KOMPAS.com - Kini, ada banyak cara bagi mahasiswa untuk menambah pengalaman kuliah di luar negeri dengan pendanaan pemerintah.
Salah satunya melalui program pertukaran mahasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Tahun 2021 ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Nadiem Makarim melepas 970 mahasiswa Indonesia untuk program pertukaran pelajar Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) 2021.
Mahasiswa dari 98 perguruan tinggi di Indonesia tersebut akan belajar di 59 perguruan tinggi kelas dunia di 28 negara.
Bedanya kuliah di Indonesia dan luar negeri
Daniya Salsabila Ruly, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga angkatan 2019 menjadi salah satu mahasiswa yang mendapatkan kesempatan untuk belajar di Limerick University, Irlandia, selama satu semester melalui program IISMA dari Kemendikbud Ristek.
Daniya telah bertolak ke Irlandia sejak akhir Agustus lalu. Rencananya, Daniya akan menempuh studi selama satu semester dan selesai di penghujung tahun nanti (18/12/2021).
Daniya mengaku senang dan sangat bersemangat. Banyak hal baru yang membuka wawasan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu.
Ia bercerita, kuliah di kampus di Eropa sangat berbeda dengan Indonesia. Terlebih, gaya belajar di Limerick University ternyata berlainan dengan ekspektasi Daniya.
“Kalau kita biasa kan masuk kelas, presentasi, tanya jawab, diskusi, kuliah. Kalau di sini, kita disuruh pelajari sendiri. Jadi pas di kelas, jatuhnya interaktif aja dominan diskusi dan tanya jawab,” kata dia seperti dilansir dari laman Unair News, Jumat (1/10/2021).
Selain itu, sambungnya, perbedaan budaya di kelas juga sangat terasa. Misalnya, interaksi antara dosen dan mahasiswa yang lebih luwes. Atau suasana kelas yang diisi tidak hanya mahasiswa S1 sepertinya, tetapi juga mahasiswa jenjang S2 hingga S3.
Melalui Program IISMA, Daniya dibebaskan memilih mata kuliah. Di mana tak terbatas hanya pada jurusannya saja.
“Aku dapetnya enggak jurusan, kita ambil serangkaian mata kuliah di sini. Jadi program IISMA ini nggak minta kita untuk ambil sesuai prodi kita, malah disuruh eksplor dan dibebaskan,” ungkapnya.
Meski tak seketat di Indonesia, sejumlah mata kuliah yang diambil Daniya masih dilakukan secara daring. Kata Daniya, jika perkembangan kasus Covid-19 terus membaik, akhir Oktober nanti kampusnya akan segera mencabut pembatasan sosial.
Daniya telah memulai perkuliahan sejak 7 September lalu. Selama studi di Limerick University, ia tinggal di sebuah apartemen yang disediakan oleh pihak kampus sebagai asrama.
Kepada mahasiswa yang tengah berjuang mengikuti IISMA, Daniya berpesan agar percaya diri dan selalu berusaha. Ia yakin IISMA adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.
Soal prestasi, Daniya sendiri bukan tipe individu yang meraih segudang prestasi akademik. Ia lebih cenderung memaksimalkan waktunya untuk berorganisasi, kepanitiaan, dan kegiatan non-akademik lainnya.
“Lebih baik mencoba terus gagal, daripada nggak coba sama sekali. Ketahui kemampuan diri dan bikin strategi yang matang,” tandasnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/10/01/110849471/cerita-daniya-kuliah-gratis-di-irlandia-lewat-program-kampus-merdeka