KOMPAS.com - Pandemi yang telah berlangsung satu setengah tahun lebih ternyata tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, namun juga anak. Tanpa disadari anak dapat menjadi "korban tersembunyi" dari dampak pandemi ini.
Hal ini disampaikan Yohana Theresia, Psikolog dari Yayasan Heart of People.id dalam webinar parenting yang diadakan Faber-Castell bertema "Soft Skill Apa yang Dibutuhkan di Era Digital” yang diadakan pada Sabtu, 25 September 2021.
Di banyak kasus ditemui, dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Soetikno, Agustina, Verauli, dan Tirta (2020) ditengarai adanya peningkatan permasalahan perilaku dan masalah akibat paparan stress di kala pandemi saat ini.
Beberapa masalah yang timbul antara lain menarik diri dari keramaian (withdrawal), gangguan somatik atau somatic symptom disorder (munculnya gejala dari tubuh akibat kecemasan yang berlebihan), agresi, depresi maupun masalah perilaku lainnya.
Kondisi dikarenakan beberapa faktor pencetus, seperti ruang bergerak terbatas, pendidikan berkualitas belum merata, orangtua sibuk, serta kondisi psikologi tidak stabill.
Maka timbul cara instan yang banyak diambil orangtua untuk mengatasi hal tersebut dengan memberikan gawai kepada anak, padahal pemberian gawai bukannya tanpa dampak.
Pemberian gawai seperti dua mata uang, selain positif dari gawai seperti memberikan kemudahan, informasi dan hiburan namun gawai juga memiliki efek negatif, khususnya jika tanpa dibatasi waktu penggunaannya, ungkap Yohana.
Beberapa efek negatif dari gawai, menurut Yohana, berdasarkan riset dilakukan Straker, Leon M. & Howie, Erin K. (2016) dan Dr. John Hutton (2020), yakni: gangguan kesehatan fisik, terlambat bicara, masalah atensi dan konsentrasi, masalah pada executive function serta masalah perilaku.
Untuk itu, Yohana menyarankan kepada orangtua untuk cerdas memiliki bentuk permainan yang cocok bagi anak yang dibagi berdasarkan umur dan kebutuhannya. Permainan yang tepat akan sangat berguna mendorong kreativitas anak, di mana kreativitas berguna bagi salah satu modal kesuksesan seseorang di mana depan.
Salah satu bentuk permainan yang disarankan oleh Yohana adalah dalam bentuk explorasi permainan yang berbasis seni.
Dalam kesempatan sama, Product Spv Faber-Castell International Indonesia, Harsyal Rosidi memperkenalkan produk terbaru Faber-Castell, yakni Creative Art Series 2.
Ia menjelaskan, Produk Creative Art Series ini merupakan produk yang memperhatikan kebutuhan anak, khususnya usia SD dan PAUD, di mana di dalamnya terdapat mewarnai, membuat prakarya/craft.
Hal ini, tambah Harsyal memadukan unsur pengembangan atas motorik kasar, sensorik, pengenalan warna, melatih konsentrasi, dan tentunya kreativitas.
"Produk ini dikembangkan sesuai dengan melihat kondisi yang terjadi pada saat ini, di mana pandemik menyebabkan anak mengalami kebosanan, serta dengan produk ini diharapkan akan memberikan kesempatan bagi orangtua dan anak untuk bisa meluangkan waktu bersama," jelasnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/10/01/160832571/psikolog-ingatkan-anak-membutuhkan-mainan-kreatif-selain-gawai