KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Tualar Simarmata mengatakan pertanian perkotaan atau pertanian urban tak hanya bisa dijadikan hobi. Lebih dari itu, pertanian urban memberi peluang besar dalam mewujudkan kemandirian pangan Indonesia.
"Pertanian perkotaan ini bukan lagi pertanian hobi. Ini harus betul-betul mengarah ke komersial,” kata Prof. Tualar pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) “Pertanian Perkotaan dan Kemandirian Pangan” yang digelar secara daring oleh Dewan Profesor Unpad, seperti dirangkum dari laman Unpad, Senin (27/9/2021).
Menurutnya, perwujudan kemandirian pangan dapat dilakukan dengan meningkatkan percepatan inovasi. Untuk itu, penting adanya perubahan pola pikir dari hard worker menjadi smart worker.
“Smart ini berbasis inovasi. Nah dengan ini sebetulnya kita bisa melakukan lompatan-lompatan,” kata Prof. Tualar.
Lahan pertanian makin berkurang, saatnya lahirkan petani digital
Prof. Tualar menyebutkan bahwa salah satu permasalahan perwujudan kemandirian pangan di Indonesia adalah semakin berkurangnya lahan pertanian.
Untuk itu, seiring dengan semakin bertumbuhnya perkotaan, pertanian urban melalui smart farming dapat menjadi solusi.
Selain dapat dilakukan di lahan terbuka, jelas dia, bertani juga dapat dilakukan di lahan tertutup dengan mengoptimalkan ruangan di dalam atau atap gedung. Bertani juga dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Prof. Tualar mengatakan bahwa saat ini banyak orang menganggap smart farming itu sulit. Padahal, dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, smart farming terbilang mudah, Hal tersulit justru mengubah pola pikir.
“Begitu pola pikirnya diubah menjadi bekerja cerdas, itu smart farming sudah otomatis berjalan dengan sendirinya,” kata Prof. Tualar.
Ada banyak keuntungan dari pertanian perkotaan, di antaranya tingginya target pasar di perkotaan. Pertanian urban pun dapat menjadi bagian dari agrowisata dan edukasi pertanian sejak dini kepada anak-anak.
Selain itu, pertanian urban juga membutuhkan para para petani pintar atau petani digital dengan pola pikir work smarter.
“Kalau petani digital itu membuat pertanian itu menjadi mudah, murah, menyenangkan, dan banyak untungnya. Jadi tagline-nya kalau petani digital itu less work make more money,” kata Prof. Tualar.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/09/27/153917471/guru-besar-unpad-masa-depan-pertanian-indonesia-ada-di-perkotaan