KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia, sivitas akademika terus berupaya membuat berbagai inovasi untuk membantu penanganan kondisi ini.
Mulai dari inovasi berupa pembuatan imunomodulator, suplemen, alat deteksi screening virus corona hingga pengembangan vaksin Covid-19.
Inovasi yang bertujuan mengurangi penularan Covid-19 juga dilakukan perguruan tinggi. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (BEM FTIRS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut berpartisipasi membuat inovasi yang berfungsi mencegah penularan Covid-19.
Mereka mengenalkan sinar ultraviolet C (UV C) yang bertujuan untuk desinfeksi dan sterilisasi masker, barang-barang keperluan sehari-hari. Inovasi ini juga bisa berfungsi di ruang isolasi pasien Covid-19.
Sinar UVC efektif bunuh mikroorganisme
Staf Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BPI LIPI) Irwan Purnama menjelaskan, jika sinar UVC memiliki kemampuan yang bagus dalam membunuh mikroorganisme.
Banyak penelitian menyebutkan, sinar dengan panjang gelombang 200 hingga 288 nanometer ini terbukti bisa membunuh virus corona.
"Penelitian terbaru menyebutkan jika sinar UVC ini bisa membuat virus SARS-CoV-2 tidak aktif," kata Irwan dalam webinar bertajuk Red Forecast seperti dikutip dari laman ITS, Sabtu (2/10/2021).
Irwan menjelaskan, sinar UVC akan mengacaukan basa DNA terutama basa timin pada mikroorganisme. Menurut dia, penyerapan sinar ini akan membentuk dimer timin yang jika terbentuk dalam jumlah yang banyak akan menonaktifkan untai DNA.
"Dengan begitu, replikasi DNA akan terganggu sehingga virus lama kelamaan akan tidak aktif atau mati,” imbuhnya.
ITS kembangkan purwarupa Mask Sterilizer Box
Pemanfaatan sinar UVC ini berhasil dilakukan oleh tim Aptek BEM FTIRS dengan mengembangkan purwarupa Mask Sterilizer Box.
Perwakilan tim Aptek BEM FTIRS, Erchi Ad’ha Loyensya mengungkapkan, melonjaknya jumlah sampah masker sekali pakai saat pandemi Covid-19 saat ini menjadi latar belakang pengembangan teknologi tersebut.
"Purwarupa ini tidak hanya bisa mensterilkan masker namun juga barang sehari-hari seperti dompet, gelas, dan jam tangan," urai Erchi.
Erchi menjelaskan, alat ini bisa membunuh virus dan mikroorganisme lainnya hanya dalam waktu lima menit.
"Cara kerjanya mirip dengan lampu yang ada di kulkas. Hanya bedanya ini tombol akan tertekan dan lampu akan menyala ketika pintu ditutup," imbuhnya.
Akan disumbangkan ke desa binaan
Garapan tim Aptek BEM FTIRS ini masih terus dikembangkan dan nantinya disumbangkan kepada beberapa desa binaan Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) yang ada di lingkungan FTIRS.
"Inovasi teknologi berbasis sinar UVC semacam ini diharapkan akan terus membantu masyarakat agar bisa menjalankan kehidupannya dengan lebih aman, dan jauh dari jangkauan Covid-19," ungkapnya.
Tak hanya ITS, LIPI pun berhasil mengembangkan Autonomous UVC Mobile Robot (A-UMR) yang ditujukan untuk desinfeksi dan sterilisasi ruang isolasi pasien Covid-19.
Robot ini pertama dikembangkan pada tahun 2020 ketika banyak tenaga medis yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19 saat menjelankan tugasnya. A-UMR garapan LIPI tersebut saat ini telah tersebar di beberapa rumah sakit di Indonesia.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/10/02/154700771/mahasiswa-its-kenalkan-uv-c-untuk-desinfeksi-dan-sterilisasi-virus