa Johar selaku ketua pelaksana pameran TOK dan juga pendidik program TOK, program belajar TOK menjadi salah satu program belajar di Cikal yang membahas mengenai hakikat ilmu pengetahuan yang juga berkaitan erat dengan epistemologi.

“Proses belajar ini lebih dari sekadar menghafal fakta, dan menulisnya dalam ujian. Mengembangkan kompetensi cerdas dalam diri murid itu adalah tentang membangun pemahaman tentang pengetahuan itu sendiri dan penerapannya dalam kondisi kehidupan nyata," tutur Dita dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Menurutnya, itulah tujuan dari program Teori Pengetahuan (Theory of Knowledge) yang terkait erat dengan Epistemologi sebagai cabang dari filsafat yang membahas mengenai pengetahuan, mencakup sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, sifat-sifat dan kebenaran dari pengetahuan itu sendiri.

Sementara itu, Head of School Cikal, Tari Sandjojo menyampaikan bahwa program TOK sendiri berarti mengasah kemampuan murid untuk mempertanyakan beragam pertanyaan itu sendiri dan memahami diri sendiri sebelum memahami hal atau orang lain dalam dimensi kecerdasan, reflektif, dan komunikatif.

"Murid-murid tidak hanya belajar tentang subyek tertentu, tapi juga memahami diri sendiri. Murid diberikan kesempatan untuk eksplorasi berbagai hal, dari teknologi, sejarah, dan bahasa, dan merefleksikan hal-hal ini berkaitan dengan cara berpikir, value and believes, kemudian alasan personal diri “mengapa kamu melakukan hal yang kamu lakukan, dan juga mengapa orang lain melakukan yang mereka lakukan” yang mengasah kecerdasan, kemampuan melakukan refleksi, dan komunikasi dalam sebuah wacana analisis kritis," tutur Tari.

Hubungkan pengetahuan dengan kejadian sekitar

Pameran TOK juga dilakukan sebagai rangkaian asesmen program belajar TOK bagi murid kelas 12 yang memilih program ini.

Mereka membahas tiga tema besar antara lain, pengetahuan dan teknologi (Knowledge and Technology), pengetahuan dan bahasa (Knowledge and Language), serta pengetahuan dan pelajar (Knowledge and The Knower) dan membangun hubungan konseptual dari segi metode, perspektif dan etik yang dikaitkan dengan kehidupan nyata.

Dita menambahkan, knowledge and the knower membahas mengenai bagaimana koneksi antara pengetahuan (knowledge) dan manusia sebagai knower dalam memproduksi dan mendapatkan knowledge. Lalu, lanjut dia, knowledge and language membahas koneksi antara bahasa dan pengetahuan.

"Apakah pengetahuan yang kita miliki dan produksi terpengaruh oleh bahasa yang kita gunakan? Dan sebaliknya," tutur dia.

Topik terakhir, terang Dita, ialah knowledge and technology yang membahas koneksi antara pengetahuan dan perkembangan teknologi. "Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap pengetahuan kita," jelas Dita.

Ia juga menambahkan bahwa hasil luaran analisis mendalam dari pilihan satu konteks kejadian dan menghubungkannya akan dipresentasikan dalam beberapa bentuk, baik dalam bentuk video, poster, dan esai melalui kanal sosial media, Instagram.

Menurut Thalita Nadira Izza Senen, murid kelas 12 Sekolah Cikal-Amri Setu, pengalaman pembelajaran TOK bukan hanya sekadar belajar melainkan memperkaya diri sebagai individu yang membangun gagasan bermakna setiap waktu.

“Sebagai salah satu program subjek dari IB yang berfokus pada konsep pengetahuan, saya sangat menyukai program dan pameran Theory of Knowledge, karena kita sebagai murid akan selalu membangun dan memperoleh diskusi yang penuh gagasan, serta bermakna setiap waktu. Segalanya dalam program ini dapat diterapkan dan menjadi program yang bersifat multidisipliner dengan berbagai program lainnya di sekolah,” ucap Izza.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/09/24/190000171/-theory-of-knowledge-cara-mengasah-kemampuan-analisis-kritis-murid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke