KOMPAS.com - Seseorang mungkin pernah mengalami sesak napas. Adapun gejala sesak napas adalah pengalaman subjektif berupa ketidaknyamanan seseorang dalam bernapas.
Ini akibat tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke paru-paru yang menyebabkan pernapasan menjadi cepat, pendek, dan dangkal.
Terkait sesak napas, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan sosialisasi penanganan pertama sesak napas.
Menurut Aisyah Dhiya Salma, salah satu mahasiswa tim KKN kelompok D1 dan D4, sosialisasi dilakukan saat kegiatan vaksinasi di FK UNS.
"Sosialisasinya dilakukan saat peserta sedang menunggu untuk dipanggil masuk ke auditorium atau yang sedang melakukan observasi KIPI," ujarnya dikutip dari laman UNS, Jumat (24/9/2021).
Media yang digunakan dalam melakukan sosialisasi ini berupa banner dan power point yang ditayangkan di LCD dan TV.
Sedang isi materi sosialisasi mengenai sesak napas ini berisi definisi, klasifikasi, langkah yang dilakukan, dan ciri kondisi darurat saat mengalami sesak napas.
Dijelaskan, sesak napas merupakan salah satu gejala yang umumnya timbul pada penderita Covid-19. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat memahami cara penanganan ketika seseorang terkena sesak napas.
Namun, masih ditemukan beberapa masyarakat ketika mengalami sesak napas, justru cenderung panik, bingung atau bahkan menganggap hal tersebut biasa saja.
Hal tersebut mungkin dapat terjadi karena kurangnya penyuluhan mengenai apa yang harus di lakukan jika mengalami gejala di era covid ini.
Sangat disayangkan jika terjadi keterlambatan penanganan akibat kelalaian kepekaan pada masyarakat saat sesak napas.
"Sehingga hal tersebut menimbulkan kepekaan pada kami untuk membuat penyuluhan mengenai sesak napas," imbuh Aisyah yang mendapat bimbingan dari Yusuf Ari Mashuri, dr., M.Sc.
Aisyah mengatakan bahwa ini merupakan salah satu upaya meminimalisir tingkat keparahan Covid-19. Ia juga menjelaskan bahwa terdapat tiga klasifikasi dari sesak napas, yaitu ringan, sedang, dan berat.
1. Kalau ringan, saturasinya masih di atas 95 persen, sesak saat aktivitas berat.
2. Kemudian status sedang saturasi sekitar 93-95 persen, ciri-cirinya napas cepat, dangkal, dan pendek saat beraktivitas.
3. Terakhir berat, saturasi di bawah 93 persen. Ciri-cirinya pucat, frekuensi napas meningkat, sesak napas ketika beraktivitas, dan penurunan kesadaran.
Berikut ini tips atasi sesak napas:
1. Pertama, cek kesadarannya.
2. Kemudian cek saturasi.
3. Setelah itu lakukan pursed lip breathing, duduk atau berdiri membungkuk, dan melakukan posisi proning.
4. Lalu lakukan pernapasan diafragma.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/09/25/132809971/ini-tips-atasi-sesak-napas-dari-mahasiswa-uns